Mengawali kompetisi BRI Super League 2025/2026, Persik Kediri membawa modal penting terkait kondisi fisik para pemain yang dinilai sangat prima. Ezra Walian dan rekan-rekannya siap menghadapi laga perdana melawan Bali United FC di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Bali.
Pelatih Ong Kim Swee dipastikan tak ingin mengendurkan fokus di masa persiapan ini. Sebaliknya, ia justru memperkuat program pemeliharaan fisik dengan cara yang lebih fleksibel. Salah satunya, dengan menyisipkan kegiatan rekreatif berupa latihan renang untuk mengendurkan otot para pemain.
Aktivitas di lapangan juga tetap berjalan, tetapi juga dibarengi dengan latihan peregangan guna memastikan otot para pemain tetap lentur dan siap digunakan secara maksimal. Hal ini menjadi bagian dari strategi Persik untuk meminimalkan risiko cedera sebelum kompetisi dimulai.
“Semua kondisi pemain sangat prima. Kita perlu menjaga keadaan ini sampai dimulainya kompetisi. Ada satu dua pemain sedang cedera. Mereka berlatih terpisah di bawah pengawasan tim medis dan fisioterapis,” kata dokter tim, Wildan Yahya sebagaimana dilaporkan ileague.id pada Sabtu (2/8/2025).
Pernyataan senada juga disampaikan oleh fisioterapis tim Persik, Alfian Yoga. Ia menegaskan pentingnya menjaga kondisi fisik, terutama bagi pemain yang mengalami kendala.
“Mereka latihan terpisah untuk menghindari cedera yang lebih parah. Bagi Persik, pemain adalah aset yang harus diperhatikan maksimal. Kami harus pastikan semua pemain siap menghadapi laga pertama melawan Bali United nanti,” jelas Alfian.
Latihan terpisah yang dirancang secara khusus untuk pemain cedera menjadi bentuk kehati-hatian tim dalam menjaga setiap personel. Dalam kompetisi panjang seperti BRI Super League, kesehatan pemain merupakan aspek vital yang tidak bisa dikompromikan.
Pentingnya Kondisi Fisik yang Prima untuk Bersaing
Persik Kediri menyadari bahwa kebugaran fisik adalah fondasi utama untuk bisa bersaing secara kompetitif di BRI Super League musim ini. Kompetisi yang padat dan intens memerlukan daya tahan tinggi serta performa yang konsisten dari setiap pemain.
Kondisi fisik yang optimal memungkinkan pemain tampil maksimal dalam aspek teknis, taktik, dan mental. Kekuatan, kecepatan, daya tahan, serta fleksibilitas fisik akan menjadi bekal penting dalam mengeksekusi strategi pelatih Ong Kim Swee secara efektif.
Selain itu, kebugaran juga mempercepat adaptasi antara pemain lama dan baru. Proses integrasi tim menjadi lebih efisien karena tidak terkendala oleh batasan fisik. Hal ini tentu berdampak langsung pada kekompakan tim di lapangan.
Persik telah menyiapkan 30 pemain berdasarkan rekomendasi pelatih. Seluruh pemain dipilih dengan mempertimbangkan kebutuhan strategi dan komposisi tim yang solid. Fokus utama latihan bukan hanya pada aspek teknis, tetapi juga peningkatan fisik yang intensif.
Dengan kondisi fisik yang prima, pelatih dapat lebih fleksibel dalam mengatur pola permainan, termasuk menerapkan tekanan tinggi ataupun taktik yang memerlukan stamina ekstra. Ini merupakan keunggulan tersendiri yang bisa dimanfaatkan Persik untuk bersaing di papan tengah hingga atas klasemen.
Konsistensi performa sepanjang musim pun lebih terjaga ketika pemain berada dalam kebugaran puncak. Penurunan performa akibat kelelahan bisa diminimalkan, memungkinkan tim tampil stabil dalam jangka panjang.
Tak kalah penting, kondisi fisik optimal juga berperan dalam mencegah cedera. Risiko pemain absen akibat cedera menjadi lebih kecil, sehingga keberlangsungan performa tim tidak terganggu oleh kehilangan personel kunci.
Kebugaran juga mendukung efektivitas latihan. Pemain bisa beradaptasi lebih cepat terhadap program yang diberikan pelatih. Hasilnya, pola permainan tim dapat dijalankan secara maksimal di lapangan.
Dari seluruh strategi dan pendekatan ini, terlihat bahwa Persik Kediri tidak hanya mengandalkan taktik dan teknik semata. Mereka juga memprioritaskan fondasi fisik sebagai modal utama untuk menyongsong musim baru yang penuh tantangan.