Siapa bilang futsal cuma buat cowok? Di lapangan 40 × 20 meter yang sempit tapi penuh strategi itu, semakin banyak perempuan unjuk gigi. Mereka hadir bukan hanya untuk “meramaikan,” tapi juga mencetak gol dan menembus batas stereotip.
Fenomena ini terlihat jelas di berbagai turnamen kampus dan daerah. Scoping review terbaru (Sarmento et al., 2024) mencatat bahwa minat dan partisipasi perempuan dalam futsal meningkat di berbagai negara, termasuk Indonesia. Meski belum ada angka resmi nasional, tren ini menunjukkan bahwa stigma mulai runtuh walau tantangan masih ada.
Stereotip yang Masih Menghantui
Meski jumlah pemain perempuan bertambah, stereotip masih membayangi. Penelitian di Universitas Estadual de Campinas, Brasil (Silva & Moreira, 2021) mengungkapkan bahwa pemain futsal perempuan kerap mendapat label “tomboy” atau “kurang feminin” hanya karena memilih olahraga ini.
Di Indonesia, komentar seperti “mainnya nggak sekencang cowok” masih sering terdengar di pinggir lapangan. Padahal, kemampuan teknik dasar futsal di antaranya dribbling, passing, shooting, tidak mengenal jenis kelamin.
Sebuah studi (Zulfa et al., 2024) menunjukkan bahwa dengan latihan berbasis small-sided games, pemain perempuan mengalami peningkatan signifikan pada kecepatan dan akurasi tendangan.
Tantangan Fisik dan Risiko Cedera
Main futsal itu intens. Gerakan eksplosif, sprint singkat, dan perubahan arah cepat menuntut kelincahan dan kekuatan. Penelitian di Padang (Zulfa et al., 2024) menemukan bahwa rata-rata VOmax pemain perempuan pemula meningkat dari 28,6 menjadi 37,9 ml/kg/menit setelah program latihan terstruktur masuk kategori “baik” untuk olahraga tim.
Namun, risiko cedera juga nyata. Studi oleh Rahmawati et al. (2020) menunjukkan bahwa cedera anterior cruciate ligament (ACL) lebih sering terjadi pada atlet perempuan karena faktor anatomi lutut dan hormon. Pemanasan khusus, latihan penguatan otot paha, dan teknik mendarat yang tepat sangat penting untuk pencegahan.
Fasilitas dan Dukungan yang Belum Merata
Sayangnya, belum semua tim futsal perempuan mendapat fasilitas memadai. Berdasarkan penelitian Sari & Putra (2022) lakukan di Musi Rawas menemukan bahwa sebagian besar tim perempuan harus berbagi lapangan dengan tim laki-laki, jadwal latihan terbatas, dan perlengkapan futsal seadanya.
Padahal, WHO sudah menegaskan bahwa olahraga tim, termasuk futsal, punya banyak manfaat untuk kesehatan mental dan rasa percaya diri. Bayangkan saja kalau dukungan fasilitas setara, maka potensi prestasi futsal perempuan mampu meningkat pesat.
Formasi dan Strategi di Lapangan
Banyak orang yang mengira futsal perempuan “lebih lambat” dibandingkan futsal laki-laki. Faktanya, permainan tetap taktis. Formasi futsal seperti 2–2 atau 3–1 sering digunakan untuk memaksimalkan serangan dan bertahan.
Walaupun belum banyak riset spesifik di Indonesia, studi taktik futsal putri di Spanyol (Serrano et al., 2020) yang menunjukkan bahwa variasi formasi dapat memengaruhi jumlah peluang gol secara signifikan.
Media Sosial Mampu untuk Mengubah Permainan
Kalau dulu prestasi futsal perempuan jarang diliput, tetapi sekarang Instagram dan TikTok jadi senjata ampuh. Banyak tim kampus justru mengunggah highlight pertandingan, latihan teknik dasar futsal, hingga tips memilih perlengkapan futsal yang nyaman.
Menurut penelitian Hasanah et al. (2024), dijelaskan kalau eksposur media sosial mampu meningkatkan minat penonton sebesar 40% dalam satu musim kompetisi futsal putri. Artinya, dukungan digital membuka pintu lebih banyak kesempatan, mulai dari sponsor hingga berbagai ajang internasional.
Melawan Stigma dan Mencetak Sejarah Baru
Di lapangan kecil itu, perempuan-perempuan ini sedang melakukan sesuatu yang besar. Mereka bukan hanya menggocek bola, tapi juga membongkar batasan yang dipasang oleh stereotip. Setiap gol, setiap tekel bersih, dan setiap selebrasi adalah pernyataan bahwa mereka juga mampu untuk menjadi juara axis.co.id.
Futsal bukan lagi soal siapa yang “pantas” main, tapi siapa yang siap kerja sama, berjuang, dan saling dukung. Dari kampus kecil sampai liga nasional, mereka menunjukkan bahwa kemenangan sejati adalah keberanian melangkah ke lapangan, meskipun dunia belum sepenuhnya mendukung.
Jadi, kalau suatu hari melihat tim futsal perempuan bertanding, luangkan waktu untuk menyaksikannya. Karena di setiap pertandingan, ada cerita perjuangan yang turut menembus batas dan ada sejarah yang sedang ditulis anc.axis.co.id.