Belum Pernah Menang, Red Bull Ring Jadi Ujian Lagi untuk Marc Marquez

Sekar Anindyah Lamase | Desyta Rina Marta Guritno
Belum Pernah Menang, Red Bull Ring Jadi Ujian Lagi untuk Marc Marquez
Marc Marquez (Instagram/marcmarquez93)

Marc Marquez tiba di Red Bull Ring dengan rasa percaya diri yang tinggi dan dengan bekal statistik yang hampir tak tertandingi musim ini. Pembalap asal Spanyol ini tengah memimpin klasemen sementara dengan keunggulan yang luar biasa, yakni 120 poin dari adiknya sendiri, Alex Marquez, yang berada di posisi kedua.

Raihan ini bukan datang secara kebetulan, melainkan buah dari kerja keras Marquez dan tim selama paruh pertama musim. Dari 24 balapan yang sudah digelar, Marquez berhasil meraih total 19 kemenangan, terdiri dari 11 kemenangan di sprint race dan 8 kemenangan di balapan Grand Prix.

Paruh kedua musim selalu menjadi fase krusial bagi para pembalap, terutama mereka yang menuju perebutan gelar juara dunia. Marc Marquez sendiri adalah kontender juara dunia, tapi sebelum itu, dia harud menghadapi tantangan yang ada di sirkuit Red Bull Ring.

Trek yang terletak di Spielberg, Austria, ini dikenal sebagai salah satu lintasan yang kurang bersahabat baginya. Melihat dari data di situs resmi MotoGP, motogp.com, sejak MotoGP Austria kembali masuk kalender pada tahun 2016, Marquez belum sekalipun menginjakkan kaki di podium teratas di sini. Posisi kedua menjadi hasil terbaik yang pernah ia catatkan.

Meski begitu, situasi tahun ini terasa berbeda. Marquez telah menunjukkan kemampuan luar biasa untuk menaklukkan sirkuit-sirkuit yang sebelumnya dianggap sebagai titik lemahnya.

Katakanlah Lusail di Qatar, Mugello di Italia, dan Assen di Belanda. tiga lintasan yang biasanya menyulitkannya, justru berhasil ia kuasai dengan sempurna. Di ketiga seri itu, Marquez meraih kemenangan mutlak, baik di sprint race maupun balapan utama.

Fakta tersebut seakan menegaskan bahwa Marquez versi 2025 adalah sosok yang jauh lebih matang, tangguh, dan siap menghadapi segala tantangan.

Kemampuannya untuk beradaptasi dengan karakteristik lintasan yang beragam membuktikan bahwa ia tak lagi hanya bergantung pada trek-trek favorit.

Mentalitasnya pun terlihat berbeda, alih-alih memikirkan sejarah buruk di sirkuit-sirkuit tadi, ia lebih fokus pada peluang untuk mengubah catatan tersebut menjadi kemenangan dengan menampilkan performa terbaik.

Momentum ini semakin menguntungkan karena pesaing terdekatnya di trek ini, Pecco Bagnaia, sedang berada dalam performa yang kurang konsisten.

Bagnaia, yang 3 musim terakhir menjadi raja tak terbantahkan di Red Bull Ring, belum menunjukkan kekuatan penuh di musim ini. Kondisi ini jelas bisa dimanfaatkan Marquez untuk menutup celah dan mengambil alih kekuasaan di lintasan tersebut.

Jika melihat hasil yang diraih musim ini, Marquez memiliki semua modal untuk mematahkan rekor buruknya di Austria. Keunggulan poin yang besar memberinya ruang untuk balapan dengan lebih tenang dan fokus tanpa harus terbebani dengan posisi di klasemen.

Bagi Marquez, kemenangan di Austria bukan hanya soal menambah koleksi trofi, tetapi juga tentang menegaskan dominasinya di musim ini dari semua aspek.

Menang di trek yang dulu menjadi 'musuh' akan memperkuat bukti bahwa ia adalah pembalap paling kompeten saat ini, dengan mampu tampil hebat di lintasan manapun, melawan siapa pun, dan dalam kondisi apapun.

Dengan lawan-lawan utama yang belum menemukan performa terbaiknya dan modal kemenangan di sirkuit-sirkuit sulit sebelumnya, bukan mustahil Red Bull Ring akan menjadi panggung berikutnya bagi Marc Marquez untuk menulis kemenangan ke-20 dan 21-nya musim ini.

Nah, kalau menurut kalian, bisakah Marc Marquez memenangkan balapan GP Austria yang akan datang? Jangan lupa saksikan GP Austria hari Sabtu (sprint race) dan Minggu (main race), tanggal 16-17 Agustus 2025.

CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak