Kekuatan Timnas Indonesia U-22 di gelaran SEA Games 2025 ini tereduksi cukup signifikan. Salah satu pemain andalan Pasukan Garuda Muda, yang juga merupakan bagian dari generasi emas saat menjuarai SEA Games edisi 2023 di Kamboja lalu, Marselino Ferdinan dipastikan menepi karena dikabarkan menderita cedera hamstring.
Imbas dari hal tersebut, seperti yang telah diinformasikan oleh laman Suara.com (4/12/2025), Indra Sjafri selaku pelatih tim ini memanggil wonderkid Persik Kediri, Rifki Ray Farandi bergabung ke skuat untuk menggantikan pemain AS Trencin tersebut.
Namun demikian, absennya Marselino Ferdinan tetaplah menjadi sebuah kehilangan yang besar bagi Pasukan Muda Merah Putih. Karena setidaknya, ada 3 alasan yang memperkuat statemen tersebut.
Apa sajakah itu? Mari kita ulas bersama!
1. Marceng adalah Pemain Paling Berpengalaman
Alasan pertama tentu saja kita melihatnya dari segi pengalaman bertanding. Jika dibandingkan dengan anggota skuat secara keseluruhan, tentunya Marceng memiliki pengalaman yang paling unggul karena menjadi pemain yang paling banyak bermain untuk Pasukan Garuda, mulai dari level U-15 hingga senior tanpa terputus.
Meskipun di tim ini ada pemain lain sekelas Ivar Jenner, Rafael Struick, Mauro Zijlstra dan sederet nama beken lainnya, namun secara pengalaman tentunya Marceng masih unggul baik dalam hal menit bermain, tingkatan Timnas ataupun atmosfer pertarungan internasional.
2. Pemain Kreatif dan Memiliki Kepercayaan Diri yang Tinggi
Alasan kedua mengapa Timnas Indonesia U-22 merasakan kehilangan besar imbas absennya Marceng adalah karena mereka akan kehilangan pemain yang kreatif dan memiliki kepercayaan diri tinggi.
Meskipun masih berusia muda, Marceng selama ini dikenal luas sebagai sosok yang memiliki kepercayaan diri tinggi dan kerap memamerkan skill bermain bolanya untuk mengelabuhi lawan yang dihadapi. Tak jarang, pergerakan-pergerakan dari eks pemain Persebaya Surabaya ini mengundang decak kagum karena berhasil memperdayai musuhnya di atas lapangan.
Selain itu, Marceng adalah pemain yang kreatif. Ketika skema permainan timnya menemui jalan buntu, Marceng biasanya bermain di luar pakem untuk membantu rekan-rekannya menciptakan peluang. Maka tak heran jika pelatih yang memainkannya kerap menugaskan Marceng untuk bermain free role untuk memaksimalkan kreatifitas yang dimilikinya.
3. Tipikal Pemecah Kebuntuan dengan Beragam Cara
Alasan ketiga, Marceng adalah tipikal pemain yang memiliki beragam cara untuk bisa menjadi pemecah kebuntuan timnya.
Para pendukung setia Timnas Indonesia tentunya masih ingat dengan gelaran SEA Games 2023 di Kamboja dua tahun lalu. Kala itu, Marceng sukses menciptakan gol perdana untuk Pasukan Garuda Muda setelah mereka beberapa waktu bertarung tanpa manuai hasil.
Laman match report transfermarkt.com mencatat, di laga perdana melawan Filipina U-22, Marceng menjadi pemecah kebuntuan Pasukan Muda Merah Putih setelah mereka hanya menemukan deadlock di sepanjang 45+1 menit permainan berjalan.
Sementara di laga kedua melawan Myanmar, segala usaha Indonesia yang sedari awal laga selalu saja terbentur dengan pertahanan grendel dari tim lawan, berhasil unggul berkat sepakan presisi yang dilepaskan Marceng dari luar kotak penalti.
Uniknya, baik di laga melawan Filipina maupun Myanmar tersebut, permainan Indonesia menjadi lebih rileks setelah Marceng menciptakan gol dan pada akhirnya diikuti oleh rekan-rekannya membobol gawang lawan.
Tanpa Marceng, Timnas Indonesia U-22 memang harus merasakan kehilangan yang cukup besar. Bukti awalnya bahkan sudah langsung kelihatan, di mana Pasukan Muda Merah Putih harus langsung tunduk di kaki Filipina, tim yang dua tahun lalu mereka kalahkan dengan salah satu gol yang tercipta melalui seorang Marselino Ferdinan.