PSSI secara resmi mencopot pelatih Indra Sjafri setelah sang juru taktik gagal memenuhi ekspektasi di SEA Games 2025 Thailand. Keputusan untuk mencopot pelatih asal Sumatera Barat ini merupakan dampak langsung dari kegagalan Timnas Indonesia U-22 mempertahankan medali emas dan bahkan mencapai target minimum perak yang dicanangkan pemerintah.
Diketahui, Garuda Muda datang ke turnamen multievent Asia Tenggara tahun ini dengan status mentereng sebagai juara bertahan setelah sukses di edisi 2023. Sayangnya, di bawah arahan Indra Sjafri yang kembali menukangi tim, pasukan Merah Putih tidak mampu berbuat banyak dan harus tersingkir menyakitkan di babak grup.
Kegagalan ini menjadi yang terburuk sejak 2009, di mana timnas Indonesia juga tersingkir di fase grup saat berstatus sebagai juara bertahan. Hasil minor ini memicu evaluasi mendalam dari PSSI.
Ketua Badan Tim Nasional (BTN) PSSI, Sumardji, mengumumkan keputusan tersebut dalam sebuah jumpa pers di Jakarta. Ia menyatakan bahwa evaluasi pertama yang dilakukan adalah pengakhiran hubungan kerja dengan Indra Sjafri.
"Dengan ini kami sepakat melakukan evaluasi yang pertama adalah pengakhiran hubungan kerja antara Coach Indra Sjafri dengan PSSI atau federasi," kata Sumardji, sebagaimana diungkap Antara News pada hari Selasa (16/12/2025).
Sumardji juga memastikan bahwa proses pengakhiran kerja sama ini akan dilakukan sesuai prosedur kontrak yang berlaku. Semua hak dan kewajiban dari kedua belah pihak akan dipenuhi.
"Jadi berkaitan dengan pengakhiran hubungan kerja, tentu hak dan kewajiban sesuai dengan kesepakatan, sesuai kontrak yang ada, wajib untuk sama-sama menjalankan hak yang harus diterima oleh Coach Indra Sjafri dan kewajiban yang harus dilakukan oleh federasi," imbuhnya.
Menariknya, Sumardji mengungkapkan bahwa pelatih berusia 62 tahun itu menerima keputusan pemutusan kontraknya dengan besar hati.
"Coach Indra Sjafri juga sudah kemarin kita ajak bicara setelah kami lakukan diskusi dengan teman-teman berkaitan evaluasi SEA Games ini dan Coach Indra menerima itu dengan lapang dada, dengan ikhlas," tuturnya.
Gagal Total: Tersingkir di Grup C dan Rapor Merah Pelatih
Kegagalan Timnas U-22 di SEA Games 2025 memang mencolok. Mereka finis sebagai runner-up Grup C dengan raihan 3 poin dari dua pertandingan.
Meskipun meraih kemenangan dramatis 3-1 atas Myanmar, Garuda Muda kalah produktivitas gol dari Malaysia. Hasil ini membuat mereka secara otomatis gagal menembus babak semifinal.
Langkah Ivar Jenner CS di Thailand dimulai dengan hasil buruk, yakni kekalahan 0-1 dari Filipina di laga pembuka, yang tercatat sebagai kekalahan pertama atas Azkals di ajang SEA Games.
Meski sempat bangkit dengan kemenangan 3-1 atas Myanmar berkat dua gol dari Jens Raven dan satu gol lainnya, selisih gol yang dicetak (total 3 gol) tidak cukup untuk mengungguli Malaysia (4 gol).
Bahkan, tim asuhan Indra Sjafri kalah dari Timor Leste dalam perhitungan runner-up terbaik, menunjukkan minimnya efektivitas serangan.
Menurut Sumardji, performa tim dianggap 'tak masuk akal' dan menjadi 'rapor merah' bagi pelatih. Beberapa faktor disoroti sebagai penyebab kegagalan.
Masalah utama yang terlihat adalah buruknya penyelesaian akhir, meskipun tim seringkali mendominasi peluang dalam pertandingan. Selain itu, tekanan psikologis sebagai juara bertahan dinilai membebani para pemain muda.