Beberapa minggu terakhir ini, kasus Covid-19 di Indonesia kembali meningkat dan terus bertambah. Indonesia dapat dikatakan telah memasuki gelombang ke-2 sejak masa pandemi Covid-19 resmi diumumkan.
Rekor tambahan kasus harian baru terus bermunculan, terutama saat memasuki bulan Juni 2021. Penambahan kasus ini disebabkan oleh adanya varian virus baru yang kita sebut dengan varian Delta. Virus ini berasal dari India dan disebut lebih berbahaya karena proses penyebarannya lebih cepat dan efek yang lebih para bagi mereka yang terinfeksi oleh varian virus tersebut.
Munculnya kasus ini membuat masyarakat sadar untuk melindungi diri dan orang-orang di lingkungan sekitarnya dengan selalu berada di rumah guna menghindari kerumunan. Selain itu, demi mendapatkan segala bentuk informasi terkini, masyarakat menggunakan dan memanfaatkan media untuk mengetahui setiap perkembangan di luar sana. Oleh sebab itu, saat ini kita hidup di era yang serba digital, dimana mayoritas dari kita bertransformasi dari masyarakat agaris menjadi masyarakat informasi.
Menurut Willian J. Martin (1995), masyarakat informasi adalah suatu keadaan di mana kualitas hidup, prospek untuk perubahan sosial dan pembangunan ekonomi masyarakat bergantung pada peningkatan informasi serta pemanfataannya. Dari pernyata diatas dapat kita lihat bahwa masyarakat informasi merupakan masyarakat yang setiap harinya memproduksi informasi yang ada serta mendistribusikannya ke dalam masyarakat atau saling bertukar informasi.
Kebutuhan masyarakat terhadap informasi tentunya menjadi penyebab media sangat memegang peran penting terkait supply bahwa informasi apa saja yang akan disajikan kepada publik. Media tentu akan menyajikan apa saja yang menurut mereka penting dan harus diketahui oleh masyarakat. Tak terkecuali bahkan mereka bisa mengesampingkan berita lain demi memilih satu berita highlight yang menurut mereka penting. Hal ini sejalan dengan Teori Agenda Setting yang dikemukakan oleh McCombs dan Shaw.
Di dalam teorinya, McCombs dan Shaw menyatakan bahwa media massa memiliki kekuatan dalam mempengaruhi bahkan membentuk pola pikir masyarakat yang terpapar oleh informasinya.
Jika mengacu pada hal tersebut dan dilihat pada situasi saat ini tentu dapat membentuk suatu fenomena sosial “infodemik” di tengah masyarakat dan diakibatkan oleh persebaran informasi yang sangat ramai di berbagai media. Infodemik sendiri merupakan kondisi di mana ada ketidakseimbangan informasi di masyarakat yang dapat menimbulkan ketidakpastian, sehingga timbul rasa cemas dan panik.
Hal ini digambarkan jelas oleh situasi dan kondisi sekarang, di mana muncul kepadatan informasi di tengah masyarakat yang akhirnya masyarakat bingung menentukan dan memilih berita mana yang mereka harus percayai terkait pandemi Covid-19.
Permasalahan diatas juga dipengaruhi oleh masih rendahnya tingkat literasi yang dimiliki masyarakat Indonesia. Selain itu, kecanggihan teknologi juga belum mampu diikuti oleh kemajuan para penggunanya sehingga semuanya dibuat menjadi serba cepat dan mudah didapatkan.
Teknologi yang canggih serta semakin banyaknya media yang ada memang memberikan nilai yang positif, tetapi semakin mudahnya kita memperoleh informasi juga memberikan dampak yang buruk, salah satunya pengaruh minat baca masyarakat yang rendah.
Hal ini membuat masyarakat hanya ingin membaca berita singkat yang harus mewakili seluruh berita atau pesan. Melihat kondisi saat ini, membuat semakin banyaknya oknum yang memanfaatkannya dengan melebih-lebihkan berita, bahkan membuat berita hoaks agar mendapatkan keuntungan semata.
Sejak awal pandemi, banyak kita temukan penyabaran berita hoaks bermunculan apalagi pada media sosial. Contoh kecilnya yaitu adanya pemberitaan terkait chip di dalam vaksin yang bisa melacak manusia ketika menerima vaksin tersebut.
Bahkan ada berita lainnya yang menyarankan untuk minum minyak kayu putih agar sembuh dari paparan virus Covid-19. Padahal cukup dengan mematuhi protokol kesehatan dan menjaga imun tubuh, kita dapat melindungi diri dan orang lain disekitar kita. Jadi, bijaklah dalam bermedia dan jangan telan mentah-mentah berita yang tersebar.