Ulasan Film Night Always Comes: Perjuangan Sengit di Malam yang Kelam

Hayuning Ratri Hapsari | Ryan Farizzal
Ulasan Film Night Always Comes: Perjuangan Sengit di Malam yang Kelam
Poster film Night Always Comes (IMDb)

Nights Always Comes adalah film thriller terbaru dari Netflix yang resmi rilis pada 15 Agustus 2025, dan langsung bikin aku terpaku di layar.

Disutradarai oleh Benjamin Caron dan diadaptasi dari novel karya Willy Vlautin, film ini dibintangi oleh Vanessa Kirby sebagai Lynette, seorang wanita tangguh yang berjuang mati-matian demi masa depan keluarganya.

Dengan durasi 1 jam 48 menit, film ini menghadirkan petualangan malam yang penuh ketegangan, emosi, dan realita hidup yang pahit. Yuk, simak ulasan berikut dan apa sih yang bikin film ini wajib ditonton!

Ceritanya berpusat pada Lynette, seorang wanita yang tinggal di Portland, Oregon, bersama ibu dan adiknya yang berkebutuhan khusus, Zack (Zack Gottsagen). Mereka terancam diusir dari rumah sewaan karena gentrifikasi yang bikin harga properti melambung.

Lynette punya waktu satu malam untuk ngumpulin 25.000 dolar agar bisa beli rumah itu dan selamatin keluarganya dari pengusiran. Tapi, ini bukan cuma soal duit. Malam itu membawa Lynette ke perjalanan berbahaya yang memaksanya menghadapi masa lalunya yang kelam, termasuk dunia kriminal yang pernah ia tinggalkan.

Alur film ini cepet banget, kayak naik roller coaster yang nggak pernah berhenti. Dari menit awal, kita langsung diajak masuk ke dunia Lynette yang penuh tekanan. Setiap keputusan yang dia ambil bikin kita ikut ngerasa was-was, apalagi pas dia mulai terjerumus ke dunia bawah tanah yang penuh risiko.

Ceritanya nggak cuma soal aksi, tapi juga ngeliatin sisi manusiawi dari perjuangan Lynette—cinta buat keluarganya, rasa bersalah atas masa lalu, dan tekad buat bikin hidup lebih baik. Ini yang bikin Night Always Comes lebih dari sekadar film thriller biasa; ada lapisan emosi yang bikin aku connect sama karakternya.

Ulasan Film Night Always Comes

Salah satu adegan di film Night Always Comes (IMDb)
Salah satu adegan di film Night Always Comes (IMDb)

Vanessa Kirby, yang main sebagai Lynette, benar-benar mencuri perhatian. Dia berhasil ngegambarin karakter yang keras di luar, tapi rapuh di dalam. Ekspresi matanya, gerakan tubuhnya, sampai nada suaranya bikin kita ngerasa perjuangan Lynette itu nyata.

Ada momen-momen di mana dia keliatan putus asa, tapi tetep nekat, dan itu bikin penonton ikut ngerasain beban berat di pundaknya. Chemistry-nya sama Zack Gottsagen juga manis banget, nunjukin hubungan kakak-adik yang penuh kasih sayang meski nggak selalu mulus.

Jennifer Jason Leigh sebagai ibunya Lynette juga nggak kalah oke, meski karakternya agak kompleks dan bikin penonton bingung antara simpati atau kesel.

Benjamin Caron, yang sebelumnya dikenal lewat serial The Crown, berhasil bikin Night Always Comes punya vibe yang gelap tapi estetis. Sinematografinya top banget—cahaya neon kota Portland di malam hari, dikombinasikan sama sudut kamera yang dinamis, bikin setiap adegan terasa intens.

Warna-warna kelam seperti biru tua dan abu-abu mendominasi, memberikan nuansa dingin yang sesuai sama tema cerita. Scoring musiknya juga pas, nggak lebay tapi mampu nambahin ketegangan di momen-momen kritis.

Ada beberapa adegan aksi yang bikin jantungan, meski nggak sebrutal film laga pada umumnya. Koreografinya sederhana tapi efektif, fokus pada ketegangan psikologis ketimbang kekerasan berlebihan.

Tapi, ada beberapa momen di mana pacing-nya terasa sedikit melambat, terutama di bagian tengah saat cerita lebih banyak ngobrol soal masa lalu Lynette. Buat sebagian orang, ini mungkin bikin agak bosan, tapi untungnya nggak terlalu lama.

Salah satu kekuatan Night Always Comes adalah cara film ini ngegambarin isu sosial kayak gentrifikasi, kesenjangan ekonomi, dan dampak trauma masa lalu.

Portland digambarin sebagai kota yang lagi berubah, di mana orang-orang kayak Lynette terjepit antara kenaikan biaya hidup dan perjuangan buat bertahan.

Film ini juga memberikan spotlight ke karakter yang biasanya nggak jadi fokus utama di film Hollywood—orang biasa yang berjuang di tengah sistem yang nggak ramah.

Pesan soal keluarga dan pengorbanan juga kuat banget. Lynette bukan pahlawan super; dia cuma orang biasa yang rela ngelakuin apa aja demi orang-orang yang dia sayang. Ini bikin ceritanya relatable, apalagi buat kita yang pernah ngerasa tertekan sama keadaan hidup.

Meski banyak kelebihan, Night Always Comes bukan tanpa cela. Beberapa subplot, kayak hubungan Lynette sama ibunya, terasa kurang dieksplorasi secara mendalam. Karakter pendukung lain, kayak teman-teman Lynette dari masa lalu, juga cuma muncul sekilas tanpa bikin dampak yang kuat.

Selain itu, ending-nya mungkin bakal ngerasa kurang puas karena terasa agak terburu-buru dan nggak sepenuhnya menjawab semua pertanyaan.

Secara keseluruhan, Night Always Comes adalah film yang solid buat kamu yang suka thriller dengan bumbu drama keluarga dan isu sosial. Vanessa Kirby bener-bener bawa film ini ke level yang lebih tinggi dengan aktingnya yang memukau.

Meski ada beberapa kekurangan kecil, seperti pacing yang kadang melambat dan subplot yang kurang tergarap, film ini tetep berhasil bikin aku terhanyut dalam perjuangan Lynette.

Dengan sinematografi yang kece dan cerita yang emosional, film ini cocok banget buat ditonton bareng temen atau keluarga sambil ngobrolin maknanya setelahnya.

Jadi, kalau kamu lagi nyari film yang bikin deg-degan sekaligus bikin mikir, Night Always Comes wajib masuk watchlist kamu. Langsung streaming di Netflix, dan siap-siap ikut ngerasain malam panjang yang penuh drama! Rating dari aku: 8/10. Oh iya, kalau kamu udah nonton, share pendapatmu di kolom komentar, ya Sobat Yoursay!

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak

Ingin dapat update berita terbaru langsung di browser Anda?