Baliho-baliho bertebaran di mana-mana yang membuat semakin heboh pemberitaan di berbagai media. Aroma berbau Pilpres 2024 semakin menyengat dengan semakin sengitnya persaingan menuju kursi presiden 2024.
Entahlah ada apa dibalik baliho-baliho yang bertebaran dimana-mana dengan menjual penderitaan rakyat yang susah saat pandemi demi meraup suara rakyat pada Pilpres 2024. Sungguh terasa ironis sekali dan agak memalukan.
Sementara lembaga-lembaga survei masih berkutat dengan potensial calon-calon presiden 2024 beserta statistik-statistik yang bertebaran menghiasi potensial calon-calon presiden 2024.
Baliho yang bertebaran menjadi sorotan seperti baliho Puan Maharani dan Airlangga Hartarto. Mengingat Puan Maharani yang saat ini menjabat sebagai Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) yang notabene sebagai contoh atau teladan bagi rakyat.
Sementara Airlangga Hartarto yang menjabat sebagai Menko Perekonomian sekaligus Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Penanganan Ekonomi Nasional (KPCPEN) yang terkait langsung dalam penanganan Covid-19 serta pemulihan ekonomi nasional.
Seharusnya kedua pejabat tersebut berfokus dalam membantu pemerintah untuk menangani Covid-19, mengingat pandemi Covid-19 sangat menyengsarakan rakyat Indonesia pada umumnya.
Dan lebih memiliki rasa kepekaan dalam krisis (sense of crisis) dan lebih memiliki rasa empati kepada rakyat yang terkena dampak pandemi Covid-19.
Ajang Pilpres 2024 kian memanas, namun saat ini untuk membahas siapa calon presiden 2024 rasanya masih kurang pantas, mengingat kondisi perekonomian Indonesia yang tak menentu dan rakyat masih dalam kondisi susah. Terlalu dini untuk melihat siapa calon presiden 2024 selanjutnya.
Rakyat saat ini tidak butuh jargon-jargon politik 2024, yang rakyat butuhkan saat ini adalah suapan nasi agar bisa bertahan hidup dalam menghadapi pandemi Covid-19.