Urusan cinta memang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. Ibarat manis yang tidak bisa dipisahkan dari gula, dan asin yang tidak bisa dipisahkan dari garam. Hiruk pikuk manusia dalam kehidupan, salah satunya karena adanya pemenuhan cinta.
Sebagian mereka mengatakan bahwa pemenuhan cinta dalam kehidupan bisa berawal dari ikatan pacaran. Bahkan mereka mengatakan, "Pacaran membuat lebih terhormat." Benarkah? Untuk menemukan jawaban atas pertanyaan tersebut, marilah kita tengok dan cek menggunakan tiga metode, yaitu secara fakta, data dan dalil.
1. Secara fakta
Secara fakta, benarkah pacaran itu lebih terhormat dari menjomblo? Sekedar contoh di dalam film Virgin. Film ini mengisahkan tiga remaja putri yang sedang mencari jati diri dalam pergaulannya, termasuk pacaran. Salah satu dari remaja tersebut ada yang kurang mampu. Ia ingin membeli HP baru yang bagus dan segala aksesoris pacaran. Akhirnya, demi mewujudkan keingianannya itu, ia rela menjual dirinya kepada laki-laki hidung belang.
Sementara sebagian dari tiga remaja itu ada yang kaya. Saking kayanya, sampai-sampai ada remaja yang sudah punya pacar dan ketika hari ulang tahunnya ia rela melelang pacarnya pada semua orang, baik laki-laki maupun perempuan yang menawar dengan harga tinggi bisa bercinta dengan pacarnya. Dan anehnya, si pacar itu iya-iya saja.
Kembali ke soal pacaran, secara fakta tidak ada benarnya jika pacaran itu dikatakan terhormat. Dari mana terhormatnya jika seorang remaja demi mendapatkan uang atau prestise ia menjual pacarnya?
2. Secara data
Secara data, apakah pacaran itu terhormat? Konon pacaran adalah penjajakan pranikah agar bisa saling mengenal lebih dalam. Data yang ada membuktikan bahwa pelaku pacaran adalah anak bau kencur, masih berseragam SMP atau SMA. Jika mereka pelaku pacaran, jelas mereka jauh dari pembahasan pernikahan. Mereka pacaran untuk tujuan bersenang-senang.
Koran Republika mempunyai data bahwa perselingkuhan menempati urutan pertama (9,16%) atau setiap dua jam ada tiga pasangan bercerai gara-gara perselingkuhan (Republika 07/01/2007). Jadi, bukan sebuah jaminan orang yang sudah kenal luar-dalam tidak akan selingkuh atau cerai. Yang sudah nikah lama saja masih berpotensi terjadinya perceraian dan perselingkuhan.
3. Secara dalil
Secara dalil, baik ayat atau hadis, apakah pacaran itu aktivitas yang terhormat? Salah satu dalil yang menohok ke aktivitas pacaran adalah Alquran surah al-Isra ayat 32, "Dan janganlah kamu dekati zina...."
Larangan dalam ayat ini memang hanya berupa larangan mendekati zina, tidak secara langsung mencantumkan kata pacaran. Namun, pacaran sudah termasuk di dalamnya, sebab pacaran adalah pengembangan dari aktivitas mendekati zina.
Berdasarkan ayat di atas, pacaran memang bukan perbuatan zina, tetapi ia lebih ke arah perbuatan mendekati zina. Dan sebagaimana Allah melarang zina, Dia juga melarang manusia dari perbuatan yang mendekati zina alias pacaran.
Inilah tiga metode, secara fakta, data dan dalil, yang berkenaan dengan pertanyaan, "Apakah pacaran itu terhormat?" Silakan diambil hikmahnya. Semoga manfaat!