Fenomena Ngemis Online, Apa Saja yang Harus Dilakukan untuk Mengatasinya?

Hayuning Ratri Hapsari | CANTIKA SARI
Fenomena Ngemis Online, Apa Saja yang Harus Dilakukan untuk Mengatasinya?
Ilustrasi TIkTok (Pexels.com/cottonbro)

Melakukan live di akun sosial media sudah menjadi hobi bagi sebagian besar pengguna dunia maya. Tidak hanya di Instagram, Facebook, atau YouTube, fitur Live di TikTok menjadi salah satu yang paling sering digunakan dan digemari.

Live yang dilakukan di TikTok juga sangat beragam, mulai dari konten menjual barang, konten menyanyi, mengenalkan suatu produk, sampai dengan konten ngemis online

Ngemis online kini banyak dilakukan di akun TikTok, banyaknya viewers yang mengirimkan sticker kepada penggunanya. Sticker yang dikirim ini kemudian bisa dikonversikan dalam bentuk rupiah yang kemudian dijadikan pendapatan bagi pengguna. 

Aksi ngemis online yang dilakukan dimedia sosial ini juga beragam, salah satu yang hangat diperbincangkan adalah konten mandi lumpur. Bahkan seorang nenek sampai pingsan dalam melakukan aksi ini.

BACA JUGA: Maraknya Fenomena Ngemis Online di Aplikasi Tiktok yang Kian Menjamur

Padahal, aksi mengemis di kehidupan nyata jelas ditentang oleh pemerintah. Banyak usaha yang dilakukan pemerintah untuk  kesejahteraan masyarakat. Salah satunya adalah melalui dinas sosial dengan mengurangi jumlah pengemis. 

Lantas, mengapa aksi ngemis online kini marak dilakukan ? Aksi ngemis online ini tentu bisa terjadi karena beberapa hal.

1. Ekonomi

Sudah menjadi rahasia umum jika pengangguran di Indonesia ini semakin hari semakin meningkat, apalagi lapangan kerja yang kurang.

Banyak para pekerja yang masih mendapatkan penghasilan di bawah UMR, gaji tersebut terkadang tidak cukup untuk memenuni kebutuhan hidup. Hal tersebut menjadi alasan yang mendasar kenapa ngemis online dilakukan.

2. Perkembangan teknologi

Jika biasanya ngemis dilakukan dijalanan atau rumah ke rumah. Perkembangan teknologi menjadikan orang bebas dalam menggunakan teknologi.

Tidak ada syarat khusus dalam penggunaan teknologi, semua orang bisa menggunakannya secara mudah dan bebas, termasuk dalam ngemis online ini.

3. Mentalitas dan persepsi

Mentalitas kebanyakan orang Indonesia yang tidak tega dan suka menolong tentunya mendukung aksi ngemis online ini. Meskipun sebenarnya mempunyai niat yang baik.

Namun, tetap saja dengan memberikan kemudahan dalam ngemis online, akan memperburuk mentalitas. Selain itu semakin hari nilai hiburan mengalami perubahan.

Jika dulu hiburan selalu identik dengan hal yang lucu, kini hiburan bagi masyarakat menjadi konten yang menyusahkan atau menyiksa orang lain. Banyak orang yang merasa terhibur dengan konten seperti ini. 

BACA JUGA: Bukan dengan Mandi Lumpur, Ini 5 Cara Benar Dapatkan Uang dari Media Sosial

Dengan maraknya ngemis online ini, tentunya harus ada tindakan atau solusi dari masalah tersebut. Bisa saja solusi yang harus dilakukan ada di beberapa hal.

1. Pemerintah

Dengan maraknya hal ini sama saja dengan meningkatkan pengemis di Indonesia. Meskipun pemerintah melakukan banyak cara untuk mengurangi pengemis di kehidupan nyata.

Ngemis online juga perlu menjadi perhatian dan perlu regulasi yang jelas untuk mengatur hal ini. Sehingga konten ngemis online bisa berkurang. 

2. TikTok

Algoritma yang dibentukTikTok tentu perlu dipertimbangkan kembali. Meskipun, juga mendapat keuntungan dari ngemis online. Tapi, hal ini tentunya akan berdampak buruk.

Konten-konten yang mendidik dan bermanfaat tentunya akan berkurang. Sama seperti facebook dan Instagram, tentunya TikTok bisa melakukan pemblokiran terhadap kasus seperti ini.

3. Masyarakat atau viewers

Dengan tidak menonton dan memberikan sticker kepada pengguna yang melakukan ngemis online. Tentunya sangat membantu untuk mengurangi konten seperti ini. 

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak