Perempuan tomboy sering kali mengalami stigmatisasi dan diskriminasi di masyarakat karena keberaniannya dalam mengekspresikan diri dan memiliki sifat yang lebih sering dikaitkan dengan laki-laki.
Namun, faktanya sifat dan perilaku seseorang tidak sepenuhnya ditentukan oleh jenis kelamin mereka. Berbagai faktor dapat memengaruhi mengapa seorang perempuan bisa menjadi maskulin atau tomboy.
Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi sifat dan perilaku seseorang adalah lingkungan sosial di mana mereka tumbuh dan berkembang. Beberapa lingkungan sosial dapat memperkuat stereotip gender tradisional, sementara lingkungan lainnya lebih menerima perbedaan.
Jika seorang perempuan tumbuh dalam lingkungan yang mendorong keberanian, keberanian, dan independensi, maka hal itu dapat memengaruhi sifat dan perilaku yang mereka kembangkan.
Selain itu, preferensi pribadi juga dapat memengaruhi sifat dan perilaku seseorang. Beberapa perempuan mungkin merasa lebih nyaman dan mudah berinteraksi dengan sifat yang lebih sering dikaitkan dengan laki-laki, seperti bersikap tegas, agresif, dan mandiri.
Namun, setiap orang memiliki preferensi yang berbeda-beda dan yang terpenting adalah membiarkan setiap orang menjadi diri mereka sendiri tanpa takut dicap sebagai aneh atau tidak wajar.
Ada juga faktor biologis yang dapat memengaruhi perilaku seseorang, termasuk perempuan tomboy. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa hormon, seperti testosteron, dapat memengaruhi perilaku seseorang. Namun, faktor lain juga dapat memengaruhi sifat dan perilaku seseorang, seperti pengalaman hidup dan lingkungan sosial.
Mempertahankan stereotip gender tradisional dan memaksa seseorang untuk memilih atau menunjukkan perilaku tertentu berdasarkan jenis kelamin mereka dapat memiliki dampak negatif pada individu dan masyarakat.
Hal ini dapat mengurangi rasa percaya diri seseorang, mengurangi kemampuan mereka untuk mengekspresikan diri, dan menghasilkan ketidakadilan dan diskriminasi.
Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk menerima perbedaan dan membiarkan setiap orang menjadi diri mereka sendiri.
Perempuan tomboy bukanlah anomali, tetapi merupakan salah satu dari beragam sifat dan perilaku manusia yang alami dan tidak dapat dihindari. Mempertahankan perspektif yang terbuka dan menerima perbedaan dapat membantu menciptakan masyarakat yang inklusif dan adil bagi semua orang.
Referensi:
Karraker, K. H., & Lake, M. C. (2008). Child gender and the transition to young adulthood. Social Science Research, 37(4), 1097-1112.