Pernikahan sering kali digambarkan sebagai "happily ever after," tapi kenyataannya, ini lebih seperti perjalanan penuh liku dengan berbagai tahapan yang harus dilewati.
Bayangkan hubungan pernikahan sebagai perjalanan panjang yang penuh tantangan dan kesempatan untuk tumbuh bersama. Menyadur dari forbes.com, berikut ini Yuk, 6 fase yang biasanya dialami dalam evolusi pernikahan:
1. Tahap Cinta Menggebu-gebu
Ini adalah masa-masa indah di awal hubungan, di mana segala hal terasa sempurna. Kamu dan pasangan seperti tak terpisahkan, selalu ingin memenuhi kebutuhan satu sama lain. Semua terasa begitu menyenangkan—kalian saling memahami, mendukung, dan menikmati setiap momen bersama.
Di tahap ini, pernikahan terasa seperti dongeng yang jadi kenyataan. Kamu dan pasangan bisa melewati hari-hari dengan penuh cinta, seolah dunia di luar sana tidak ada artinya.
2. Saat Realita Mulai Menyapa
Masa bulan madu pun berakhir, dan realita mulai muncul. Tiba-tiba, kamu menyadari bahwa pasanganmu tidak selalu bisa memenuhi semua harapanmu, dan hal ini mungkin membuatmu kecewa. Di sinilah mulai muncul sedikit gesekan—ekspektasi tak selalu terpenuhi, dan cinta yang awalnya tanpa syarat sekarang mulai dibumbui dengan sedikit syarat.
Mulailah muncul sikap saling mengkritik, di mana kamu dan pasangan mungkin merasa kecewa ketika hubungan tidak seindah yang dulu.
3. Fase Perang Dingin
Kekecewaan yang berkelanjutan bisa berubah menjadi kemarahan. Di sini, kamu dan pasangan mungkin mulai memasuki fase "perang dingin," di mana perdebatan tentang hal-hal seperti uang, waktu bersama, atau bahkan hal-hal kecil menjadi semakin sering terjadi. Beberapa pasangan mungkin bahkan melakukan tindakan balas dendam sebagai bentuk pelampiasan.
Tahap ini bisa jadi sangat melelahkan karena kedua belah pihak merasa perlu membuktikan atau mengendalikan satu sama lain.
4. Bertahan Demi Kebaikan Bersama
Setelah melewati konflik yang cukup intens, kamu dan pasangan mungkin merasa lelah dan memutuskan untuk bertahan dengan cara yang lebih tenang. Pada tahap ini, cinta romantis mungkin mulai pudar, tapi komitmen untuk tetap bersama dan menjaga hubungan masih ada.
Kalian mungkin mulai fokus pada hal-hal yang lebih besar dari sekadar hubungan berdua, seperti membangun rumah tangga, mendukung karier masing-masing, atau membesarkan anak. Meskipun hubungan mungkin terasa kurang "berapi-api," ada kepuasan dalam bekerja sama untuk tujuan yang lebih besar.
5. Menemukan Kembali Diri Sendiri
Setelah melalui berbagai pasang surut, kamu mungkin mulai sadar bahwa mengandalkan pasangan untuk memenuhi semua kebutuhan emosionalmu bukanlah hal yang realistis. Di tahap ini, kamu dan pasangan mulai mencari kebahagiaan di luar hubungan pernikahan.
Kamu mungkin kembali menekuni hobi, mempererat persahabatan, atau mengejar karier yang lebih memuaskan. Fase ini bukan berarti kamu dan pasangan saling menjauh, tapi lebih tentang menemukan kebahagiaan dan kepuasan sebagai individu, bukan hanya sebagai pasangan.
6. Mencapai Kedewasaan
Tahap terakhir adalah ketika kamu dan pasangan benar-benar dewasa dalam hubungan. Di sini, kamu mulai menerima kenyataan hubungan apa adanya, tanpa perlu memaksakan ekspektasi yang terlalu tinggi. Kamu dan pasangan sudah belajar untuk mandiri secara emosional, tapi tetap memiliki ikatan yang kuat.
Kamu mulai memahami bahwa kebahagiaanmu adalah tanggung jawabmu sendiri, bukan pasanganmu. Ini adalah fase di mana kamu dan pasangan bisa saling menerima, mendukung, dan menjalani hidup dengan cara yang lebih damai dan stabil.
Pernikahan bukanlah sekadar soal "hidup bahagia selamanya." Ini adalah perjalanan yang penuh dengan tantangan, pelajaran, dan tentu saja, banyak momen indah juga. Dengan memahami tahapan-tahapan ini, kamu bisa lebih siap menghadapi setiap perubahan dalam hubungan dan tumbuh bersama pasangan.
Jangan takut jika hubunganmu berubah, karena itu berarti kamu dan pasangan sedang dalam proses menjadi versi terbaik dari diri kalian berdua!
BACA BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE