Salah satu tahapan yang harus dilalui mahasiswa adalah program Kuliah Kerja Nyata (KKN). KKN menjadi instrumen penting sebagai momen bagi mahasiswa untuk mengaktualisasikan ilmu yang sudah didapatkan di kampus kepada kehidupan masyarakat.
Tridharma Perguruan Tinggi menjadi istilah sakral dalam dunia mahasiswa, dan poin ketiga terdapat pengabdian, maka melalui KKN mahasiswa diharapkan bisa mengenali kehidupan masyarakat dengan melaksanakan berbagai program KKN sebagai bentuk pengabdian.
Namun sedikit saya agak heran, ketika ada pemilihan lokasi/tempat KKN justru ada mahasiswa yang memilih lokasi KKN di tempat yang jauh, bahkan ada yang sampai keluar pulau.
Alasannya, karena ingin betul-betul melakukan pengabdian, melihat kondisi desa terutama di pelosok terkait bagaimana mereka bisa hidup, dan berbagai alasannya yang lainnya.
Menurut saya itu memang nggak salah dan sah-sah saja, tapi kalau mengatakan KKN yang jauh dari kampus itu lebih baik, mungkin saya nggak bisa seratus persen setuju. Berikut saya akan beberkan kenapa KKN dekat kampus itu lebih enak ketimbang KKN yang jauh dari kampus.
Tidak merepotkan dosen pendamping
Seperti diketahui kalau KKN itu tentu ada dosen pendamping, mereka juga punya jadwal tertentu untuk sewaktu-waktu berkunjung di lokasi KKN untuk melakukan evaluasi dan monitoring.
Ketika lokasi KKNnya jauh tentu itu bisa merepotkan dosen, belum lagi kalau mereka punya kesibukan lain di kampus, seperti mendampingi mahasiswa skripsian, mengajar, dan melakukan riset. Dengan lokasi KKN yang jauh jelas lebih merepotkan ketimbang yang dekat. Artinya ketika lokasi KKN dekat, setidaknya itu bisa mengurangi sedikit beban dosen untuk melakukan kunjungan.
Minim tersesat
Melaksanakan KKN dengan dekat kampus juga bisa mengurangi kemungkinan tersesat. Dulu ada pernah kasus, ada salah satu mahasiswa KKN yang ditinggal teman KKNnya karena ada urusan tertentu yang harus diselesaikan. Alhasil, mahasiswa yang ditinggal itu pun terpaksa ke lokasi KKN secara sendirian.
Apesnya ia malah mengalami tersesat di jalan dan berjam-jam harus berputar. Beruntung sih ia bisa sampe ke lokasi KKN, tapi dengan catatan ia berputar cukup jauh.
Seandainya lokasi KKNnya dekat kampus mungkin itu bisa mengurangi yang namanya tersesat, bahkan bisa dibilang tidak akan tersesat. Apalagi kalau memang sudah pernah mengunjungi tempat tersebut.
Mudah mengurus ketika ada keperluan di kampus
Ada beberapa mahasiswa yang pada saat KKN, ternyata masih ada tugas kuliah yang harus diselesaikan di kampus. Posisinya mereka ingin mengejar target dan ingin menyelesaikan studinya dengan cepat. Makanya, ia juga menyisakan waktu untuk menyelesaikan tugas kuliah yang lain pada saat KKN.
Jika ini terjadi, tentu sangat sulit melakukannya jika lokasi KKN jauh dari kampus. Sementara kalau lokasi KKN dekat kampus, kan bisa ambil waktu sedikit untuk ke kampus menyelesaikan tugas, dan setelah itu tinggal kembali lagi ke lokasi KKN karena sudah dekat.
Masalah yang kadang juga ditemukan pada saat KKN terkait laporan yang tidak ditanda tangani memang kepala desa. Kalau lokasi KKNnya jauh kan bisa repot lagi kalau harus bolak-balik lagi ke lokasi KKN untuk urus tanda tangan dan revisi laporan.
Mudah beradaptasi
Mudah beradaptasi tentu sangat dipengaruhi oleh kondisi masyarakat setempat dan juga para mahasiswa KKN sendiri, ini memang butuh keahlian. Namun ketika lokasi KKNnya yang jauh dari kampus, apalagi kalau sudah masuk pelosok yang di mana masyarakatnya masih minim yang tahu bahasa Indonesia, tentu itu lebih menyulitkan lagi untuk bisa beradaptasi.
Ketimbang kalau lokasi KKN yang dekat kampus, tentu masyarakat sudah tahu dari kampus mana dan itu bisa saja lebih memudahkan beradaptasi jika memang mahasiswanya survive.
Nah, gimana menurut kamu, lebih enak mana KKN yang jauh dari kampus atau dekat dengan kampus?
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
