Benarkah Orang Jujur Sulit Sukses di Dunia Bisnis?

Hernawan | Axel Axel
Benarkah Orang Jujur Sulit Sukses di Dunia Bisnis?
Ilustrasi bisnis (Freepik.com/pressfoto)

“Dalam kehidupan, seringkali kita temukan orang-orang jujur yang tertindas dan orang-orang curang yang menang. Kejujuran bukanlah hal utama lagi dalam kehidupan manusia; yang penting cuan, cuan, dan cuan. Untuk apa saya jujur, jika akhirnya hanya akan kalah dengan orang yang meng-halalkan segala cara?”

Setidaknya seperti itulah hal-hal yang terlintas di pikiran saya ketika mempelajari segala hal mengenai cara-cara dan tips dalam menjalankan bisnis di dunia modern. Buat apa kita bekerja dengan sangat keras dan dengan jujur, jika hanya akan kalah kedepannya pada sang penjilat yang bekerja hanya ketika ‘dipecut’ atau sedang diperhatikan.

Untungnya, saya tetap memiliki dan mempertahankan prinsip saya tersebut; “Jangan pernah berbohong demi kepentingan sendiri, terlebih lagi jika merugikan pihak lainnya.”

Mirisnya, banyak sekali masyarakat yang tidak memiliki keteguhan prinsip seperti saya, atau lebih kuat dari saya. Satu kejadian tidak mengenakan saja, mereka dapat berubah 180 derajat dalam menjalani hidup. Yang tadinya ceria, dapat menjadi pemurung dan tertutup, serta tidak percaya kepada orang lain lagi.

Makhluk yang paling berbahaya itu apa ya?

Ada sebuah kata-kata yang dapat memiliki dua arti. Kata-kata ini dipopulerkan oleh James Baldwin, yang mengatakan “The most dangerous creation of any society is the man who has nothing to lose.”, yang berarti “Makhluk paling berbahaya adalah makhluk yang tidak memiliki ketakutan/merasa kehilangan jika kalah.”

Jika kita baca, quotes ini jelas sangat menginspirasi dan membakar semangat orang-orang yang sedang terpuruk. Toh mereka sudah tidak akan merasa kalah dalam pertempuran, sekalian saja mati di medan tempur. Namun, seperti yang saya bilang barusan, quotes ini dapat menginspirasi suatu hal positif dan juga negatif. Mengapa demikian?

Jika perkataan tersebut dibaca oleh orang positif, maka hasilnya akan positif. Orang tersebut akan menggunakan inspirasi dan tekad yang membara untuk berjuang sekuat tenaga untuk berhasil dalam hal apapun yang dilakukan.

Dalam konteks ini, kita gunakan dalam hal berbisnis. Orang positif akan menggunakan hal-hal yang sesuai dengan standard etika bisnis yang ada seperti memperlihatkan postur tubuh dan bahasa tubuh yang baik, mengenakan pakaian yang rapih, menggunakan bahasa yang sopan, dan lain sebagainya. Namun, akan sangat berbahaya jika orang negatif yang tersulut motivasi tersebut. Orang negatif akan menggunakan semangatnya untuk mendapatkan uang atau kesuksesan dengan berbagai cara, seperti melakukan penipuan, atau hal-hal kriminal lainnya.

Buat apa sih mempelajari Etika Bisnis? Emang penting ya?

Maka dari itu, mempelajari Etika Bisnis sangatlah penting. Pengetahuan mengenai cara-cara berbisnis dengan baik dan bersih akan menjauhkan kita dari perilaku yang dapat merugikan pihak lainnya. Dengan berbisnis dengan bersih pula, kita akan mendapatkan reputasi yang baik di masyarakat.

Suatu perusahaan dengan pemimpin yang memiliki etika yang baik pasti memiliki tujuan perusahaan yang tidak terfokus hanya pada pencapaian keuangan, namun efek dan manfaat yang ada di masyarakat luas. Penting untuk diingat bahwa keberhasilan suatu bisnis tidak hanya diukur dari segi finansial/keuangan; namun dari seberapa bermanfaat keberadaan bisnis tersebut bagi masyarakat luas.

Untuk menutup ocehan saya pada artikel ini, saya ingin mengingatkan bahwa kejujuran dan integritas dalam bisnis adalah aset yang berharga bagi suatu perusahaan. Kedua hal tersebut dapat membantu kita dalam membangun reputasi yang kuat dan hubungan yang berkelanjutan dengan pihak lain. 

So, tetaplah jadi orang baik dan jujur ya, meskipun hidup sedang pahit. Seperti di film-film kebanyakan, yang jahat akhirnya kalah, walaupun yang baik akan babak belur di awal-awal film.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak