Dear Suara.com, saya kira menjadi ibu adalah hal yang mudah, karena hampir semua wanita terlihat bisa melakukannya. Namun ternyata setiap orang memiliki tantangan masing-masing.
Saya hidup di lingkungan yang cukup positif dan selalu support apapun keadaan saya, tapi tetap saja ada yang masih mengganjal. Lantas saya kurang apa? Bersyukur? Dari sini saya tahu bahwa kebahagiaan dan kepuasan itu relatif, apa yang dipandang seseorang mewah ternyata bukan yang saya impikan.
Jika definisi bekerja adalah pergi ke kantor dan menghasilkan uang, sebenarnya saya tidak pernah melakukannya. Sebelumnya saya adalah volunteer aktif di sebuah komunitas sosial di kota saya.
Bisa dikatakan hampir setiap hari saya bertemu banyak orang, merencanakan project hampir tiap pekan, dan melakukan banyak hal yang membuat orang-orang bertumpu pada saya. Rasanya menyenangkan seperti menggenggam banyak balon warna-warni di hidup saya.
Ketika menjadi ibu, saya tidak dapat melakukan itu lagi. Ini seperti meledakkan balon milik saya sendiri, membuat saya kaget dengan perubahan dan kehilangan secepat ini. Pada satu titik, saya merasa aneh. Tidak marah, tidak sedih, tapi tiba-tiba menangis. Hanya seharian di rumah, tidak banyak beraktivitas, tapi tubuh lelah. Saya bisa tertawa, tapi rasanya hampa.
Dalam keadaan terburuk, saya merasa kehilangan value diri. Bukan tidak bangga menjadi ibu. Tapi saya ingin dikenal sebagai saya sendiri. Bukan hanya ibu dari seorang anak atau istri seseorang. Saya seperti kehilangan identitas saya. Jika dibilang hanya memberi makan pada ego saya sendiri, saya tidak menyalahkan statement tersebut.
Pertemuan dengan YourSay
![Beberapa artikel Dea Pristotia yang diterbitkan oleh YourSay [doc. pribadi/Dea Pristotia]](https://media.arkadia.me/v2/articles/deapristo/ltffwwoV29qj4T9P7nl12lQNviYYP6UW.png)
Saya merasa harus melakukan sesuatu, bukan hanya mengutuk keadaan. Inilah yang menjadi awal pertemuan dengan YourSay. Sebenarnya saya juga mencoba beberapa platform lain yang berbasis UCG (User Generated Content). Namun sama seperti jodoh, ternyata platform yang cocok dan membuat saya bertahan sejauh ini hanya YourSay.
Tulisan pertama saya di-publish oleh yoursay.id pada tanggal 24 Oktober 2022. Masih teringat jelas memori kala itu. Ketika mendapat email yang berisi pemberitahuan bahwa tulisan saya telah dipublikasikan, saya membuka tautan link tersebut. Mata saya berkaca-kaca ketika membaca nama saya terpampang sebagai penulis artikel tersebut. Menatap beberapa saat dengan haru, saya punya identitas baru: freelancer writer!
Bisa dibilang ini adalah titik balik di hidup saya. Tidak lagi kehilangan value diri, atau tersesat atas identitas saya sendiri. Saya merasa hidup, berdaya, dan yang paling penting memberi makan ego saya. YourSay pada akhirnya membuat saya tetap waras sebagai ibu meskipun hanya di rumah.
Masya Allah, saya juga tidak perlu menghadapi drama seperti cerita teman-teman yang lain. Artikel pertama saya lolos, lancar, langsung publish tanpa perlu revisi. Namun drama justru muncul di minggu selanjutnya. Revisi beberapa kali, artikel ditolak, hingga yang paling menyedihkan adalah email balasan yang berisi, "Artikel ini telah ditulis member lain." Tapi keberhasilan, bukan untuk insan yang mudah menyerah, bukan?
Penulis: Cita-cita Sejak Kelas 6 SD
![ilustrasi surat [doc. pribadi/Dea Pristotia]](https://media.arkadia.me/v2/articles/deapristo/l3Xz4c9Qtl0FUy8Z5ujdcvuvG53DWEA5.png)
Lucunya menjadi penulis sebenarnya adalah cita-cita saya semenjak kelas 6 SD. Saya sendiri tidak tahu bagaimana pemikiran itu muncul di benak seorang anak kecil. Tapi setelah melihat saya berdiri di titik ini saya banyak-banyak bersyukur dan bangga dengan diri sendiri. Meskipun saya tidak berlari ke arah sana, tapi ternyata Tuhan menuntun saya untuk berjalan ke arah sana, menjadi penulis.
Saat SD saya suka membaca karya fiksi, namun ketika beranjak menuju remaja akhir saya mulai menyukai tulisan-tulisan jurnalistik. Saya mulai aktif untuk mengikuti pelatihan kepenyiaran dan penulisan berita. Sayangnya ketika kuliah saya tidak berjodoh dengan jurusan yang berkaitan dengan jurnalisme. Itu yang mungkin membuat saya lupa pernah menyukai menulis.
Terima Kasih Pristo, Terima Kasih Suara.com
![Pencapaian Dea Pristotia yang selama menjadi penulis YourSay [doc. pribadi/Dea Pristotia]](https://media.arkadia.me/v2/articles/deapristo/21GnJVZnYaYLA6nuQ6ak23A65qTDx17T.png)
Sejujurnya saya adalah orang tidak percaya dengan keberuntungan. Hal yang saya percaya adalah ketika kemampuan bertemu dengan kesempatan akan menciptakan peluang. Saya bangga bisa menjadi bagian dari yoursay.id dan Suara.com yang menciptakan peluang untuk saya.
Harus diakui YourSay adalah kesatuan ekosistem yang sangat positif. Komunikasi yang baik antara kakak-kakak penulis lain membantu para penulis baru yang kesulitan. Serta bimbingan kakak editor yang merangkul para penulisnya dengan mengadakan program 'Ruang Bercakap' membuat saya betah di platform ini.
Selain itu, banyak apresiasi yang diberikan untuk penulisnya. Alhamdulillah, saya juga pernah diamanahi untuk menjadi 'Top Writer of the Week' yang sudah tidak terhitung jumlahnya. Mendapatkan 'Top Article of the Week' untuk sebuah artikel saya, menjadi 'Best Member of the Month' di bulan Juli 2023. Serta memenangkan beberapa challenge menulis yang diadakan oleh YourSay.
Suara.com dinobatkan menjadi salah satu media massa yang paling dipercaya di Indonesia berdasarkan laporan survei Reuters Institute terbaru yang bertajuk 'Digital News Report 2023'.
Hal ini tentu tidak didapatkan secara serta-merta, suara.com terus aktif memberikan berita terkini baik melalui suara.com langsung atau melalui media sosialnya seperti instagram dan tiktok.
Hal ini juga semakin menguatkan saya untuk ingin selalu bersama YourSay dan Suara. Menjadi salah satu orang yang ikut berkontribusi dan menyajikan informasi terpercaya di Indonesia.
Dear Suara, ayo tumbuh bersama untuk 10KalJadiTerkenal!