Kreativitas Menulis yang Tersendat: Mengapa Menunggu Bisa Jadi Solusi?

Hikmawan Firdaus | Sherly Azizah
Kreativitas Menulis yang Tersendat: Mengapa Menunggu Bisa Jadi Solusi?
ilustrasi menulis sambil mendengarkan musik [pexels/Pavel Danilyuk]

Sebagai penulis, pasti saya sering mengalami momen di mana kepala rasanya kosong, meski tangan sudah siap di atas keyboard. Ingin menulis, tapi ide rasanya tersangkut di angan-angan. Hal ini mungkin sering dianggap sebagai masalah besar oleh banyak orang. Namun, setelah melalui beberapa pengalaman, saya mulai paham bahwa kebuntuan ide saat menulis itu bukanlah akhir dunia. Sebaliknya, ini bagian alami dari proses kreatif yang harus dihadapi.

Ada kalanya saya duduk berjam-jam hanya menatap layar kosong, sambil berharap inspirasi tiba-tiba muncul. Pada awalnya, momen seperti ini membuat saya frustrasi. Tapi seiring waktu, saya sadar bahwa perasaan buntu ini bukanlah tanda bahwa saya kehilangan kemampuan menulis. Justru, ini adalah waktu bagi otak untuk beristirahat dan mencerna informasi yang selama ini tertumpuk. Sering kali, ide muncul justru ketika saya tidak memaksa diri untuk segera menulis.

Terkadang, kebuntuan muncul karena terlalu banyak tekanan untuk menghasilkan tulisan yang sempurna. Padahal, menulis adalah proses yang penuh eksperimen. Saya mencoba membiarkan diri saya menulis apapun yang ada di pikiran, tanpa berpikir terlalu jauh tentang hasil akhirnya. Ternyata, dari tulisan-tulisan kecil yang terlihat 'acak,' muncul ide besar yang tak terduga. Dari situlah saya belajar, buntu ide bukan masalah—yang menjadi masalah adalah terlalu takut untuk memulai.

Pernah suatu kali, saya buntu selama beberapa hari. Alih-alih memaksakan diri, saya memilih jalan-jalan, membaca buku, atau menonton film. Anehnya, ketika saya berhenti menulis, inspirasi justru datang dengan sendirinya. Di tengah-tengah aktivitas yang tidak ada hubungannya dengan menulis, saya mendapatkan ide yang segar. Proses ini mengajarkan saya bahwa ide tidak selalu muncul saat kita duduk diam di depan layar—kadang, ide datang dari hal-hal kecil yang kita alami di luar rutinitas.

Kebuntuan ide juga bisa jadi tanda bahwa saya perlu menggali lebih dalam tentang topik yang ingin saya tulis. Mungkin, kebingungan saya sebenarnya berasal dari kurangnya riset atau pemahaman. Saya pun mulai terbiasa mencari referensi baru, membaca opini lain, atau bahkan berdiskusi dengan orang-orang sekitar. Dari sana, banyak hal yang akhirnya membuka pandangan saya, memberikan sudut pandang yang sebelumnya belum terpikirkan.

Jadi, kalau kamu juga sedang merasa buntu saat ingin menulis, jangan terlalu khawatir. Itu adalah bagian normal dari perjalanan seorang penulis. Setiap jeda itu penting, karena dari kebuntuan, kita sering kali menemukan ide-ide yang lebih segar dan lebih baik. Yang penting, jangan takut untuk terus mencoba dan memberi ruang bagi kreativitas untuk muncul, kapan pun dan dari mana pun.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak