Magang untuk Cari Pengalaman, tapi Dituntut Punya Pengalaman?

Hikmawan Firdaus | Christina Natalia Setyawati
Magang untuk Cari Pengalaman, tapi Dituntut Punya Pengalaman?
Ilustrasi Magang (Freepik/Jcomp)

"Dibuka lowongan magang, pengalaman minimal 1 tahun di bidangnya", biasanya kita temukan dalam pamflet-pamflet lowongan magang di media sosial. Kalimat ini sering kali menjadi batu sandungan bagi para pencari pengalaman pertama. Bagaimana mungkin seseorang bisa memiliki pengalaman kerja jika belum pernah bekerja? Padahal, tujuan utama magang adalah untuk memberikan kesempatan bagi mahasiswa atau fresh graduate untuk memperoleh pengalaman kerja pertama mereka. Persyaratan pengalaman yang terlalu tinggi ini justru kontraproduktif dan menyulitkan banyak calon peserta magang.

Magang adalah program pelatihan kerja ketika seseorang, biasanya mahasiswa atau lulusan baru, belajar secara langsung di suatu perusahaan atau organisasi. Tujuannya adalah untuk mendapatkan pengalaman kerja praktis dan mengembangkan keterampilan yang relevan dengan bidang studi mereka.

Persyaratan pengalaman kerja yang sering kali terlalu tinggi untuk posisi magang menimbulkan beberapa masalah. Pertama, hal ini menyulitkan para fresh graduate, terutama mereka yang berasal dari latar belakang kurang beruntung, untuk mendapatkan kesempatan magang. Kedua, persyaratan ini dapat menghambat tujuan utama magang yaitu memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk belajar dan mengembangkan diri. Ketiga, ini menciptakan ketidakadilan, karena tidak semua mahasiswa memiliki akses yang sama terhadap pengalaman kerja sejak dini.

Dampak dari persyaratan pengalaman yang tinggi dalam program magang tidak hanya dirasakan oleh mahasiswa, tetapi juga oleh perusahaan dan masyarakat secara keseluruhan. Perusahaan akan kehilangan kesempatan untuk menemukan talenta-talenta muda yang inovatif dan kreatif. Sementara itu, masyarakat akan kehilangan sumber daya manusia yang potensial. Dalam jangka panjang, hal ini dapat menghambat pertumbuhan ekonomi dan pembangunan negara.

Persyaratan pengalaman kerja yang tinggi dalam program magang bagaikan gerbang tertutup bagi banyak lulusan baru. Banyak mahasiswa yang baru saja menyelesaikan studinya memiliki potensi dan semangat yang tinggi untuk berkontribusi di dunia kerja. Namun, karena kurangnya pengalaman kerja yang relevan, mereka seringkali terkendala untuk mendapatkan kesempatan magang. Padahal, magang adalah jembatan penting bagi mereka untuk menjembatani teori yang dipelajari di kampus dengan praktik di dunia kerja. Persyaratan yang terlalu tinggi ini secara tidak langsung membuat banyak talenta muda terbuang percuma.

Persyaratan pengalaman kerja yang relevan dalam magang juga turut memperkuat ketimpangan sosial. Anak-anak dari keluarga dengan latar belakang ekonomi yang lebih baik cenderung memiliki akses yang lebih luas terhadap kesempatan untuk mendapatkan pengalaman kerja sejak dini. Mereka mungkin telah mengikuti berbagai program magang atau internship selama masa kuliah, sehingga mereka memiliki keunggulan kompetitif dalam melamar program magang lainnya. Hal ini membuat mahasiswa dari kalangan kurang mampu semakin sulit untuk mengejar ketertinggalan.

Magang seharusnya menjadi wadah bagi mahasiswa untuk belajar, mengembangkan keterampilan, dan membangun jaringan. Namun, dengan adanya persyaratan pengalaman yang tinggi, fokus utama magang bergeser menjadi seleksi yang ketat. Perusahaan cenderung mencari calon peserta magang yang sudah memiliki pengalaman dan siap untuk berkontribusi secara langsung, tanpa memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk belajar dari kesalahan dan mengembangkan diri. Hal ini bertentangan dengan tujuan awal dari program magang itu sendiri.

Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan upaya bersama dari berbagai pihak. Perusahaan dapat mempertimbangkan untuk memberikan pelatihan yang lebih intensif bagi peserta magang sehingga mereka dapat cepat beradaptasi dengan lingkungan kerja. Perguruan tinggi juga perlu meningkatkan kualitas pendidikan dan memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk terlibat dalam proyek-proyek riil. Pemerintah dapat membuat regulasi yang lebih jelas terkait program magang, termasuk batasan mengenai persyaratan pengalaman.

Persyaratan pengalaman yang tinggi dalam program magang merupakan sebuah paradoks yang perlu dipecahkan. Dengan mengubah mindset dan bekerja sama, kita dapat menciptakan ekosistem magang yang lebih inklusif dan bermanfaat bagi semua pihak. Mari bersama-sama membuka peluang bagi generasi muda untuk mengembangkan potensi mereka dan berkontribusi pada kemajuan bangsa.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak