Viral Film Jumbo, Banyak Film Anak-anak Sebenarnya Menyasar Penonton Dewasa

Hikmawan Firdaus | Ellyca S.
Viral Film Jumbo, Banyak Film Anak-anak Sebenarnya Menyasar Penonton Dewasa
Film Jumbo (X/Film Indo Source)

Viral Film 'Jumbo' membawa euforia di kalangan penonton Indonesia. Meski tidak semuanya memberi ulasan positif, tapi sebagian besar penonton ikut merayakan kesuksesan film ini.

Mereka merasa dihibur, dipeluk, dan mendapat teman melalui animasi 'Jumbo' ini. Tontonan yang selama ini dicari banyak orang akhirnya hadir di layar lebar.

Bukan kisah adaptasi, bukan remake, tapi Jumbo hadir sebagai film original yang menjadi angin segar kebanggaan Indonesia. Bahkan kisah Don dan kawan-kawan tidak hanya menjadi film animasi terlaris di tanah air tapi juga di Asia Tenggara.

Namun meski digadang-gadang sebagai film anak-anak, banyak orang sepakat kalau 'Jumbo' sebenarnya menyasar orang dewasa.

Banyak adegan dan dialog yang dinilai relevan dan menyentil. Seperti saat Don yang egois dan tidak mau mendengarkan teman-temannya.

Hal seperti ini tentu dekat dengan kehidupan banyak orang. Di mana bukan hanya anak-anak, tapi juga banyak orang dewasa yang kerap hanya mau didengar tanpa mau mendengar. Mereka hanya mau dibantu dan diutamakan tanpa melakukan hal yang sama. Bahkan mereka tak jarang juga ingkar janji demi kebutuhannya terpenuhi.

Selain itu adegan saat Atta dan teman-temannya menjauhi Don. Mereka tampak pilih-pilih teman dan hanya mau dekat dengan yang asik.

Kejadian seperti ini pun juga dekat dengan kehidupan orang dewasa. Terutama di dunia kerja. Banyak orang yang rela pilih-pilih teman dengan saling sikut, menjilat, dan bermuka dua. Bahkan tak jarang, rasa iri membuat mereka menjadi pembully.

Banyak pesan yang dikemas menarik dan ringan untuk diikuti dalam setiap film anak-anak. Sehingga menjadi tontonan yang kerap dinanti.

Bahkan tak hanya 'Jumbo', beberapa film animasi juga kesan yang serupa. Seperti 'Inside Out 2' yang dekat dengan kehidupan orang dewasa yang kerap 'disetir' oleh kecemasan. Melalui kisah Joy dan teman-temannya kita sadar bahwa kecemasan akan semakin meningkat seiring bertambahnya usia.

Bila di masa kanak-kanak Joy masih bisa mendominasi mood, tapi semuanya berubah saat memasuki usia pubertas. Mempertahan sisi positif dan Joy setiap waktu pun jadi terasa semakin sulit saat dewasa.

Beralih ke kisah yang berbeda, kita mungkin akan menyadari dampak dari parenting strick parents melalui kisah 'Turning Red'. Anak yang terlalu dikekang cenderung menghasilkan pribadi yang mudah berbohong.

Padahal, cara mendidik anak seperti ini tidak ramah terutama bagi remaja. Dimana di usia tersebut mereka sedang senang-senangnya mengeksplor hal baru dan sedang mencari jati diri.

Lalu imajinasi yang terlupakan dan tertelan rutininas jenuh saat dewasa seperti film 'If'. Film ini mengingatkan kita dan memberi kebebasan untuk tetap berimajinasi walau sudah dewasa.

Karena bersenang-senang tidak mengenal batasan umur. Setiap orang berhak punya khayalannya sendiri seperti yang Bae dan Cal lakukan.

Film anak-anak memang sejatinya dikemas secara menyenangkan. Ilustrasinya yang cantik, penuh warna, dan menggemaskan. Lalu konfliknya yang ringan tapi penuh aksi membuat tontonan jenis ini memberikan kesan haru bagi para penonton dewasa.

Maka tak heran bila banyak orang yang menangis setelah menonton film animasi. Padahal, ceritanya mungkin tidak menyedihkan. Namun dekatnya kisah mereka dengan kehidupan sehari-hari membuat banyak orang termenung dan merefleksikan diri. Sehingga film animasi sering punya spot khusus bagi penonto dewasa.

Akhir kata, 'Jumbo' dan film animasi lainnya memang layak untuk menjadi tontonan wajib orang dewasa. Karena melalui kisah sederhana, film ini seringkali memang menyasar orang dewasa untuk diingatkan tentang kehidupan.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak