Di antara jenis sastra yang populer seperti novel dengan berbagai gaya bahasa dan penuh metafora, komik sering kali dipandang sebelah mata.
Ada anggapan bahwa komik hanya hiburan visual tanpa kedalaman makna. Padahal komik sejatinya adalah salah satu bentuk dari karya sastra yang paling sederhana sekaligus paling kuat daya tariknya.
Setiap orang tentu punya selera bacanya masing-masing. Ada yang nyaman menyelami ratusan halaman novel, ada juga yang lebih menikmati sajian cerita singkat dengan visual yang kuat.
Terkadang tidak semua orang bisa langsung menikmati bacaan panjang dan berat, dan itu bukan sebuah masalah. Justru di situlah pentingnya menyediakan alternatif bacaan, salah satunya lewat komik.
Komik memadukan dua bahasa antara bahasa teks (narasi dan dialog) dan bahasa gambar (simbol dan ekspresi visual), sehingga menjadi sebuah media sastra visual yang unik dan mudah diterima oleh pembaca.
Karena itulah komik dapat dianggap sebagai bentuk sastra paling sederhana karena menggabungkan elemen gambar dan teks secara langsung untuk menyampaikan cerita dengan cara yang mudah dipahami.
Komik merupakan karya sastra bergambar yang mengutamakan bahasa percakapan sehari-hari serta visual yang proporsional dan menarik sehingga membuat pembaca dapat dengan cepat menangkap esensi cerita tanpa kesulitan.
Sastra tidak harus selalu berhubungan dengan sebuah karya yang kompleks dan rumit. Sastra bisa saja hadir dalam bentuk yang ringan, dekat, dan bisa dinikmati oleh siapa saja, dan komik memenuhi semua itu.
Buku komik sangat identik dengan narasinya yang padat, dilengkapi dengan ilustrasi yang menarik, serta terkadang memiliki alur cerita yang menyentuh, komik mampu menyampaikan pesan yang kompleks dalam sebuah karya yang dikemas dengan sederhana dan mudah dipahami.
Bagi anak-anak, komik bisa menjadi pintu masuk menuju dunia literasi. Gambar-gambar yang hidup membuat mereka betah membaca, bahkan sebelum benar-benar lancar memahami teks panjang.
Namun komik tidak hanya terbatas untuk anak-anak saja. Komik bisa menjadi media komunikasi yang mudah dinikmati oleh berbagai kalangan usia, tua maupun muda, dengan penyampaian yang menarik dan mudah dipahami.
Komik mengasah imajinasi, membangun logika lewat cerita yang ditampilkan dan perlahan memperkenalkan struktur naratif sebuah cerita. Inilah alasan mengapa banyak buku-buku anak mengadopsi pendekatan komik.
Dalam perkembangannya hingga saat ini, komik menjadi jembatan yang relevan antara teks dan gambar. Komik mampu menyentuh pembaca yang mungkin merasa jauh dari buku sastra pada umumnya.
Bahkan di media sosial, komik strip pendek bisa mengangkat tema mental health, kritik sosial, hingga humor receh yang tetap punya makna.
Komik tidak hanya menghibur, tetapi juga berfungsi sebagai media edukasi yang efektif, membantu pembaca memahami informasi dengan cepat dan mudah karena gambar yang sederhana namun bermakna luas.
Komik juga mengandung unsur humor, penggambaran watak yang sederhana, sering menampilkan sikap kepahlawanan, dan memiliki alur cerita yang memancing perasaan keterlibatan pembaca secara emosional.
Semua ciri ini menjadikan komik sangat mudah diakses dan dicerna, yang menunjang persepsi bahwa komik adalah bentuk sastra yang paling sederhana di antara genre lainnya.
Komik bisa jadi jembatan bagi mereka yang belum terbiasa membaca. Ilustrasi yang menarik bisa membantu pembaca memahami cerita tanpa harus bergantung pada teks yang rumit.
Hal ini yang membuat komik cocok untuk dibaca bagi pembaca pemula, anak-anak, bahkan orang dewasa yang sedang membangun kembali kebiasaan membaca.