Indonesia merupakan negara kaya kuliner, yang terkenal sampai ke seluruh dunia, bahkan banyak sekali warga negara asing yang sangat menyukai masakan Indonesia. Salah satu yang menjadi ciri masakan indonesia adalah masakan pedasnya, terutama sambal sebagai tambahan makanan pokok.
Saat ini, sambal sudah menjadi bagian hidup masyarakat di Indonesia. Kebanyakan orang Indonesia menganggap, makan tanpa sambal terasa belum lengkap atau hambar.
Kini banyak bermunculan restoran atau rumah makan yang menyediakan aneka makanan pedas dengan berbagai macam level sebagai menu utamanya. Ada makanan jenis instan, ada pula restoran khusus yang menyediakan menu pedas.
Makanan dengan level kepedasan berbeda selalu menarik pengunjung, sehingga antrean seringkali mengular.
Makanan pedas seolah tidak bisa dipisahkan dengan kehidupan sehari-hari masyarakat. Sambal adalah salah satu contoh makanan yang hampir wajib ada di meja makan.
Berbagai rumah makan di Indonesia pun sering menyediakan berbagai jenis sambal untuk memenuhi selera pengunjungnya. Namun fenomena penyuka pedas ini tidak hanya terjadi di Indonesia saja, banyak negara punya budaya makan pedas, misalnya Thailand, Meksiko, Cina, India, dan Etiopia.
Sekarang sedang hits ayam penyet pedas. Kita bisa menemukannya di warung-warung tenda pinggir jalan hingga restoran umum. Bahkan restoran junkfood terkenal kini berlomba menghadirkan menu pedas pula.
Sambal dan cabai merupakan bagian yang terpisahkan dari olahan masakan Indonesia. Bisa dikatakan, sambal pun sudah menjadi makanan favorit bagi masyarakat Indonesia.
Cabai merupakan sumber vitamin dan mineral yang penting untuk tubuh. Ada sejumlah vitami yang terkandung dalam cabai, mulai dari vitamin C, A, dan B, kemudian ada pula zat besi, antioksidan dan lainnya.
Pedas hampir identik dengan lezat, sehingga tidak semua orang berpikir panjang untuk dampak yang akan timbul ketika sehabis makan makanan pedas. Adapun dampak yang terjadi ketika habis mengonsumsi makanan pedas sangat berpengaruh pada kesehatan seorang. Dampak ini sangat merugikan tubuh, bahkan bisa sampai meninggal dunia kalau tidak bisa membatasi makan makanan pedas.
Permasalahan yang terjadi di sini, sebagian orang kurang peduli terhadap dampak buruk makanan pedas. Menurut penelitian, makanan pedas dikenal cepat memuaskan rasa lapar.
Ketika orang makan makanan hambar, mereka makan berlebihan, ini memberikan efek negatif untuk kesehatan dalam jangka panjang. Dampak buruk makanan pedas kadang suka diremehkan, bahkan ada beberapa orang yang tidak peduli. Anak-anak yang suka makan makanan pedas harus diperhatikan, karena efeknya bagi pencernaan mereka kelak.
Saat ini mungkin belum terasa, tapi ketika dewasa, gangguan maag dan asam lambung akan menjadi gangguan keseharian mereka. Berikut sejumlah gangguan yang bisa didapat seseorang berkaitan dengan konsumsi makanan pedas secara berlebihan;
1. Tuli
Seseorang yang keseringan memakan makanan pedas pun disebut bisa mengalami ketulian. Hal ini berkaitan dengan stimulus yang berlebihan pada saraf trigeminal, yaitu saraf pada bagian mulut dan wajah yang berhubungan dengan koklea dalam telinga, akibat banyaknya rasa pedas yang dikonsumsi.
2. Luka pada dinding lambung
Dampak langsung yang akan terjadi setelah memakan makanan pedas yang berlebihan, misalnya asam lambung meningkat dan biasanya dapat mencederai atau mengiritasi dinding lambung, yang memicu pada meningkatnya asam lambung secara cepat, sehingga menimbulkan jaringan perut terasa sangat nyeri yang datang timbul tenggelam.
Cabai tidak bisa dipisahkan dengan efek panas. Efek panasnya dapat membuat lambung menjadi luka, terkikis, berlubang dan timbul peradangan secara bertahap yang dapat menyebabkan munculnya rasa mual, nyeri, melilit, perut kembung dan berpotensi menyebabkan diare.
3. Merusak dinding hati
Zat aflatoksin pada cabai mampu merusak dinding hati dan usus besar jika dikonsumsi secara berlebihan. Bahaya cabai lebih banyak terletak pada rasa panas yang bersifat menggerus dan dapat mudah menembus dinding hati dan usus besar, sehingga menyebabkan seseorang terserang kesulitan buang air besar.
4. Keringat berlebih
Cabai juga mampu membuat keringat berlebih, karena kelenjar keringat menjadi lebih aktif memproduksi keringat. Keringat berlebih dapat memicu munculnya bau badan tidak sedap.
5. Mengganggu siklus haid
Perempuan yang ingin atau sedang melakukan program hamil sebaiknya menghindari atau mengurangi asupan cabai yang berlebihan. Efek panasnya dapat mengiritasi dinding rahim, merusak saluran telur, dan menggagalkan pembuahan sperma terhadap sel telur yang seharusnya sudah siap untuk dibuahi dengan normal.
Perempuan yang sedang menstruasi pun sebaiknya menghindari atau mengurangi asupan cabai, karena efek panasnya menjadikan siklus haid tidak lancar. Selain itu, bisa terjadi serangan perut melilit yang sangat nyeri akibat rahim mengalami iritasi dan peradangan.
Cara mencegah makan makanan pedas yaitu dengan gosok gigi setelah makan. Gosok gigi setelah mengonsumsi makanan pedas bukan hanya ampuh untuk meringankan sensasi kepedasan, tapi juga bisa membantu menjaga kesehatan gigi dan mulut. Makanan pedas membuat mulut kita panas dan napas menjadi tak segar.
Saat perut kosong, sebaiknya jangan makan makanan pedas. Perut kosong akan kaget jika tiba-tiba diisi dengan makanan pedas dan akan menyebabkan asam lambung naik.
Makanan pedas sangat tidak disarankan, terutama bagi mereka yang memiliki gangguan ulkus lambung, sindrom iritasi usus (IBS), atau gangguan pencernaan lainnya. Bagi yang mempunyai riwayat gangguan pencernaan, penting untuk memperhatikan porsi makan saat makan makanan pedas.
Untuk menghindari gangguan pencernaan, sebaiknya hindari konsumsi makanan pedas sebelum tidur karena dapat menyebabkan gangguan pencernaan yang bisa mengganggu. Capcaisin yang terkandung dalam cabai dapat mempengaruhi tidur melalu perubahaan suhu tubuh.
Capcaisin adalah senyawa yang terkandung dalam cabai atau bumbu dapur yang memiliki cita rasa yang pedas. Makan makanan pedas sebelum tidur akan meningkatkan risiko refluks asam lambung di malam hari, karena isi perut akan lebih banyak mengalir ke kerongkonga saat kita berbaring.
Ada beberapa fakta tentang contoh kasus dan artikel dampak buruk makan makanan pedas
1. Rawat inap karena minum minyak cabai
Seorang pemilik restoran daging bakar di Cina harus dilarikan ke rumah sakit setelah nekat meminum minyak cabai. Sebelumnya, pria ini mencari cara untuk mempromosikan restorannya, sehingga ia berpikir satu-satunya jalan adalah melakukan hal yang berpotensi viral.
Ia kemudian melakukan siaran live di akun sosial medianya dan minum minyak cabai dari gelas selayaknya air putih. Aksi nekatnya tersebut menyebabkan ia dirawat di rumah sakit selama 21 hari karena diare hebat dan mengalami tonsilitis.
2. Tenggorokan lubang akibat kompetisi makan cabai setan
Makanan pedas bisa jadi fatal kalau dikonsumsi berlebihan. Namun, hal tersebut sepertinya tak dihiraukan seorang lelaki asal Amerika Serikat yang mengikuti kompetisi makan makanan pedas.
Ia nekat menyantap burger dengan banyak taburan cabai bhut jolokia, yaitu salah satu cabai terpedas di dunia. Indeks pedas cabai yang disebut juga ghost peppers ini mencapai dua kali lipat cabai rawit.
Akibatnya, dinding esofagus laki-laki ini pecah dan membentuk lubang berdiameter 2,5 cm di tenggorokannya. Dia pun dirawat di rumah sakit selama 23 hari dan harus bernapas serta makan melalui selang untuk sementara waktu.
3. 40 siswa SMP masuk rumah sakit akibat melakukan "food challenge"
Cabai setan bhut jolokia kembali memakan korban. Kali ini adalah anak-anak SMP yang melakukan challenge makan cabai terpedas di dunia.
Anak zaman sekarang memang punya rasa penasaran tinggi untuk mencoba hal baru, tapi seringkali mereka tak berpikir panjang soal akibatnya. Setelah melakukan tantangan tersebut, sekitar 40 siswa SMP Miltion Union dilarikan ke rumah sakit. Mereka mulai memperlihatkan gejala seperti timbulnya noda pada kulit, bengkak, mata berair, dan perasaan tak nyaman.
4. Chef sakit setelah makan sambal buatannya sendiri
Pepatah "senjata makan tuan" nampaknya terjadi kepada Arif Ali, salah satu chef di "Jimmy's World Grill and Bar". Ia pingsan dan dilarikan ke rumah sakit setelah mencoba menu baru racikannya sendiri.
Awalnya, Ali menyiapkan menu tersebut untuk mengikuti salah satu lomba memasak. Ia pun melakukan food testing terhadap olahan sayap ayam berbumbu cabai "dragon jolokia".
Sayang, setelah mencoba beberapa potong ayam, ia mulai bernapas tak beraturan dan pingsan. Akhirnya menu tersebut tak pernah diluncurkan dan saus mematikan itu tetap disimpan.
Menurut riset yang telah saya dapatkan, sebanyak 60,5 persen perempuan menyukai makanan pedas dan 39,5 persen laki-laki menyukai makanan pedas. Selain itu, ada beberapa rentan usia yang menyukai makanan pedas, yaitu 17-20 tahun, 21-25 tahun, dan 26-30 tahun.
Saya mengajukan pertanyaan yang pertama, apakah kamu menyukai makanan pedas? Riset menjawab, 51,2 persen menyukai makanan pedas, 37,2 persen sangat suka dengan makanan pedas, dan 11,6 persen tidak menyukai makanan pedas.
Pertanyaan selanjutnya, apa sensasi kalian memakan makanan pedas?
Hasil riset menjawab, 12 persen enak, selebihnya menjawab dengan variasi seperti gurih, kepedesan tapi nagih, lidahnya puas, menantang aja, nikmat, sensasinya yang tida biasa, enak aja dilidah dan menantang.
Pertanyaan selanjutnya, apa yang sering kalian rasakan setelah memakan makanan pedas? Hasil riset menjawab, 12 persen kepedesan, budge tremor pusing, bisa bilang hu ha hi hu, kegerahan, mendesah kepedesan, perutnya panas, 9,3 persen sakit lambung dan lega.
Pertanyan berikutnya, apakah makanan pedas menjadi salah satu makanan favorit kalian? Hasil riset menjawab, 23 persen menjadi makanan favoritnya, lalu 20 persen menjawab tidak menjadi makanan favoritnya.
Pertanyaan terakhir yang saya tanyakan, kenapa kalian menyukai makanan pedas?
Hasil riset menjawab dengan berbagai macam jawaban, seperti karena sensasinya, karena menambah selera makan, makannya nagih, kalau tidak pedas makan tuh jadi nggak enak, karena mantap jiwa dan saya juga tidak suka makanan yang manis-manis, karena kalau maka yang tidak pedas menjadi malas makan dan tidak menggugah selera.
Ada pula yang menjawab, karena kalau tak pakai sambal-sambalan akan hambar rasanya, rasanya yang unik, makanan pedas ada menantang dan ada rasa asinnya yang enak dinikmati.
Harapan saya dalam menulis artikel ini adalah untuk meningkatkan 10 persen kesadaran mereka yang suka mengonsumsi makanan pedas, agar lebih peduli pada dampak buruknya, tidak mudah terpengaruh dengan iklan yang mengundang untuk mencobanya, atau tidak sekadar mencari sensasi rasa pedas.
Saya juga berharap, artikel ini mampu memotivasi orang agar bisa lebih memilih makanan yang sehat dan mengurangi porsi makanan pedas.
Pengirim: Putri Anisah, mahasiswi LSPR, Jakarta