Bupati Temanggung : Hari Jumat Jadi Hari Minum Kopi

Fabiola Febrinastri | Fathesssa
Bupati Temanggung : Hari Jumat Jadi Hari Minum Kopi
Ilustrasi kopi luwak. (Sumber: Shutterstock)

Kopi merupakan salah satu produk unggulan Kabupaten Temanggung, dalam hal kuantitas maupun kualitas. Kopi yang berasal dari Temanggung termasuk jenis kopi terbaik di Indonesia, bahkan kualitasnya telah diakui oleh dunia.

Keunikan kopi Temanggung terletak pada rasanya yang cenderung beraroma tembakau. Bukan tanpa alasan jika kopi Temanggung memiliki rasa unik ini, karena lokasi perkebunan kopi berdekatan dengan perkebunan tembakau.

Minum kopi kini telah menjadi bagian dari gaya hidup. Bukan hanya orang tua, muda-mudi pun gemar mengonsumsi kopi.

Di beberapa daerah, tren minum kopi sudah berjalan selama beberapa tahun terakhir. Hal ini juga terjadi di sentra produksi kopi, Temanggung, yang ditandai dengan berkembang pesatnya kedai kopi di kabupaten ini.

Kopi Temanggung tidak hanya dikonsumsi oleh masyarakat lokal, namun juga oleh masyarakat di Eropa. Kopi menjadi komoditi yang memberikan nilai ekspor tertinggi di Kabupaten Temanggung.

“Sekitar 30 persen keseluruhan ekspor kopi dari Pulau Jawa berasal dari Kabupaten Temanggung”, jelas Ardhi Wiji Utomo, Ketua Asosiasi Kopi Temanggung (AKT).

Permintaan kopi kian meningkat seiring dengan berkembangnya kedai kopi di  Temanggung. Hal ini memicu peningkatan produksi kopi, terutama kopi jenis Robusta.

Produksi Robusta di Temanggung pada 2018 mengalami peningkatan yang signifikan, yaitu sebesar 144 persen dari tahun sebelumnya, dari 3 912.51 ton menjadi 9 545 ton (Sumber: BPS Temanggung). Produksi tahun 2019 diharapkan lebih banyak dari sebelumnya.

Produksi Robusta di Kabupaten Temanggung merupakan yang tertinggi di Jawa Tengah. Bahkan 46 persen dari total produksi kopi Robusta Jateng berasal dari Kabupaten Temanggung.

Berdasarkan data BPS Jateng, luas lahan tanam kopi Robusta di Kabupaten Temanggung juga tertinggi di Jateng, mencapai 11 081,11 hektare. Luas lahan tanam kopi Robusta yang semakin luas menyebabkan produksi terus meningkat.

Produktivitas kopi Robusta pada 2018 mencapai 0,86 ton per herktare, dari yang semula tahun 2017 hanya 0,48 ton per hektare. Selain karena luas lahan, berdasarkan ketinggian, wilayah Kabupaten Temanggung cocok untuk budi daya tanaman kopi.

Sebagian besar wilayahnya berupa dataran, perbukitan, pegunungan, lembah, dan gunung, dengan kemiringan antara 0 - 70 persen (datar sampai dengan sangat curam). Jenis Robusta cocok ditanam pada dataran sedang dan dataran tinggi.

Namun demikian, capaian   produktivitas   kopi   Robusta di Kabupaten Temanggung masih jauh   lebih   rendah   dibandingkan   potensinya. Menurut hasil penelitian, standar produktivitas kopi Robusta sebesar 1,3 ton   per   hektare.

Rendahnya produktivitas kopi di Kabupaten Temanggung karena sebagian   besar   diusahatan oleh perkebunan rakyat dengan keterbatasan modal dan akses terhadap teknologi (Hanani, 2012).

Untuk meningkatakan produksi kopi, pemerintah Kabupaten Temanggung melakukan berbagai upaya. Selain memberikan bantuan alat, pada 19 September 2019, bersamaan dengan pembukaan Festival Kopi Temanggung yang ke-5, Bupati Kabupaten Temanggung, M. Al Khazhiq, mengeluarkan surat edaran No. 500/513/IX/2019 tentang imbauan minum kopi.

Isinya merupakan permintaan kepada kantor pemerintah maupun swasta untuk menyajikan kopi di kantor. Masyarakat pun diminta untuk minum kopi  setiap hari Jumat, dengan menggunakan kopi asli Temanggung.

Bupati Temanggung berharap, hari minum kopi bisa meningkatkan konsumsi kopi asli Temanggung, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan petani kopi. 

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak