Inilah Saat-saat yang Tepat Kamu Boleh Bersikap 'Egois'

Tri Apriyani | Latifah
Inilah Saat-saat yang Tepat Kamu Boleh Bersikap 'Egois'
Ilustrasi wanita (unsplash/@pablomerchanm)

Egois merupakan sikap mementingkan diri sendiri dan termasuk hal negatif untuk dilakukan. Misalnya, demi tujuan viral, seseorang membuat konten yang menyinggung serta merugikan pihak lain. Atau demi memuaskan hasratnya bisa hidup mewah, seorang pejabat negara melakukan tindakan korupsi yang merugikan banyak orang.

Namun, tak selamanya bersikap egois itu buruk. Ada momen-momen yang justru egois dirasa tepat. Di bawah ini akan dibahas lebih lanjut. Yuk, disimak.

1. Saat butuh waktu sendiri

Ketika masalah sedang menimpamu dengan bertubi-tubi dan dirimu stres berat, kamu punya hak kok untuk menyendiri dan berusaha memulihkan diri. Dengan begitu, kamu bisa tenang dan berpikir lebih jernih.

Sah-sah saja untuk bersikap egois. Misalnya dengan menolak permintaan tolong seseorang yang kamu tahu akan menyita waktumu. Jangan sampai karena tak ingin dibilang egois, kamu jadi mengabaikan kesehatan mental dirimu sendiri.

2. Kebaikanmu justru dimanfaatkan orang lain

Sebagai manusia, hidup memang harus bermanfaat bagi orang lain dan lingkungan di sekitarnya. Tapi ketika niat baikmu untuk menolong orang lain malah membuatmu diperalat dan dimanfaatkan terus-menerus, sudah saatnya kamu berani mengatakan “tidak”. Kondisi seperti ini justru momen tepat untuk bersikap egois.

3. Pendapatmu tidak dihargai

Setiap orang berhak menyampaikan pendapatnya. Meskipun pendapat tersebut tidak bisa diaplikasikan, tetap harus diapresiasi. Karena pendapat itu lahir dari niatan yang baik.

Jika pendapatmu yang sudah disampaikan dengan niatan dan cara yang baik selalu tidak dihargai, boleh-boleh aja kok kamu bersikap bodo amat.

4. Ketika keadaan bertentangan dengan hati nuranimu

Saat kamu dimintai tolong melakukan sesuatu yang bertentangan dengan hati nurani, kamu boleh-boleh saja bersikap egois dan menolaknya. Karena sesuatu yang dilakukan tapi bertentangan dengan hati nurani, maka tidak akan maksimal hasilnya.

Hati nuranimu yang menolak juga bisa jadi pertanda akan adanya masalah di depan nanti, jika kamu tetap melakukannya.

5. Berada dalam toxic relationship

Banyak istri yang rela terjebak dalam hubungan yang beracun dengan alasan “demi anak”. Padahal, setiap orang berhak memperoleh kebahagiaan. Jika pasangan selalu menyakiti, untuk apa sebuah hubungan dipertahankan.

Kamu boleh banget menjadi egois. Karena ini demi kebahagiaanmu dan anak-anak. Bagaimana anak bisa bahagia jika ibunya tidak bahagia. Dan bagaimana seorang anak mampu belajar hormat dan menyayangi dirinya sendiri, jika ibu yang seharusnya bisa dijadikan role model, tidak bisa tegas sehingga dirinya terus-menerus diinjak-injak orang lain, meskipun orang lain itu adalah suaminya sendiri.

Apabila mengesampingkan sikap egois justru berujung pada menyakiti diri sendiri, maka saat itulah momen yang tepat untuk memilih bersikap egois. Semoga pembahasan di atas bisa bermanfaat, terutama bagi kamu yang sering dihadapkan pada kondisi serba salah.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak