Anak muda acapkali diidentikkan dengan memikirkan diri sendiri, gemar nongkrong setelah pulang kerja, koleksi brand fashion bermerek, hingga hobi traveling. Hal semacam itu dianggap sudah biasa bagi anak muda, terlebih ketika baru merasakan nikmatnya menerima gaji bulanan.
Akan tetapi, tak semua anak muda bisa merasakan hal tersebut Sebab sebelum merintis karier, ia telah merasakan pahitnya kehidupan. Seperti hidup serba pas-pasan, tidak memiliki saudara terdekat, hingga orang tua meninggal ketika masih sekolah.
Anak muda yang mengalami hal seperti itu selalu menghadapi masalah sendirian, karena ia sulit untuk mengandalkan orang lain. Oleh sebab itu, tak heran apabila ia mengalami kendala finansialnya. Simak alasan mengapa anak muda sulit untuk menabung.
1. Menjadi Sandwich Generation
Sandwich generation merupakan anak yang menanggung kebutuhan kehidupan untuk orang tuanya, dirinya sendiri, bahkan kerabatnya. Mereka akan selalu berhati-hati dalam mengeluarkan setiap uangnya. Kalau sampai boros, ia malah akan bingung mencari kekurangan untuk menutup kebutuhan lainnya.
Mereka bukannya tidak mau menabung. Namun, semua pemasukannya selalui mengalir kepada keluarga karena ia adalah tulang punggung. Anak muda seperti ini akan cenderung memprioritaskan kebutuhan keluarga dibandingkan dirinya sendiri.
2. Uang Gajian Selalu Stabil, Namun Harga Kebutuhan Pokok Melonjak
Memiliki pemasukan biasanya langsung dipos-poskan untuk pengeluaran. Pengeluaran diutamakan pada kebutuhan pokok rumah. Namun, harga kebutuhan pokok selalu melonjak setiap waktu. Hal itu memaksa untuk serba irit.
Kondisi seperti ini membuat anak muda kesulitan untuk menabung, lantaran selalu mengutamakan kebutuhan pokoknya.
3. Hanya Memiliki Satu Sumber Pemasukan
Beberapa sektor industri saat pandemi seperti ini mengalami kemerosotan pendapatan. Sampai-sampai, tak sedikit karyawan terpaksa kehilangan pekerjaan utamanya. Hal seperti itu membuatnya wajib mencari pekerjaan kembali untuk memenuhi kebutuhan.
Dengan kejadian seperti ini, kita dituntut tidak mengandalkan satu penghasilan saja. Kita harus mengembangkan potensi diri untuk mencari sampingan yang bisa membantu memenuhi kebutuhan sehari-hari.
4. Banyak Anak Muda Terjerat Pinjaman Online
Dalam keadaan terdesak, beberapa anak muda harus terpaksa melakukan pinjaman online lantaran tidak punya tabungan. Memang terkesan menakutkan dan beresiko jika melakukan hal tersebut. Apalagi gagal bayar, pasti makin pusing!
Namun, dalam lingkungan sosial banyak orang nyinyir pengguna jasa pinjaman online. Padahal, di balik itu semua, cuma dia yang mengerti keadaan saat ini, yang telah bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Jika sedang dalam kondisi finansial buruk, cobalah mencari peluang baru yang belum pernah kamu jamah. Selagi kamu melamar pekerjaan yang lebih baik, jangan putus asa!