Yuk, Jadi Pendengar yang Baik Lewat 5 Tips Ini!

Candra Kartiko | Adira Putri Aliffa
Yuk, Jadi Pendengar yang Baik Lewat 5 Tips Ini!
Dua orang yang sedang mengobrol

Memilih tempat bercerita bisa diibaratkan sebagai memilih sebuah wadah untuk menampung sesuatu. Kita harus benar-benar memilih tempat yang tepat agar apa yang kita tumpahkan tetap terjaga dan kita merasa lega. Jika kita salah memilih tempat maka kita akan mendapat kerugian yang bisa berupa bocornya rahasia, respon yang negatif, dan adu nasib.

Miris jika dilihat, banyak orang yang memilih untuk memendam semuanya sendirian karena mereka bingung untuk mencari tempat yang tepat itu. Beberapa dari mereka memilih untuk menampung semuanya sendirian di pikiran. Membiarkan beban itu tertanam kuat sampai akan jadi apa nantinya. 

Melihat fenomena tersebut, rasanya literasi tentang menjadi pendengar yang baik perlu diperbanyak lagi. Sebagai bentuk langkah ringan untuk menanggapi fenomena tersebut, yuk baca 5 tips Jadi pendengar yang baik di bawah ini!

1. Dengarkan dengan Sepenuh Hati

Foto orang bercerita (https://www.pexels.com/id-id/foto/pria-orang-orang-laptop-bekerja-8519052/
Foto orang bercerita (https://www.pexels.com/id-id/foto/pria-orang-orang-laptop-bekerja-8519052/

Ketika mendengarkan cerita atau keluhan seseorang, kita harus mengerahkan sepenuh hati dan perhatian kita kepada orang itu. Hal tersebut dilakukan agar lawan bicara kita bisa merasakan ketulusan yang kita berikan. Sehingga kenyamanan pun tercipta. Ketulusan dan ketertarikan kita untuk mendengarkan juga bisa membangun kepercayaan mereka ketika bercerita pada kita. Pastinya beberapa kaitan tadi sangat berdampak positif untuk kesehatan mentalnya juga hubungan kamu dengan lawan bicara. 

2. Jangan Potong Ceritanya

gunting (https://www.pexels.com/id-id/foto/foto-terfokus-gunting-791159/)
gunting (https://www.pexels.com/id-id/foto/foto-terfokus-gunting-791159/)

Ketika lawan bicara sedang menjelaskan banyak hal, sebaiknya kita mendengarkannya sampai selesai. Tak boleh memotong, mengadu nasib, atau malah menyodorkan topik lain. Hal tersebut sangat mempengaruhi mood lawan bicara dan memudarkan kenyamanan yang harusnya tercipta, Jika sudah begitu, bisa jadi mereka tidak ingin menjadikanmu tempat bercerita lagi di lain waktu. Jadi, dengarkan dulu sampai habis ya! Cukup kue aja yang dipotong, cerita orang jangan, hehe.

3. Beri Refleks yang Positif 

Berpelukan (https://www.pexels.com/id-id/foto/wanita-berbaju-coklat-berdiri-di-samping-jendela-4747479/)
Berpelukan (https://www.pexels.com/id-id/foto/wanita-berbaju-coklat-berdiri-di-samping-jendela-4747479/)

Untuk tips yang ketiga ini, terkhususkan untuk lawan bicara yang tiba-tiba menangis saat bercerita. Jika lawan bicara menangis maka respon yang seharusnya kita beri adalah sebuah pelukan hangat. Bukannya kata-kata perintah yang menguatkan seperti "Jangan nangis!", "Loh kok nangis kenapa?", "Gitu aja nangis". 

Menangis itu hak bagi setiap orang, bukan sebuah kelemahan dan standar pengukur kekuatan hati seseorang. Jadi, jangan coba-coba melarang mereka untuk menangis dan jangan menanyakan apapun saat mereka sedang menangis. Hal tersebut akan membuat lawan bicara kita tak nyaman. Mulai sekarang, jika lawan bicaramu menangis, tenangkan dulu dengan sebuah pelukan ya? Bukannya cacian atau malah pertanyaan-pertanyaan yang membuatnya merasa tertekan. 

Jika tangisnya sudah selesai dan lawan bicaramu sudah merasa tenang. Maka, kamu boleh menanyakan alasan mereka menangis, tetapi jangan dipaksa ya? Coba pahami dulu keadaan dan situasinya. Yang terpenting ciptakan kesan nyaman dulu.

4. Beri Pernyataan yang Membuatnya Dimengerti

foto bercerita (https://www.pexels.com/id-id/foto/wanita-hubungan-koneksi-tidak-berwajah-4307731/)
foto bercerita (https://www.pexels.com/id-id/foto/wanita-hubungan-koneksi-tidak-berwajah-4307731/)

Ketika lawan bicaramu sudah selesai bercerita kamu bisa meresponnya dengan pernyataan-pernyataan yang menenangkan. Misalnya "Aku tahu ini pasti berat banget buat kamu","Berat ya rasanya? Emang sih pasti gak mudah buat nglewatin itu semua", "Aku gak bisa berkata-kata setelah dengar cerita kamu, kamu hebat banget", dan lain-lain.

Dengan adanya pernyataan-pernyataan tersebut akan kembali membangun kenyamanan. Lawan bicara juga akan merasa semakin percaya kepadamu.

5. Beri Masukan Jika Diminta

Gambar orang berdiri (https://www.pexels.com/id-id/foto/wanita-berkemeja-putih-lengan-panjang-berdiri-di-samping-wanita-berkemeja-putih-lengan-panjang-5961124/)
Gambar orang berdiri (https://www.pexels.com/id-id/foto/wanita-berkemeja-putih-lengan-panjang-berdiri-di-samping-wanita-berkemeja-putih-lengan-panjang-5961124/)

Ketika lawan bicara sudah selesai bercerita, kita perlu menunggu sejenak untuk dimintai saran. Jangan langsung memberi saran ya! Karena terkadang tak semua cerita butuh saran. Namun, ada beberapa orang yang sungkan meminta saran. Kamu harus perlu memahami dulu lawan bicaramu atau bisa bertanya dulu seperti "Kamu butuh saran atau cuma mau cerita aja?" itu akan jadi lebih baik.

Saat memberi saran pun kita harus menggunakan kalimat-kalimat yang tidak menghakimi. Jika ingin menegur kesalahan yang diperbuat bisa respon dulu kelebihannya baru keselahannya. Seperti "Yang kamu lakuin itu udah keren banget, tapi menurut aku sebaiknya ...." atau dengan bahasa santai yang lain agar tidak terlalu baku.

Memang terlihat banyak basa-basi, tapi berbicara perkara hati memang harus lebih hati-hati agar tak tercipta sakit di akhir nanti.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak