Jangan Remehkan Kekerasan pada Anak, Berikut 5 Dampak Buruknya

Hikmawan Firdaus | Mutami Matul Istiqomah
Jangan Remehkan Kekerasan pada Anak, Berikut 5 Dampak Buruknya
ilustrasi anak merasa takut.[Pexels/Alex Green]

Kalau dibilang, semua manusia punya batas kesabaran masing-masing. Namun dalam menghadapi seorang anak, banyak hal yang memang harus dikendalikan. Terutama adalah dalam hal mengelola emosi. Sebagai orang tua, kita harus memiliki kesabaran yang luas untuk menghadapi anak kita.

Orang tua yang seringkali bersikap kasar kepada anak memang tidak akan melihat dampaknya secara langsung. Bahkan yang mungkin terasa adalah sebuah rasa puas karena merasa berhasil dan memiliki kuasa sebagai orang tua.

Memberikan kekerasan kepada anak dengan memukulnya, mencubitnya atau memberikan perlakuan kasar lainnya, kita seolah yakin bahwa kita sudah melakukan ketegasan yang benar. Padahal, memang dampak dari semua itu tidak langsung terlihat saat itu juga. Tapi akan terlihat nantinya. 

Berikut ini, beberapa dampak buruk sikap keras kepada anak. 

1. Anak akan merasakan trauma

Jika orang tua memukul anak sampai berdarah, lukanya bisa saja sembuh. Tetapi ingatan dalam hati anak, tidak ada obatnya. Kekerasan yang selalu orang tua lakukan, akan terus membekas sepanjang anak hidup.

Lebih parahnya, hal tersebut bisa membuat anak takut untuk menikah. Sebab, dia melihat perlakuan dan kehidupan yang berantakan dari orang tuanya. Cara orang tua kasar, cara ayah dan ibunya saling bersikap kasar, selalu menjadi hantu untuknya.

2. Hubungan anak dengan orang tua menjadi renggang

Karena orang tua terbiasa bersikap kasar kepada anak, anak bukan lagi diam sebagai bentuk menghormati orang tua. Namun diam yang anak lakukan adalah sebagai bentuk bahwa ia merasa takut. 

Ketakutan ini akan berdampak pada hubungan yang terjalin antara orang tua dan anak. Dimana anak akan semakin merasa tidak nyaman dengan orang tua, malas berbagi cerita dengan orang tua, bahkan merasa tidak memiliki orang tua. Hubungan yang terasa jauh meskipun raganya berdekatan inilah hal terpahit yang harus seorang anak rasakan.

3. Menjadi anak pendiam dan tertutup

Karena terbiasa mendapat perlakuan kasar dari orang tua, anak akan lebih memilih untuk menutup diri. Lambat laun, ia akan nyaman dengan dunianya sendiri. Semakin menjauh hubungannya dengan orang tua, semakin ia kehilangan pegangan. 

Ketika ia sedih, kecewa maupun emosi, tidak jarang ia akan melukai dirinya sendiri. Sebab, ia tidak tahu harus dengan siapa berbagi cerita dan segala sesuatu yang ia alami sendirian. 

4. Anak memiliki rasa cemas yang tinggi

Tidak mustahil untuk anak yang terbiasa mendapat kekerasan dari orang tua, maka ia akan selalu merasa cemas. Ketika dunianya berjalan biasa, ia tetap saja cemas. Apalagi ketika ia melakukan kesalahan. 

Kecemasan yang terlalu tinggi itu akan membuat anak kehilangan kepercayaan diri. Apalagi untuk berbaur dengan temannya yang lain, untuk membuka diri saja ia seolah tidak bisa. Ketakutan dan kecemasan seolah terus mendampingi dan membuatnya takut untuk melakukan banyak hal.

5. Anak suka membully orang

Yang paling mengkhawatirkan adalah jika seorang anak terbiasa dengan kekerasan dari orang tuanya dan ia tidak bisa melawan, maka ia akan melampiaskan hal tersebut kepada orang lain. Misalnya, ia jadi suka membully teman-teman dan orang di sekitarnya sebagai bentuk dendam bahwa selama ini, itulah yang ia rasakan. 

Jadi, itu dia 5 dampak kekerasan untuk anak. Semoga bisa membuat kita berbenah sebagai orang tua. Bahwa untuk membuat anak menurut, adalah langkah yang salah jika menggunakan kekerasan.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak