Pembelian impulsif dapat diartikan sebagai perilaku membeli barang bukan karena kebutuhan melainkan karena dorongan emosional. Apalagi jika ada promo atau diskon besar, meskipun tidak membutuhkan barang tersebut namun seorang impulsive buyer akan tetap membelinya. Perilaku impulsif dapat merugikan dirimu sendiri. Karena akan sangat berdampak bagi kondisi finansialmu jika kamu tak bisa mengendalikannya. Agar kamu bisa melakukan intropeksi diri, sebaiknya kenali terlebih dulu tanda impulsive buyer.
Berikut 5 tanda impulsive buyer yang perlu kamu ketahui.
1. Menjadikan Belanja untuk Menghilangkan Stres
Tanda seseorang mengalami impulsive buyer bisa dilihat dari caranya yang menjadikan belanja sebagai penghilang stres. Adanya beban kerjaan yang berat dan rutinitas harian yang terasa membosankan akan memicu perasaan stres dalam diri seseorang. Setiap orang memiliki masing-masing cara untuk menghilangkan stres, salah satunya adalah dengan belanja. Bagi sebagian orang, dengan berbelanja dapat membantu meredakan stres.
Namun, kamu juga perlu berhati-hati jika memiliki kebiasaan ini, agar tindakanmu tidak menjadi perilaku yang impulsif. Kamu bisa mencoba beragam kegiatan lainnya untuk menghilangkan stres, seperti olahraga, membaca buku atau sekadar berjalan-jalan di lingkungan sekitar.
2. Menghabiskan Uang untuk Kepuasan Instan
Menghabiskan uang untuk kepuasan instan juga menjadi tanda seseorang mengalami impulsive buyer. Kamu mungkin akan merasa bahagia setelah belanja. Namun, kamu perlu waspada karena kebahagian yang kami dapatkan tersebut hanya bersifat sementara.
Sebaiknya jangan menjadikan belanja sebagai cara untuk meraih kepuasan instan. Karena nantinya bukan kepuasan yang kamu dapatkan melainkan penyesalan karena kondisi finasialmu menjadi kacau.
3. Terlalu Banyak Barang yang Menumpuk
Kamu selalu memiliki keinginan untuk membeli barang, padahal kamu telah memiliki barang dengan fungsi yang sama. Sehingga lemari pakaianmu akan penuh dengan barang-barang yang kamu miliki. Hati-hati ini merupakan tanda kamu seorang impulsive buyer.
Sesekali kamu boleh memberikan self reward kepada dirimu dengan membeli barang yang kamu inginkan. Namun, selanjutnya pikirkan kembali apakah kamu benar-benar membutuhkan barang tersebut atau tidak. Tetap bijak dalam mengatur keuangan ya!
4. Terjebak dalam Siklus Belanja Kompetitif
Kamu akan tergiur untuk membeli suatu barang karena temanmu memilikinya. Tanpa sadar kamu telah terjebak dalam siklus belanja kompetitif. Kamu membeli sesuatu bukan karena membutuhkannya karena merasa tak ingin kalah dengan orang lain. Ini merupakan tanda bahwa kamu seorang impulsive buyer. Ingatlah, tak ada gunanya membeli barang untuk menyaingi orang lain.
5. Finansial Menjadi Kacau
Tanda yang terakhir bahwa kamu seorang impulsive buyer adalah kondisi finansialmu menjadi kacau. Hal ini merupakan akibat dari kebiasaan belanja yang tak terkontrol sehingga membuat dompetmu cepat terkuras. Bahkan tanpa disadari, kamu juga telah menumpuk banyak hutang dengan penggunaan kartu kredit.
Jika kamu merasakan tanda-tanda di atas sebagai seorang impulsive buyer, maka sebaiknya kamu segera menyadarinya. Segera sadar dan hentikan kebiasaan tersebut, agar finasialmu tidak semakin kacau. Tetaplah bijak dalam mengelola keuangan ya!