Beragam cara orang menemukan cintanya. Dari berbeda manca negara sampai tetangga sendiri. Siapa yang pernah mengalaminya?
Berpacaran dengan tetangga sendiri merupakan hal yang cukup menyenangkan. Bahkan, memudahkan beberapa hal. Seperti, menghemat ongkos bensin, mudah bertemu, sudah akrab dengan keluarga, dan lain sebagainya.
Namun, berpacaran dengan tetangga sendiri juga memiliki resiko yang patut untuk diperhitungkan. Pasalnya, hal tersebut menyulitkan kita dalam beberapa hal, terutama ketika hubungan yang terjalin kandas di tengah jalan.
Lalu, apa saja resikonya?
1. Merasa tidak bebas
Meskipun memiliki seorang pacar, tetapi kita juga memiliki kehidupan sendiri yang harus dijalani. Diantaranya adalah tentang persahabatan, keperluan diri sendiri, dan beberapa hal lain yang memang privasi.
Berpacaran dengan tetangga sendiri sering membuat seseorang merasa terkekang. Pasalnya dia sering dicurigai ketika sering pergi sendiri atau bersama teman-temannya. Hal tersebut tentu menjengkelkan, bukan? Memiliki seorang kekasih, bukan berarti kita tidak memiliki hidup sendiri.
2. Bosan
Tidak jarang, seseorang memiliki kendala dalam hubungannya bersama tetangga sendiri karena sebuah rasa bosan. Rasa yang sederhana tapi bisa menghancurkan segalanya.
Berpacaran dengan tetangga sendiri tentu membuat kita bisa mudah sekali untuk bertemu dengannya. Bahkan setiap hari. Tidak jarang, hal tersebut justru menjadi sebuah pemicu rasa bosan bagi sebagian orang.
3. Susah move on
Ketika hubungan tersebut kandas di tengah jalan, berpacaran dengan tetangga sendiri akan lebih menyulitkan kita untuk move on. Pasalnya mau tidak mau akan terus bertemu setiap hari.
Banyak orang yang ketika putus cinta memilih untuk tidak lagi bertemu dengan mantan kekasihnya. Tapi jika kamu dan dia bertetangga, bagaimana
Berpacaran dengan tetangga sendiri memang memudahkan kita ketika jatuh cinta, tapi tidak mudah ketika harus melupakannya.
4. Merusak hubungan dengan banyak orang
Ketika kita berpacaran dengan seseorang dan kandas, tentu saja hubungan kita akan rusak dengannya. Mulai menjauh, hilang kontak, yang kemudian berangsur lebih baik dengan saling bisa menerima dan menjalani kehidupan sendiri.
Namun, mustahil untuk menghilangkan perasaan yang pernah ada dan berperilaku seperti dua orang sahabat sejak kecil yang tidak pernah saling jatuh cinta. Rasa tersebut hanya bisa hilang seiring waktu, mungkin puluhan tahun sampai waktu yang tak terhitung hingga perasaan tersebut sembuh seutuhnya.
Tidak hanya hubungan kita dengan si dia yang rusak. Tapi juga hubungan antar keluarga dan pertemanan. Mau tidak mau, keluarga kita dan keluarga si dia telah menjalin hubungan yang baik meskipun hanya sebagai seorang tetangga. Tapi, ketika hubungan kita kandas, tentu ada hal yang tidak lagi seirama oleh dua keluarga. Dengan embel-embel si dia yang salah, bisa memperburuk masalah.
Pertemanan yang dibangun bersama sejak kecil, bisa turut berpengaruh ketika hubungan kita berakhir. Lagi-lagi dengan embel-embel kesalahan, banyak sahabat yang akan memberikan pandangan bahwa kita tidak bisa menjaga sahabatnya dengan baik. Padahal, urusan hubungan asmara seseorang adalah privasi untuk dirinya dan pasangannya.
5. Ilfeel setengah mati
Ketika hubungan sudah berakhir dan kita sudah bisa menerima itu, entah kenapa perasaan yang tumbuh di dalam dada bersisa rasa ilfeel setiap kali melihatnya.
Perasaan tersebut tentunya bukan hal yang baik. Berpacaran ataupun tidak, seharusnya pandangan kita bisa senetral mungkin ketika menilai seseorang. Sayangnya, mantan kekasih yang merupakan tetangga sendiri selalu menumbuhkan perasaan ilfeel yang tidak pernah ada sebabnya.
Semoga kita bisa menghindari itu dan bersikap biasa saja, ya!
Jadi, itu dia 5 resiko berpacaran dengan tetangga sendiri. Pernah ngalamin nggak nih?