Kata orang, sesulit dan sesuram apapun sebuah kehidupan pasti ada saja suatu hal menyenangkan yang turut menyertainya. Salah satunya, adalah cinta. Orang bilang, cinta merupakan hal paling menyenangkan di seluruh semesta. Sebelumnya cinta yang dimaksud disini adalah cinta.
Tentu saja menyenangkan. Ketika jantung kita berdebar saat melihatnya, saat mata kita tak mampu lepas darinya, ketika tangan saling bertaut menikmati sore hari sambil jalan-jalan. Kemudian mengantarnya pulang sampai di depan pintu rumahnya.
Lalu cium keningnya sambil berkata, ''Nanti telpon lagi ya!'' Atau syukur-syukur diajak minum teh dulu oleh orangtuanya. Minum tehnya sambil pendekatan menarik hati calon mertua. Ah, sungguh indah. Memang kenikmatan jatuh cinta atau cinta itu sangat tak bisa dipungkiri.
Di sela-sela ini, media sosial sedang ramai-ramainya digaungkan dengan sebuah sound video yang berbunyi, ''Adek, cinta tak selamanya indah dek.''
Sound ini serta-merta serasa menampar saya sebagai orang yang terlalu menganggap jatuh cinta itu adalah hal indah. Rasanya sound itu memiliki kepalan tangan yang menghajar pipi saya. Saya langsung teringat dengan kasus-kasus jatuh cinta yang pernah saya alami dan beberapa kisah mengenaskan tentang pengalaman cinta teman saya.
Saat itulah saya sadar bahwa memang benar. Cinta itu tak selamanya indah, khususnya untuk anak muda dan di masa muda seperti ini. Berikut beberapa alasannya.
1. Perang ego
Kalau kita bicara tentang masa muda, ada banyak sekali istilah yang bisa mewakili. Namun saya yakin yang paling sering menjadi sorotan adalah ego. Menjadi muda adalah saat dimana kita begitu bergairah. Gairah untuk mencoba sesuatu yang baru, gairah untuk melakukan suatu hal, dan salah satunya gairah kepada calon pasangan.
Gairah ini kemudian akan diikuti dengan ego. Percayalah kawan, baik pria maupun wanita itu pada dasarnya pasti memiliki ego yang tinggi.
Dalam masalah percintaan, kita dapat melihat fakta di lapangan. Misalnya ada cowok yang ingin pacarnya tidak nongkrong kalau ada satu lelaki lain, atau cewek yang ingin pacarnya tidak ngumpul bareng sohibnya, dan lain-lain.
Ada juga kasus posesif dimana seseorang begitu berlebihan bahkan mengekang pacarnya sendiri. Akhirnya gimana? Ya bertengkar setiap malam.
2. Antara masa depan sekaligus tak ingin kehilangan
Anda semua pasti pernah memiliki sebuah perasaan seperti ingin menggapai masa depan. Ingin fokus ke masa depan. Tapi di satu sisi tak ingin kehilangan dia yang tersayang. Kedengarannya pasti seperti, "Ah, gampang kok. Tinggal bagi waktu aja antara masa depan dengan kekasih.’’
Hei, tidak semudah itu Ferguso. Menggapai masa depan tidak bisa hanya duduk dan santai (kecuali anda adalah Rafathar atau anak Bill Gates), diperlukan usaha yang keras, keras, dan keras. Fakta di lapangan menunjukkan banyak yang diacuhkan karena pacar mereka fokus ke masa depan.
Tidak ada satupun orang di dunia ini yang suka diacuhkan, apalagi sama pacar tersayang. Kalau saling memahami, oke. Kalau nggak, waduh gawat tuh.
3. Pelampiasan
Tidak sedikit beberapa orang di lingkungan saya yang curhat bahwa mereka hanya dijadikan pelampiasan saja oleh kekasihnya. Biasanya oknumnya adalah mereka yang masih belum bisa move on dari pacar yang dulu. Ini adalah kondisi yang berbahaya untuk kesehatan mental anda.
Dari pengalaman saya, yang menjadi pelampiasan biasanya tidak akan berani untuk speak up tentan itu. Mereka benar-benar ikhlas dijadikan pelampiasan, bahkan sampai rela disakiti berkali-kali. Jika terus dibiarkan, maka besar kemungkinan akan dimanipulatif oleh kekasihnya!
Jujur saya muak saat menulis poin keempat ini, namun saya harus berterus-terang. Jangan ada dusta diantara kita. Entah kenapa akhir-akhir ini kasus perselingkuhan selalu saja menjadi trending di jagad media. Saya yakin semua orang pasti membenci perselingkuhan, khususnya anak muda yang merasakan cinta di masa muda.
Apalagi jika kita menangkap basah sendiri perselingkuhan kekasih kita. Emosi kita menjadi tidak stabil, kepala sudah tak bisa berpikir jernih, hidup menjadi lesu, dan hal-hal negatif lainnya. Akhirnya ya akan mengalami trust issue sendiri sampai benar-benar dewasa.
Begitulah teman-teman, cinta masa muda memang tak selamanya indah. Pasti tetap ada cinta yang indah diluar sana, namun tentunya lebih banyak lagi cinta yang tak indah di luar sana. Bahkan menjadi sumber luka terhebat untuk beberapa orang.