3 Cara Menolak Ajakan dan Tawaran dengan Kritis

Candra Kartiko | Yoga Yurdho
3 Cara Menolak Ajakan dan Tawaran dengan Kritis
Ilustrasi Menolak. [Freepik.com]

Untuk orang yang sering merasa tidak enak apabila menolak sebuah ajakan atau tawaran, itu sungguh begitu bimbang. Dilematis sepanjang hari apabila menolak suatu hal karena merasa takut melukai perasaan. Padahal menolak adalah bukan perbuatan yang jahat dan kejam. Setiap orang memiliki hak untuk setuju dan menolak. Namun, mengapa masih saja ada orang yang merasa tidak enak apabila menolak tawaran dan ajakan? Tentu hal ini pasti ada latar belakangnya seperti apa.

Faktor penyebab menjadi susah untuk menolak salah satunya bisa berasal dari ketidakpercayaan terhadap diri sendiri, mengapa demikian? Karena merasa tidak yakin sepenuhnya sebab bertabrakan dengan sugesti yang sudah tertanam, sugesti untuk selalu berbuat baik kepada orang dimaknai secara dangkal. Oleh karena itu, apabila menolak ajakan dan tawaran seringkali termasuk kepada perbuatan yang melukai perasaan.

Selain itu, faktor untuk selalu menjadi orang baik dalam segala situasi dan kondisi rasanya sungguh melelahkan apabila konteksnya seperti itu. Kita sering mengorbankan diri sendiri untuk berbuat baik kepada orang lain, sebuah ironi yang terbalut dengan sugesti. Tak apa menolak, jika itu lebih baik. Tak apa menolak, jika itu perlu. Bagaimana caranya agar kita mampu menimbang ajakan dan tawaran dengan kritis sehingga menghasilkan keputusan yang tepat?

Inilah 3 cara menolak ajakan dan tawaran dengan kritis, semoga membantu!

1. Situasi dan Kondisi Adalah Kunci

Ketika akan menimbang sebuah tawaran maupun ajakan, melihat situasi dan kondisi terlebih dahulu sungguh diperlukan agar mencapai keputusan yang bijak. Situasi adalah ibarat pintu sebelum memutuskan membukanya atau tidak, pada tahap ini kita harus benar-benar melihat situasi dengan tidak sepihak.

Sedangkan kondisi adalah ibarat kunci untuk bisa membuka pintunya, lihat kondisi diri sendiri terlebih dahulu, kondisi fisik dan finansial tentunya. Apabila dirasa lebih tepat untuk menolaknya setelah menimbang dengan kritis, maka sampaikanlah dengan terbuka mengapa alasannya.

2. Self Love

Memikirkan diri sendiri bukan berarti egois, karena merasa sering tidak enak ketika akan menolak, itu sudah mengindikasikan bahwa diri sendiri bukan lagi menjadi prioritas. Munculnya rasa sulit untuk menolak dikarenakan kurangnya percaya diri atas pemikiran sendiri, selalu memerlukan validasi dari orang lain.

Memang, dalam hidup harus berdampingan dengan orang lain, namun diri kita juga berhak untuk mendapatkan ruang dan waktu untuk diri sendiri. Belajarlah menghargai diri sendiri, mencintai diri sendiri. Katakanlah dengan terbuka jikalau dirimu tak bisa menerima ajakan dan tawarannya. Berikanlah pengertian dengan tanpa offensive

3. Jangan Minta Maaf Berlebihan

Pada tahap ini berurusan dengan etika dan harga diri. Ketika hendak menolak ucapkan kata maaf seperlunya saja, jangan terlalu banyak. Mengapa? Secara psikologis jika seseorang selalu mengatakan minta maaf bahkan ketika dirinya tidak melakukan kesalahan sekalipun, rentan akan menjadikan sifat enggan menolak cenderung lebih besar.

Dan lebih parah lagi, bisa jadi dia akan memanfaatkanmu atas seringnya permintaan maaf darimu. Di sinilah harga diri akan dipermainkan. Sekali lagi, menolak bukanlah sebuah tindak kriminal, jadi biasa saja dalam menyikapinya. 

Berpikir kritis sangatlah diperlukan dalam segala aspek, jadi tidak salahnya untuk menolak ajakan dan tawaran kita harus berpikir dengan kritis agar lebih tegas. Umumnya ketika ajakan dan tawaran datangnya dari orang terdekat maka yang akan menentukan keputusan adalah hati, bukan rasionalitas.

Maka tak heran, jika tindakan yang mengganggu secara mental bisa berasal dari orang terdekat. Jadi berhentilah merasa tidak enak untuk menolak dan mulailah kritis untuk menanggapinya. 

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak