Benci dan suka adalah perasaan yang tidak bisa untuk dipaksa. Seseorang yang membencimu, tidak bisa dipaksa untuk menyukaimu. Pun juga dengan orang yang menyukaimu, sulit sekali rasanya untuk mengubah perasaanya menjadi membencimu. Semua adalah perkara hati dan pemiliknya.
Membenci seseorang adalah hal yang wajar dan normal saja. Tapi membenci memang bukan perasaan yang menyenangkan, lain dengan rasa suka. Jadi, ada 4 etika yang harus kamu jaga. Apa saja itu?
1. Tidak perlu mengumbar
Etika yang pertama adalah kamu tidak perlu mengumbar rasa bencimu pada seseorang kepada orang lain. Dengan menceritakan bahwa kamu membenci seseorang, tidak akan memberi manfaat apapun untukmu. Bahkan, seseorang yang kamu ceritakan tidak selalu memiliki pandangan yang sama denganmu. Bisa jadi kamu benci dan dia suka, kamu bisa apa?
Bagaimana kalau dia mengatakan secara langsung kebenciannya kepada orang yang bersangkutan? Apalagi kalau sampai kamu keceplosan mengumbar kalimat-kalimat yang mengundang ujaran kebencian. Bukankah semua itu memperburuk citramu di depan semua orang?
2. Tidak perlu peduli
Ketika kamu tidak suka dengan seseorang, berhentilah untuk terus menguntitnya. Kalau bisa, hindari interaksi dengannya meskipun sekadar melalui sosial media.
Sederhananya, kita tidak perlu kepo dengan orang yang tidak kita suka. Bukankah itu hanya merepotkan diri sendiri? Kalau tidak suka, maka sudah, batasi interaksi, putus segala komunikasi. Selesai.
3. Tidak perlu bermuka dua
Banyak orang yang mencoba menerapkan prinsip bermuka dua untuk menutupi kebencian yang dia rasakan kepada orang yang dibencinya. Maksudnya, dia ingin tetap menjadi teman, tapi juga tetap tidak bisa menghilangkan rasa bencinya. Lebih tepatnya adalah menjadi orang yang munafik.
Mungkin niatnya memang baik, tidak ingin merusak pertemanan atau ingin terlihat tetap baik di hadapan yang bersangkutan. Tapi, membohongi diri sendiri tidaklah semudah itu. Membohongi orang lain mungkin mudah saja, tapi diri sendiri?
Meskipun pertemanan tetap utuh, namun hati kita benar-benar kacau. Tidak merasa tenang dan senang. Yang ada hanyalah emosi, ilfeel dan ingin lekas menyudahi waktu bertemu. Lalu, untuk apa semua itu?
4. Siap dengan risiko
Ketika kita membenci seseorang, akan sangat mungkin jika kita dibenci pula oleh orang lain. Lihat saja artis di televisi, sekalinya ada orang mengaku tidak suka, banyak fans dari artis tersebut yang menyerang. Tidak main-main, ribuan orang jumlahnya.
Tapi dalam lingkup sederhana seperti hubungan pertemanan, paling hanya satu geng saja yang membencimu balik. Kalau kamu siap menunjukkan perasaanmu kepada orang lain, maka kamu juga harus siap dengan risikonya. Seperti kalimat pengantar tadi, bahwa suka dan benci memang tidak bisa untuk dipaksa.
Itu dia 4 etika membenci seseorang. Santai saja, tidak perlu terlalu dipikirkan.