Menjadi pribadi yang dewasa secara mental adalah keinginan banyak orang, karena dengan dewasa secara mental tentu lebih fleksibel melihat persoalan secara menyeluruh dan menilainya secara positif. Hal ini berbanding lurus dengan dewasa secara pikiran.
Dewasa secara mental tidak melulu harus tua atau sudah sampai pada umur sekian, karena kadang ada saja orang yang umurnya sudah tua tetapi pikiran masih seperti anak-anak, kondisi seperti ini jelas perlu dipertanyakan.
Dewasa secara mental tidak muncul secara tiba-tiba, ia tentu melalui proses yang panjang dan berbagai pengalaman. Proses menuju dewasa secara mental tentu melalui banyak masalah, dari sekian banyak masalah yang dilalui kemudian menjadi bahan pelajaran dengan mencarikan solusi, bukan malah lari dari masalah.
Semakin banyak masalah yang dihadapi dan mampu dicarikan solusi tepat, maka dewasa secara mental pun akan terbentuk.
Untuk itulah penting agar terus melatih diri supaya bisa dewasa secara mental sehingga mudah menghadapi segala perkembangan zaman dan tidak tergilas dengannya.
Berikut tujuh tanda kalau orang sudah dewasa secara mental, perlu dicek apakah kamu termasuk di dalamnya?
Memiliki pikiran terbuka berarti lebih banyak melihat sesuatu secara positif dan juga tidak boleh langsung menjustifikasi. Pikiran terbuka tidak akan mudah mengeluh ketika menghadapi persoalan, justru menghadapinya dengan mencarikan solusi dan selalu mengambil pelajaran.
Ia tidak akan mudah putus asa, selalu belajar terhadap setiap peristiwa dan pengalaman, serta tidak menutup diri ketika ada saran dan kritik dari orang lain. Dalam arti lain pikiran terbuka tidak selalu merasa benar sendiri atau terlalu mempertahankan ego.
2. Lebih banyak memaafkan
Selalu memaafkan orang lain ketika ia minta maaf bertanda bahwa sudah dewasa secara mental. Kadang ada tersendat dalam benak pikiran kita bahwa tidak akan pernah memaafkan orang yang pernah melakukan kesalahan pada diri sendiri, hal itu bertanda bahwa pikiran belum dewasa secara mental.
Sebesar apa pun kesalahan orang lain kalau ada keinginan meminta maaf dan tidak akan mengulanginya lagi, mesti kita maafkan walau bekas luka masih membekas. Itulah tanda bahwa orang tersebut sudah dewasa secara mental, artinya apa bahwa ia tidak suka menyimpan dendam dan tetap fokus pada masa depan.
3. Tidak memaksakan cinta
Memaksakan kehendak orang lain agar cinta kepada kita juga bertanda bahwa kita belum dewasa secara mental. Kadang ada saja orang yang sangat mencintai seseorang tetapi dianya malah tidak cinta, sehingga ia pun memaksakan agar orang yang dicintainya itu bisa juga cinta kepadanya, bagaimanapun caranya.
Bahkan kalau sudah mempunyai pasangan lain ia belum bisa menerimanya. Orang yang dewasa secara mental tidak berpikiran seperti ini, kalau mereka tidak cinta dan tidak bisa, ia tentu bisa mengambil pelajaran dan tidak memaksakan cinta.
4. Menerima perasaan sakit hati
Perasaan sakit hati adalah hal wajar yang bisa dialami manusia. Ada bahagia ada rasa sakit, itu termasuk settingan dalam kehidupan. Meskipun kita merasa tidak bisa menerima sakit hati, tetapi itu bukanlah solusi untuk meredah sakit hati tersebut.
Kita mesti sadar sakit hati bisa terjadi kapan saja dan harus diterima pula, melalui itu tidak boleh berputus asa tetapi bisa mengambil pelajaran untuk bisa tetap maju.
5. Tidak mudah men-judge orang lain
Tindakan mudah menjastis orang lain adalah tindakan yang tidak baik dan sudah pasti bukan ciri orang yang dewasa secara mental. Kerena dengan menjastis orang lain bisa saja tidak mengetahui kebenaran seutuhnya dan bisa terjebak dalam persepsi nagatif. Belum tahu perkara seutuhnya langsung menjastis buruk atau tidak, jelas tindakan keliru.
Bagi orang yang dewasa secara mental ia berpikir positif dan mampu melihat persoalan secara menyeluruh, bahkan ia tahu memposisikan diri kalau dianggap menjatuhkan orang lain ia tidak akan melakukanya.
6. Tidak menggantungkan kebahagiaan pada orang lain
Orang yang masih menggantungkan kebahagiannya pada orang lain berarti belum mandiri dan belum dewasa secara mental. Kebahagian tiap orang berbeda-beda, dan kebahagiaan itu mestinya bisa ditemukan sendiri dalam diri, itulah tanda dewasa secara mental.
Kalau belum bisa menemukan kebahagian sendiri dalam diri berarti pikiran belum terbuka dan tentu akan sulit berkembang.
7. Lebih memilih diam daripada terlibat dalam perkelahian yang tidak masuk akal
Mengurusi sesuatu yang tidak masuk akal bisa saja hanya membuang waktu saja, begitu pun terlibat dalam perkelahian yang tidak penting dan tidak masuk akal. Ketika dihadapkan pada perkelahian yang tidak masuk akal, mending lebih baik diam dan tidak ikut campur. Dengan begitu tanda-tanda dewasa secara mental sudah mulai terlihat.
Itulah tujuh tanda kalau orang sudah dewasa secara mental. Semoga saja kita termasuk orang yang dewasa secara mental dan kalaupun belum mulailah sekarang untuk melatih diri agar bisa menjadi orang yang dewasa mental. Karena dewasa secara mental tentu bisa membuat kehidupan berjalan lancar walau kadang banyak liku-likunya.