5 Kesalahan dalam Berfikir atau Distorsi Kognitif yang Perlu Dihindari

Hikmawan Firdaus | Winka Orlando Saputra, S.Tr.Gz
5 Kesalahan dalam Berfikir atau Distorsi Kognitif yang Perlu Dihindari
ilustrasi contoh kesalahan berfikir.[pexels.com]

Berfikir merupakan suatu aktivitas yang melibatkan otak agar dapat mengembangkan suatu ide, kreativitas, ataupun hal - hal baru yang terdapat di dalam diri seseorang. Setiap orang memiliki cara berfikir masing - masing, namun terkadang ada beberapa orang yang memiliki kesalahan dalam cara berfikirnya. Jika dibiarkan, kesalahan berfikir ini akan berubah menjadi kecemasan yang dapat berakibat buruk pada diri sendiri ataupun orang di sekitarnya. Nah untuk itu di artikel kali ini, kita akan membahas tentang apa saja jenis kesalahan berfikir yang perlu dihindari.

 Melansir dari akun Instagram @biropsikologidinamis, berikut pembahasannya.

1. Filtering

Cara berfikir filtering ini biasanya akan membuat seseorang terfokus pada hal - hal yang sifatnya negatif sekecil apapun itu dan mengabaikan hal - hal yang positif meski sebesar apapun itu. Cara berfikir seperti ini akan membuat seseorang menjadi lebih mudah putus asa dan meningkatkan kecemasan serta depresi.

2. All Or Nothing

Cara berfikir all or nothing ini tidak memberikan rasa toleransi saat dihadapakan pada suatu perbedaan tertentu. Pemikiran mereka bersifat ekstrem dengan menekankan keputusan "iya" atau "tidak sama sekali", dimana hal ini akan berdampak buruk, terutama dalam suatu pergaulan ataupun pekerjaan.

3. Mindreading

Mindreading merupakan jenis kesalahan berfikir yang membuat seseorang seolah mengetahui apa yang orang lain pikirkan tentangnya. Padahal tak selamanya kita bisa mengetahui apa yang sedang orang lain pikirkan. Mindreading biasanya lebih sering terjadi di kalangan anak - anak yang dapat meningkatkan rasa cemas.

4. Labeling 

Jika kamu pernah melihat orang yang mencaci maki dirinya sendiri atas kesalahan yang dia perbuat sebelumnya, bisa jadi dia memiliki pemikiran labeling. Bahkan pemikir labeling ini juga dapat memberikan suatu label pada orang lain dengan predikat yang buruk. Contohnya ketika seseorang mengatakan dirinya jelek atau payah, ataupun saat dia menganggap orang lain bodoh hanya karena melakukan sebuah kesalahan kecil di dalam pekerjaanya. Labeling akan membawa dampak negatif dalam pembentukan karakter seseorang, serta cara berfikir dan bertindak.

5. Blamming

Pemikir blamming suka mencari sesuatu untuk disalahkan atas apa yang telah terjadi sebelumnya. Tak jarang pemikir blamming akan menyalahkan orang lain meskipun sebenarnya dialah yang menjadi dalang timbulnya masalah tersebut. Orang - orang dengan pemikiran blaming ini juga berpotensi untuk dijauhi oleh teman atau rekan kerjanya, karena dianggap toxic dan berbahaya.

Itulah tadi lima kesalahan dalam berfikir atau distorsi kognitif yang perlu anda hindari. Semoga bermanfaat!

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak