3 Kesalahan yang Sering Diabaikan dalam Menumbuhkan Minat Baca pada Anak

Ayu Nabila | Syifa Fauzia
3 Kesalahan yang Sering Diabaikan dalam Menumbuhkan Minat Baca pada Anak
Ilustrasi orang tua mengajarkan anak membaca (Pexels.com/cottonbro from Pexels)

Di media sosial, pasti kita memiliki teman atau sering melihat orang tua yang mengupload foto kegiatan anak-anak mereka. Seolah, selalu ada yang bisa dibanggakan para orang tua tersebut dari anak-anak mereka. Termasuk kegiatan anak-anak yang sedang membaca buku, dengan bangganya mereka menyampaikan bahwa anak mereka sangat menyukai kegiatan membaca. Pernahkah terbesit memiliki keinginan yang sama? Rasanya ingin juga memiliki anak yang punya minat membaca yang tinggi seperti anak-anak orang lain.  

Namun, meski telah berulang kali mencoba tetap saja anak-anak kita tidak mau membaca buku-bukunya. Untuk itu, perlu disadari bahwa memang ada beberapa hal yang bisa jadi merupakan kesalahan kita sebagai orang tua dalam menumbuhkan minat baca pada anak, yaitu:

1. Tidak ikut menerapkan dalam keseharian

Dalam hal ini, peran orang tua sangatlah penting untuk menumbuhkan minat membaca pada anak. Jangan berharap guru disekolah akan mampu membuat anak gemar membaca jika anak tidak pernah melihat kegiatan membaca buku sebagai salah satu kegiatan rutinitas yang dilakukan orang tuanya dirumah. Anak-anak merupakan peniru yang hebat, mereka akan mencontoh apapun yang orang-orang terdekat di lingkungan sekitarnya lakukan, termasuk membaca buku. 

Jadi, jika biasanya kita hanya memerintahkan anak untuk membaca buku-bukunya. Mulai sekarang, cobalah menjadikan kegiatan membaca juga sebagai rutinitas harian orang tua dirumah. Berikan anak-anak kita contoh nyata dalam kesehariannya, dengan begitu anak-anak akan paham bahwa kegiatan membaca buku merupakan kegiatan yang memang seharusnya kita semua lakukan. Bukan hanya pelajar dan guru saja yang melakukannya. 

2. Kurang peka

Coba kita ingat-ingat kembali, apakah anak kita pernah menunjukkan ketertarikannya pada sebuah buku di sebuah toko atau ketika berkunjung ke rumah orang lain? Akan tetapi, alih-alih membelikan buku, kita malah memberikannya snack, atau mainan lain karena berbagai alasan yang kita ciptakan sendiri. Nah, jika jawabannya iya, bukankah kita sendiri yang ternyata kurang peka atau bahkan tidak respek dengan minat baca pada anak? 

3. Membatasi jenis buku

Sama halnya dengan orang dewasa yang juga merasakan jenuh dengan buku bacaan kita, anak-anak pun begitu. Meminta anak hanya membaca buku-buku pelajarannya saja sama dengan memberinya tekanan, sehingga anak akan mudah merasa bosan dan kegiatan membaca tidak lagi menarik baginya. Sebaiknya dengarkan pendapat anak tentang bukunya, dan beri anak kita kesempatan untuk memilih jenis buku yang ingin dibacanya. 

4. Tidak memberi pemahaman tentang manfaat membaca

Sebagai orang dewasa, apakah kita mau diminta melakukan suatu hal tanpa tahu tujuan dan alasannya? Anak-anak pun begitu, orang tua harus memberikan pemahaman yang benar dengan bahasa yang mudah dipahami tentang manfaatnya membaca untuk anak. Memiliki pola pikir yang benar tentang kesadaran membaca akan membuat anak konsisten dengan kebiasaan membaca, karena anak membutuhkan buku dan ingin merasakan manfaat dari membaca buku. 

Pada intinya, semua orang akan mau membaca jika sudah merasakan manfaat untuk dirinya. Begitupun dengan anak-anak, mereka akan menyukai aktivitas membaca jika dirasa aktivitas tersebut menarik bagi mereka. Sebagai orang tua, kita memang perlu sering-sering mengevaluasi diri jika ada sikap anak yang tidak sesuai dengan harapan kita.  

Itulah tiga kesalahan yang sering diabaikan dalam menumbuhkan minat baca pada anak. Semoga bermanfaat. 

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak