Ibu Juga Manusia! Ini 2 Alasan Mereka Tak Harus Bisa Segalanya

Hernawan | Syifa Fauzia
Ibu Juga Manusia! Ini 2 Alasan Mereka Tak Harus Bisa Segalanya
ilustrasi ibu dan anak (Pexels.com/Brett Sayles)

Sejak menjadi ibu, kita akan sering mendengar pernyataan "Jadi ibu nggak boleh sakit", "Jadi ibu harus bisa segala hal", "Kalau ibu sakit rumah jadi kacau". Begitulah stigma yang sering kita dengar sejak kecil dan sudah diturunkan berpuluh-puluh tahun lamanya. Sehingga dianggap wajar dan normal.

Sayangnya, bukan hanya dianggap normal oleh laki-laki, tapi juga oleh perempuannya sendiri. Menjadi seorang ibu harus memahami tentang 2 hal ini, demi kesehatan mental dan fisiknya. 

1. Seorang ibu bukan superhero

Ibu, kamu tidak perlu menjadi wonder woman. Sadari, menjadi seorang ibu juga bisa lelah dengan rutinitas dan pekerjaan yang tidak ada habisnya di rumah. Ambil jeda, hentikan sejenak pekerjaan, kemudian nikmati waktumu sendiri. Jangan ragu untuk meminta suami agar bergantian menjaga anak. Jangan memaksakan untuk menjadi sempurna dalam menyelesaikan semua pekerjaan. Memiliki waktu untuk istirahat yang cukup akan mengembalikan energi yang kamu butuhkan untuk mengurus keluarga dan rumah tangga. 

2. Seorang ibu juga manusia biasa

Ibu, kamu tak perlu berpura-pura kuat. Kamu hanya manusia, dengan segala kekurangan dan keterbatasannya. Akui saja perasaanmu, tunjukkan pada keluarga ketika kamu butuh asupan motivasi atau dukungan penuh dari mereka. Sebab seringkali kamu merasa rapuh atau sendiri karena orang lain atau pasanganmu tidak mengetahui perasaanmu yang sebenarnya. Kamu, tidak perlu melakukan segala hal yang memberatkamu dirimu, hingga mengesampingkan kebahagiaamu. 

Coba dipikirkan lagi, jangan-jangan bukan karena kita tidak bisa tidak menjadi kuat, melainkan kita sendiri yang tidak mau merubah keadaan. Bisa jadi selama ini kitalah yang tidak memberi suami kita kesempatan. Atau karena mungkin kita belum tahu kalau kita boleh tidak menjadi kuat. Sudah waktunya persepsi bahwa seorang ibu seolah superhero mulai dihilangkan. 

Perlu di ketahui, semboyan the power of emak-emak itu tidak akan tercipta dengan sendirinya jika tidak ada kondisi yang memicunya. Bangun komunikasi yang baik dengan suami, utarakan keluhan kita. Diskusikan kembali hal-hal yang membuat kita merasa berat karena anak dan rumah tangga bukan hanya milik kita seorang. 

Video yang mungkin Anda sukai:

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak