3 Cara Pemilihan Ketua Organisasi

Hernawan | Imam Mahmud
3 Cara Pemilihan Ketua Organisasi
Ilustrasi Pemilihan Ketua Organisasi (Pexels.com/Monstera)

Metode dalam pemilihan ketua organisasi tentu saja menjadi salah satu agenda yang penting untuk dilakukan, baik untuk organisasi politik, organisasi sosial kebudayaan, organisasi pendidikan, organisasi keagamaan, organisasi kemasyarakat, dan bahkan untuk organisasi di dalam perguruan tinggi atau pun sekolah.

Alasan kegiatan pemilihan ketua organisasi ini menjadi urgensi karena kedepannya estafet kepemimpinan organisasi tersebut bisa berjalan dengan baik tergantung dari ketua yang dipilih, sehingga setiap organisasi pasti menyelenggarannya secara serius.

Metode Pemilihan Ketua Organisasi

Penggunaan metode untuk proses pemilihan ketua organisasi biasa berhubungan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga atau dikenal pula dengan AD ART. Di mana AD ART sendiri secara singkat diartikan sebagai tata aturan untuk semua anggota dalam menjalankan suatu kegiatan keorganisasian termasuk pemilihan ketua.

Begitu pula dengan saya, sewaktu mengikuti organisasi pemilihan ketua tak jarang menjadi momentum yang paling ditunnggu oleh semua anggota, prihal ini untuk organisasi yang baik ketika sudah terpilih siapa yang menjadi ketua dan calon yang kalah bisa berkolaborasi untuk tujuan bisa membangun organisasi yang lebih baik lagi.

Cara Pemilihan Ketua Organisasi

Setidaknya ada beberapa metode yang dipergunakan oleh masyarakat, dalam pemilihan ketua untuk organisasi. Antara lain;

1. Musyawarah

Pemilihan untuk menjadi ketua dalam sebuah organisasi bisa dilakukan dengan musyawarah antar anggota sekaligus calon pengurus kedepannya. Melalui jalan musyawarah ini juga setidaknya semua anggota bisa menunjuk sosok yang tepat sekaligus memiliki kapabilitas tinggi dalam kepemimpinannya.

Jalannya musyawarah untuk pemilihan ketua organisasi juga terkadang tidak menimbulkan permasalahan, asalkan semua setuju maka mufakat bisa di kedepankan.

Contoh kasus adanya masyawarah yang biasa terjadi misalnya saja untuk pemilihan ketua Rukun Warga (RW) atau Rukun Tetangga (RT) yang ada di daerah pedesaan maupun perkotaan, masyarakat memilih jalan ini sebagai upaya tetap menjaga persatuan dan kesatuan yang diinginkan.

2. Voting

Voting juga menjadi metode dalam proses pemilihan ketua organisasi. Voting disebut dengan pemungutan suara dari anggota yang barang tentu dapat memicu tindakan anarkis jikalau calon ketua tidak mau menerima kekalahannya. Namun berbeda jikalau setiap calon dan tim sukses menerima kekalahan sekaligus menyadari akan pentingnya jalannya organisasi kedepannya.

Disisi lainnya, adanya voting juga menjadi bagian daripada arus demokrasi yang memang sudah lazim dilakukan oleh masyarakat di negeri ini. Contohnya saja untuk menjadi presiden di Indonesia masyarakat haruslah memilih salah satu colon kemudian dihitung secara independent oleh lembaga kepemerintahan.

3. Aklamasi

Aklamasi sejatinya juga menjadi bagian daripada metode untuk proses pemilihan ketua umum dalam organisasi. Aklamasi terjadi karena adanya penunjukan langsung yang dilakukan oleh pimpinan tertinggi atau memang ketika mencalonkan diri sebagai ketua tidak ada yang berkenenan sehingga akhirna terjadi aklamasi.

Adapun kasus pemilihan aklamasi memang jarang sekali terjadi untuk sebuah organisasi yang besar kecuali jikalau ada sosok maupun tokoh yang benar-benar memiliki kekuasaan dalam organisasi tersebut.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak