Pada umumnya seseorang akan meminta maaf setelah melakukan kesalahan atau berbuat salah. Sayangnya, tidak sedikit yang menjadikan kata “maaf” sekadar untuk syarat agar terlihat lebih baik. Tak sedikit pula yang menjadikannya sebagai rutinitas ketimbang menganggapnya sebagai sebuah kesempatan untuk sungguh-sungguh memperbaiki hubungan.
Pada akhirnya permintaan maaf yang kamu lakukan dianggap sebagai sebuah permainan. Ini membuatmu kehilangan kepercayaan dari orang lain. Namun, bila kamu benar-benar ingin berubah dan menunjukkan ketulusanmu saat meminta maaf, sebaiknya hindari beberapa hal berikut ini.
1. Mengulangi Kesalahan yang Sama di Kemudian Hari
Mengulang kesalahan yang sama di kemudian hari menunjukkan bahwa kamu bukanlah orang yang bisa bertanggung jawab. Hal ini justru menunjukkan bahwa permintaan maaf yang sebelumnya kamu ucapkan hanyalah sebagai ‘jalan keluar’ dari masalah.
Perbuatan tersebut membuatmu terlihat tidak belajar dari kesalahan sebelumnya sehingga orang lain akan semakin sulit percaya padamu di kemudian hari. Pasalnya, bila benar-benar menyesal seharusnya kamu tak akan mengulangi kesalahan yang sama.
2. Membela Diri
Sebaiknya kamu tidak membela diri saat meminta maaf agar orang lain tidak ilfeel padamu. Karena saat kamu meminta maaf, ini artinya kamu telah menyadari kesalahan yang telah diperbuat. Yang artinya kamu tidak mempunyai keberanian dan hak untuk membela diri dan mencari “kambing hitam” untuk disalahkan.
Memang sikap ini sering kali muncul tanpa disadari ketika seseorang meminta maaf, misalnya dengan mengimbuhkan kalimat “Tapi aku …,” atau “Sebenarnya aku tidak ….” Kalimat sepele semacam itu justru akan membuat lawan bicaramu merasa dipermainkan karena mereka menyadari bahwa kamu tidak sungguh-sungguh mengakui kesalahanmu dan ingin memohon maaf.
BACA JUGA: 4 Tantangan yang Harus Dihadapi Pebisnis, Apa Saja?
3. Mengharapkan Sesuatu di Balik Permintaan Maaf
Mengharapkan sesuatu setelah meminta maaf bukanlah hal yang baru. Misalnya saja ketika kamu meminta maaf agar hukumanmu dikurangi, meminta maaf agar tidak ditinggal pergi, atau memohon maaf supaya semua keinginanmu dituruti. Permintaan maaf dengan embel-embel seperti ini jelas sekali tidak tulus karena kamu hanya memohon maaf agar apa yang kamu inginkan dapat terpenuhi.
Padahal, bila kamu benar-benar tulus meminta maaf saat menyadari kesalahanmu, maka kamu tidak akan keberatan untuk menerima konsekuensinya.
4. Banyak Janji
Terkadang saking inginnya dimaafkan kamu jadi terlalu percaya diri sampai berani mengatakan berbagai hal sebagai jaminan. Kamu pun mengatakan janji-janji manis mengenai perubahan sikap atau berbagai hal baik yang akan dilakukan di masa depan. Padahal, belum tentu kamu bisa melakukannya bahkan ada kemungkinan kamu melupakan perkataan itu setelah dimaafkan.
Apabila kamu sering kali melakukan hal seperti ini, lama-lama orang lain akan “menandai” kamu sebagai orang yang tidak bisa dipercaya. Karenanya lebih baik kamu tidak mengatakan apa pun sebagai janji, tetapi buktikan dengan perbuatan bahwa kamu benar-benar telah menyesal dan tidak akan melakukan kesalahan itu lagi.
Saat kamu ingin meminta maaf, sebaiknya hindari beberapa hal tersebut, yang hanya menjadikan permintaan maafmu terlihat tidak tulus.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS