Banyak orang mengincar posisi leader atau pemimpin. Gak heran memang, mengingat status pemimpin dapat memberi kebanggaan tersendiri. Gak hanya itu, dalam dunia kerja biasanya kenaikan status juga diimbangi dengan besar gaji yang meningkat. Tentu siapa pun bakal senang, dong?
Memiliki sesuatu yang dibanggakan tentu saja bisa jadi godaan, salah satunya dapat membuat seseorang tinggi hati. Ketika ini terjadi, maka gaya kepemimpinannya pun akan berubah menjadi arogan.
Nah, agar kamu gak sampai terjebak pada perilaku buruk tersebut, ada baiknya kenali beberapa indikator pemimpin arogan sehingga bisa diperbaiki. Yuk, disimak sampai habis.
1. Semua orang harus tunduk
Tidak semua orang bisa menjadi seorang pemimpin. Dengan tanggung jawab yang semakin besar, maka dibutuhkan seseorang yang kapabel. Fakta inilah yang kadang bikin seseorang jadi besar kepala.
Di antara ciri ketika arogansi sudah tertanam, yaitu merasa bahwa semua orang harus tunduk padamu. Kamu akan marah ketika ada yang tidak patuh dan langsung berprasangka buruk bila orang tersebut bawahan yang tidak profesional atau ada niatan untuk menjatuhkan.
Padahal, bisa jadi ketidakpatuhan tersebut sebenarnya demi kebaikan asalkan saja kamu mau mendengarkan alasannya.
2. Tidak memiliki respek terhadap bawahan
Di antara tanda seorang pemimpin yang baik, yakni respek terhadap orang yang statusnya lebih junior. Ini tidak terjadi pada pemimpin arogan.
Merasa status lebih tinggi, pemimpin yang arogan hanya melihat bawahan sebagai pesuruh, dan tidak menghormatinya sama sekali.
Kurangnya respek ini bisa tercermin dari bagaimana bawahan tersebut disuruh melakukan apa pun di luar job description-nya. Sikap demikian gak baik, lho.
3. Gila hormat
Kebalikan dengan sikapnya terhadap bawahan yang gak memberi respek sama sekali, justru pemimpin arogan sangat gila hormat. Inilah alasan kenapa pemimpin yang sombong umumnya dikelilingi dengan para penjilat.
Bagi seorang pemimpin arogan, sanjungan kendati palsu akan dianggap respek. Padahal, kenyataannya gak demikian.
Pemimpin yang baik tanpa harus susah payah untuk dihormati akan mendulang respek sendirinya karena orang-orang sekitar melihat teladan dari sikapnya sehari-hari. Bukan semata-mata sanjungan yang dibuat-buat.
Satu sisi status pemimpin memang bisa dibanggakan. Akan tetapi, hakikat status tersebut adalah amanah yang mesti diemban dengan baik. Di antaranya dengan mencegah jangan sampai timbul sikap sombong sehingga memimpin dengan arogan.