4 Alasan Korban Trauma Kesulitan Mendapatkan Support System Menurut Psikologi

Ayu Nabila | Alfanni Nurul
4 Alasan Korban Trauma Kesulitan Mendapatkan Support System Menurut Psikologi
Potret seseorang yang sedang melamun dan menatap ke luar jendela, kesepian dam tanpa support system. (unsplash.com)

Seseorang yang pernah mengalami kejadian buruk yang menyebabkan trauma seringkali dampak yang ditimbulkan tidak mudah hilang. Salah satu dampak yang seringkal dirasakan korban trauma adalah kesulitan menjalin hubungan sosial dengan orang lain bahkan orang terdekatnya. Tak jarang korban trauma mengisolasi diri sendiri dan memutus hubungan sosial dengan dunia luar. 

Korban trauma memang membutuhkan banyan dukungan atau support system, terutama dukungan moril untuk membantu pemulihan dan kesedihan pascatrauma. Namun, tak sedikit korban trauma yang menolak dukungan moril dari orang terdekatnya bahkan bantuan profesional.

Di sisi lain, ada pula korban trauma yang merasa tidak punya support system ketika harus melewati hari-harinya pasca trauma. Dilansir dari psychologytoday.com, terdapat beberapa alasan korban trauma kesulitan mencari support system pascatrauma.

1. Merasa sungkan dan malu

Masyarakat seringkali tidak memahami secara benar bagaimana menyikapi korban trauma. Korban trauma terkadang mengalami banyak perubahan pada dirinya atau kehilangan kontrol atas emosi dan psikologisnya, seperti panik, murung, sedih, bahkan berhalusinasi. Hal tersebut terkadang disalahpahami bahwa korban trauma menjadi gila atau hilang kewarasannya karena perubahan sifat yang signifikan.

Kondisi tersebut membuat korban trauma merasa malu dan cenderung mengisolasi diri. Akibatnya, korban trauma menolak kedatangan orang lain dengan maksud memberi support system karena.

2. Takut orang lain tidak memahami dan memberikan penilaian buruk

Sebelum memutuskan mengisolasi diri, tidak sedikit korban trauma yang pernah mencari bantuan untuk menyembuhkan trauma yang diderita. Bisa jadi, bantuan yang sebelumnya dirasa tidak memberikan dampak yang baik tetapi malah memperburuk keadaan. Di sisi lain, bisa saja korban trauma malah mendapatkan penilaian yang terkesan menghakimi korban. 

BACA JUGA: 3 Cara Pinjam Pulsa Darurat Telkomsel Paling Gampang, Bisa Pakai E-wallet!

3. Tidak ingin membebani orang lain

Beberapa korban trauma mungkin tidak ingin membebani orang terdekatnya sehingga memutuskan untuk menemukan sendiri bagaimana untuk pulih. Pilihan terburuk mungkin mengisolasi dari dunia luar untuk lebih fokus pada dirinya sendiri. Korban trauma takut berbicara kepada orang terdekat agar mereka tidak mengalami hal yang dirasannya. 

4. Tak ada respons dan takut emosi tak terkontrol

Ketika membicarakan hal yang menjadi pemicu trauma, tak jarang korban trauma begitu emosional. Atau mungkin alasan korban trauma enggan menerima bantuan disebabkan tidak ada respons yang baik dari korban. Maksudnya, korban merasa bantuan yang diberikan tidak memberikan efek apapun karena sebelumnya terlalu menderita sehingga berat untuk kembali pulih. 

Korban trauma memang mengalami hal berat yang membuat banyak perubahan pada dirinya. Sebagai orang terdekat, penting untuk benar-benar memahami dan peduli tentang apa yang dibutuhkan korban trauma untuk pulih. Apalagi jika mereka menarik diri dari lingkaran sosial atau menolak bantuan. Sebenarnya, banyak korban trauma yang membutuhkan support system tetapi merasa sungkan atau bingung bagaimana cara meminta. 

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak