6 Tanda Kamu Mengalami Toxic Productivity, Ingin Selalu Produktif

Ayu Nabila | Meyendah Lestari
6 Tanda Kamu Mengalami Toxic Productivity, Ingin Selalu Produktif
ilustrasi orang stress bekerja (pexels.com/Ron Lach)

Menjadi produktif memang sah-sah saja dan tentunya hal itu baik. Namun, jika dorongan untuk selalu ingin produktif sudah melebihi batas wajar, hal itu bisa berubah menjadi sesuatu yang tidak sehat, lho. Hal ini dikenal dengan nama toxic productivity. Bukannya menjadi lebih bahagia, yang ada kamu akan merasa stres dan capek terus menerus sehingga pekerjaanmu jadi kurang maksimal. 

Beberapa orang tidak menyadari bahwa ia sudah mengalami toxic productivity, untuk itu kamu bisa lihat enam tandanya di bawah ini, mungkin saja kamu sudah termasuk orang yang terkena toxic productivity yang akan membahayakan diri dan juga mentalmu. Yuk, simak artikelnya. 

1. Kesehatan fisik dan mental terabaikan

ilustrasi orang stress bekerja (pexels.com/energepic.com)
ilustrasi orang stress bekerja (pexels.com/energepic.com)

Tanda ketika kamu mengalami toxic productivity adalah ketika kamu mengalami kelelahan fisik dan mental yang ekstrem akibat tekanan kerja berlebihan atau terus-menerus. Ini seringkali terjadi ketika kamu memaksakan diri untuk mencapai tingkat produktivitas yang tidak sehat atau ketika bekerja tanpa adanya keseimbangan antara pekerjaan dan istirahat.

Hal ini akan membuat kamu abai akan kesehatanmu. Kamu mungkin akan kurang tidur, makan sembarangan dengan jadwal yang tidak tepat waktu, dan mengabaikan perasaan stres juga kelelahan. Hal ini jika tidak dihentikan, dapat menyebabkan masalah kesehatan serius baik secara fisik maupun mental, lho. 

2. Tidak lagi punya waktu untuk merawat diri

ilustrasi gambar orang stress bekerja (pexels.com/Karolina Grabowska)
ilustrasi gambar orang stress bekerja (pexels.com/Karolina Grabowska)

Kelalaian terhadap perawatan diri bisa dianggap sebagai bentuk dari toxic productivity, lho. Ketika kamu terlalu fokus pada produktivitas dan mengorbankan waktu yang seharusnya dialokasikan untuk istirahat, perawatan diri, atau olahraga, itu dapat menyebabkan dampak negatif pada kesejahteraan fisik dan juga mental.

Ketika tubuh dan pikiran tidak mendapatkan waktu untuk pulih dan bersantai, ini dapat menyebabkan peningkatan tingkat stres, kelelahan yang kronis, dan bahkan berpotensi berujung pada burnout. Oleh karena itu, penting untuk menjaga keseimbangan antara produktivitas dan perawatan diri.

3. Mengejar tujuan yang sangat tinggi dan tidak realistis

ilustrasi orang stress bekerja (pexels.com/Tima Miroshnichenko)
ilustrasi orang stress bekerja (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Tanda toxic productivity selanjutnya yang bisa kamu rasakan adalah ketika kamu menetapkan tujuan pekerjaan yang sangat tinggi, namun tujuan tersebut tidak praktis atau sesuai dengan kenyataan. Misalnya seperti menetapkan target yang tidak dapat dicapai dalam waktu yang wajar atau dengan sumber daya yang tersedia.

BACA JUGA: 4 Menu Sarapan untuk Diet, Turunkan Berat Badan dengan Lebih Sehat

Dan ketika kamu tidak mampu mencapai tujuan yang sangat tinggi tersebut, kamu menyalahkan dan memberikan hukuman pada diri sendiri, seperti perasaan bersalah karena tidak becus bekerja, rendah diri, atau stres yang berlebihan. Tekanan yang terlalu tinggi dan ekspektasi yang sulit dicapai dapat membawa pada penurunan motivasi, kelelahan, dan penurunan performa kerja secara keseluruhan, lho.

4. Kesulitan untuk beristirahat

ilustrasi gambar orang stress bekerja (pexels.com/cottonbro studio)
ilustrasi gambar orang stress bekerja (pexels.com/cottonbro studio)

Ketika istirahat seharusnya menjadi momen untuk merilekskan pikiran dan tubuh, kamu malah menghadapi kesulitan besar untuk benar-benar melepaskan diri dari tekanan pekerjaan. Pikiran yang terus-menerus terfokus pada tugas-tugas yang belum selesai, membuat kamu menciptakan suatu lingkaran pikiran yang sulit dihentikan.

Bahkan dalam momen istirahat pun, beban pekerjaan terus menghantui dan menghambat kemampuanmu untuk merasakan relaksasi yang sebenarnya. Sehingga kamu akan bangkit dari jadwal istirahatmu, karena merasa sudah membuang-buang waktu dan kembali berfokus pada pekerjaan. Sulitnya melepaskan diri dari urusan pekerjaan dapat membuat kamu menjadi kelelahan terus-menerus dan berpotensi mengakibatkan stres yang merugikan. 

5. Kewalahan karena multitasking

ilustrasi orang stress bekerja (pexels.com/Ron Lach)
ilustrasi orang stress bekerja (pexels.com/Ron Lach)

Kewalahan karena multitasking juga menjadi salah satu tanda toxic productivity, lho. Merasa ingin produktif, bukannya fokus dengan satu pekerjaan, malah kamu mengerjakan beberapa pekerjaan dalam satu waktu. Akibatnya, kamu tidak mampu atau kesulitan mengatur waktu karena tuntutan kerja yang berat.

Bahkan multitasking dalam sebuah pekerjaan membuat hasilnya tidak maksimal, sehingga kamu akan mengalami stres yang sangat merugikan mental maupun fisik. Oleh karena itu, menyadari batasan multitasking dan memprioritaskan tugas dengan bijak dapat membantu mencegah kewalahan dan menjaga keseimbangan yang sehat antara produktivitas dan kesehatan pribadi.

6. Hubungan sosial jadi terabaikan

ilustrasi gambar orang stress bekerja (pexels.com/Andrea Piacquadio)
ilustrasi gambar orang stress bekerja (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Ketika kamu mengalami toxic productivity, kemungkinan besar hubungan sosialmu menjadi terabaikan. Teman, pasangan bahkan keluarga dekatmu mungkin merasa diabaikan karena fokusmu yang terlalu besar pada produktivitas, dan hal ini dapat menciptakan jarak emosional.

Saat kamu terjebak untuk mencapai tingkat produktivitas yang tinggi, seringkali muncul perasaan terisolasi. Kesibukan yang berlebihan sering kali mengakibatkan kamu kurang menghabiskan waktu dengan orang sekitarmu, sehingga dapat mengarah pada penurunan kualitas interaksi dan keterlibatan emosional. 

Selama ini kamu mungkin tidak menyadari bahwa kamu telah mengalami toxic productivity, sehingga kamu kerap mengalami stres baik secara fisik maupun mental. Penting untuk menyadari tanda-tanda di atas dan berusaha menciptakan keseimbangan yang lebih sehat antara produktivitas dan kualitas hidup. Ingat selalu bahwa produktivitas yang sehat adalah tentang keseimbangan, bukan beban yang tidak perlu.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak