SNBP (Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi) adalah salah satu jalur masuk PTN (Perguruan Tinggi Negeri) yang pendaftarannya dibuka pada 14 Februari 2024. SNBP adalah jalur masuk yang menggunakan nilai raport dari semester 1-5 tanpa tes, dengan syarat siswa tersebut masuk ke dalam siswa eligible. Siswa eligible adalah siswa dengan rata-rata nilai raport semester 1-5 tertinggi yang diurutkan per jurusan di satu angkatan. Kuota siswa eligible setiap sekolah berbeda, tergantung dari akreditas sekolahnya.
SNBP, yang dahulu bernama SNMPTN, sering disebut sebagai jalur undangan. Meski dirasa mudah karena tidak menggunakan tes, beberapa hal ini sering dianggap sepele oleh siswa padahal dapat menjadi salah satu faktor yang menjadikan siswa tidak lolos. Berikut 10 faktor yang dapat membuat siswa tidak lolos.
1. Tidak Ada Alumni
Alumni menjadi salah satu syarat yang dipertimbangkan universitas dalam jalur SNBP ini. Apabila sekolah memiliki alumni yang memiliki track-record yang baik di dalam universitas tersebut, maka kemungkinan siswa akan diterima.
Sebaliknya, apabila sekolah tersebut memiliki alumni dengan track-record yang buruk, maka kemungkinan besar siswa tidak diterima. Namun, ada juga sekolah tidak mempunyai alumni di suatu universitas. Siswa boleh tetap mendaftar namun kemungkinan lolosnya kecil dibandingkan dengan sekolah yang mempunya banyak alumni.
2. Sekolah Bukan TOP 1000
TOP 1000 sekolah dihitung dari skor UTBK (Ujian Tertulis Berbasis Komputer) yang dilakukan oleh siswa di suatu sekolah di tahun sebelumnya. Namun, di tahun 2024 ini, BPPP tidak mengeluarkan data perihal rangking sekolah TOP 1000 di Indonesia.
Data mengenai TOP 1000 sekolah SMA di Indonesia dapat di lihat di website LTMPT. Semakin tinggi peringkat sekolah, semakin tinggi pula peluang lolosnya.
3. Lintas Jurusan
Sejak tahun 2023, BPPP memperbolehkan siswa untuk lintas jurusan. Jurusan IPA boleh memilih program studi soshum, sedangkan jurusan IPS boleh memilih program studi saintek. Hal tersebut didukung oleh mata pelajaran pendukung di setiap jurusan yang akan dituju. Namun, siswa disarankan untuk tidak lintas jurusan karena peluangnya lebih kecil untuk lolos.
4. Rata-rata Mata Pelajaran Pendukung Rendah
Di setiap program studi yang dituju, terdapat 2 mata pelajaran pendukung. Sebagai contoh, program studi gizi memiliki mata pelajaran pendukung biologi dan kimia. Maka rata-rata kedua mata pelajaran tersebut haruslah tinggi. Apabila tidak, maka peluang untuk lolos akan kecil.
5. Terdapat Siswa dengan Rangking Eligible di Atasnya Memilih Jurusan dan Universitas yang Sama
Setiap siswa dan sekolah hendaknya terbuka akan jurusan dan universitas yang dipilih oleh siswa. Hal tersebut dapat membantu siswa dalam memilih jurusan dan universitas yang diinginkan. Apabila ada siswa dengan rangking eligible diatas Anda yang memilih jurusan dan dengan universitas yang sama, maka kemungkinan lolos Anda akan kecil.
Meski tidak menutup kemungkinan bahwa universitas akan memilih lebih dari satu siswa dengan jurusan yang sama, namun peluang lolosnya tetap tidak besar. Jadi, lebih baik mengganti jurusan atau mengganti universitas yang akan dituju.
6. Memilih Universitas yang Hanya Ingin Ditaruh di Pilihan Pertama Menjadi Pilihan Kedua
Tidak semua universitas ingin ditaruh di pilihan kedua dan hanya ingin ditaruh di pilihan pertama. Beberapa universitas yang tidak ingin ditaruh di pilihan kedua yaitu UGM, UNDIP, UI, ITB, IPB, ITS, dan lain-lain. Jika Anda ingin menaruh universitas tersebut di pilihan kedua, hendaknya pilihan pertama anda juga universitas tersebut. Sebagai contoh, pilihan pertama UNDIP dan pilihan kedua juga UNDIP dengan syarat universitas tersebut berada di dalam provinsi.
7. Tidak Maksimal dalam Membuat Portofolio
Beberapa jurusan di Perguruan Tinggi Negeri seperti DKV membutuhkan portofolio yang sudah ditentukan oleh pihak SNPMB beberapa hari sebelum pendaftaran SNBP. Portofolio setiap tahun berbeda. Portofolio ini juga menentukan lolos tidaknya siswa. Apabila dalam membuat portofolio tidak maksimal atau bahkan tidak sesuai ketentuan, maka siswa akan tidak lolos.
8. Melampirkan Sertifikat yang Tidak Relevan Dengan Program yang Dituju
Pada pendaftaran SNBP, terdapat kolom untuk mengunggah sertifikat yang didapat selama menjadi siswa. Namun, sebagian siswa hanya asal meng-upload saja tanpa memikirkan bahwa sertifikat tersebut relevan atau tidak terhadap jurusan yang dituju. Misalnya, siswa memilih jurusan kedokteran namun sertifikat yang dilampirkan berupa sertifikat KSN ekonomi, sudah pasti sertifikat tersebut tidak relevan dengan jurusan yang dituju. Hal tersebut membuat pelampiran sertifikat tidak memperbesar kesempatan untuk lolos.
9. Memilih Universitas Dengan Jurusan Terketat Namun Nilai Rendah
Sebelum memilih jurusan dan universitas, hendaknya siswa mengecek tingkat keketatan jurusan tersebut di universitas yang dituju. Apabila rata-rata tergolong rendah namun memilih jurusan yang sangat ketat, maka kesempatan untuk lolosnya sangat kecil.
10. Statistik Rata-rata Nilai Raport Semester 1-5 Turun
Rata-rata yang digunakan untuk SNBP dari semester 1-5 hendaknya selalu naik. Apabila rata-rata raport kian menurun, maka kesempatan untuk lolos jalur SNBP sangat kecil.
Itulah 10 hal yang dapat menyebabkan siswa tidak lolos SNBP. Tentu saja hal tersebut hanya sebagai acuan kepada Anda dalam menyusun strategi dalam memilih perguruan tinggi dan program studi yang diimpikan. Tidak menutup kemungkinan bahwa rata-rata yang rendah dapat lolos ke universitas TOP 10. Selain berusaha, tentu saja harus dibarengi dengan sikap optimis dan doa.