6 Dilema Anak Bungsu: Antara Ekspektasi Keluarga dan Cita-Cita Pribadi

Ayu Nabila | Mutami Matul Istiqomah
6 Dilema Anak Bungsu: Antara Ekspektasi Keluarga dan Cita-Cita Pribadi
Ilustrasi seorang anak yang sedang sedih (pexels.com/pixabay)

“Pasti enak jadi anak bungsu, selalu dimanja oleh orang tua” adalah pendapat dari orang – orang yang bukan hanya sekali ataupun dua kali saya mendengarnya. Kata orang, menjadi anak bungsu itu sangat menyenangkan.

Belakangan ini, seiring saya tumbuh dewasa, merasakan bahwa ternyata menjadi anak bungsu itu tidak semenyenangkan yang orang bayangkan.

Banyak hal yang orang tidak tahu mengenai bagaimana dilemanya menjadi seorang anak bungsu. Bungsu yang selalu menjadi bahan iri dari anak lain, ternyata tidak semenyenangkan itu.

Saya menyadari bahwa setiap orang tua tentu berusaha memberikan yang terbaik untuk setiap anak-anaknya. Tidak peduli anak pertama atau terakhir, orang tua akan memberikan segala yang terbaik sesuai kapasitas kemampuannya.

Namun, apakah yang jarang orang tahu tentang anak bungsu? Berikut ini 6 duka anak bungsu yang jarang orang ketahui!

1. Penyempurna

Seringkali anak bungsu menjadi tumpuan standar kesempurnaan ketika harapan orang tua tidak terwujud di anak yang sebelumnya. Maka, anak bungsu seolah menjadi tumpuan akhir untuk mewujudkan itu semua.

Katanya, “Dulu, kakak-kakakmu cuma sampai A. Kamu harus sampai C ya. Karena kami mau salah satu dari anak kami ada yang sampai C” atau “Kamu nanti harus kerja di A ya”, belum lagi “nanti cuma kamu harapan kamu untuk merenovasi rumah ini, ya”.

Kadang, beberapa dari kita seringkali melupakan mimpi sendiri karena mengejar apa yang diinginkan oleh orang tua.

Mengubur harapan diri sendiri, hanya untuk memenuhi apa yang mereka tuntutkan. Serasa tidak memiliki mimpi, dari hari ke hari hanya menunggu target selanjutnya.

Lalu, ketika semua keinginan itu tidak bisa diwujudkan, sesalnya bukan main. Terkadang ada perasaan menyesal yang tidak bisa dibantahkan.

Belum lagi  kadang orang tua ada yang sampai sakit karena anaknya tidak berhasil meraih apa yang diimpikan, tentu saja itu menjadi beban tersendiri.

2. Ekspektasi menjaga orang tua

Anak bungsu adalah anak yang diharapkan bisa menemani orang tua di masa tuanya. Artinya, dia harus menempuh pendidikan di tempat yang dekat, memilih pekerjaan yang dekat, setelah menikah tetap tinggal berdekatan dengan orang tua. Padahal tentu banyak dari kita yang ingin menjelajah dunia.

Mencari pengalaman sebanyak-banyaknya dari satu kota ke kota lain. Atau mungkin banyak  juga yang memiliki tempat tinggal impian bersama pasangan setelah menikah. Semua itu pada akhirnya akan mendapatkan banyak keterbatasan.

Bukankah semua anak memiliki hak yang sama dalam menjaga orang tuanya, kenapa anak bungsu terasa seolah menjadi keharusan untuk selalu dekat dengan orang tua? Bukankah semua anak juga memiliki hak yang sama dalam meraih impiannya?

3. Berjuang lebih keras untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan

Berbeda dengan anak pertama yang masih mengalami masa jaya orang tuanya sehingga menginginkan apapun, bisa dengan mudah didapatkan.

Tapi sebagai anak bungsu, beberapa dari kita tumbuh saat orang tua sudah kehilangan masa jayanya. Sehingga ketika kita menginginkan apapun, harus berusaha dengan lebih keras.

Kadang, merasa tertinggal dari teman sebaya sangat mungkin dirasakan. Namun, tidak ada yang bisa disalahkan karena usia orang tua sudah menjadi jawabannya.

4. Ketergantungan  dengan keluarga

Menjadi anak bungsu kadang membuat kita merasa sangat terbantu dalam pengambilan keputusan ataupun pemecahan masalah. Hal ini disebabkan karena sering kali orang tua ataupun kakak menganggap anak bungsu adalah anak kecil yang pendapatnya selalu meragukan, sehingga apapun masalahnya selalu melibatkan orang tua ataupun kakaknya.

Secara tidak langsung, hal ini akan berpengaruh kepada anak bungsu ketika ia sudah tumbuh dewasa. Mereka akan cukup sulit untuk menyelesaikan sebuah masalah, ataupun mengatur keuangan karena terbiasa bergantung kepada orang tua dan kakaknya.

Akan cukup membutuhkan proses untuk anak bungsu belajar mandiri dan menanamkan sikap percaya diri ketika mengambil Keputusan atau menyelesaikan sebuah masalah. Tanpa disadari, ketergantungan yang tidak diinginkan ini bisa berdampak lebih panjang untuk kehidupan seseorang.

5. Tidak bisa mengeluh

Menjadi anak bungsu yang dianggap segala tentang kehidupannya lebih mudah, seringkali kalau kita sedikit mengeluh akan dianggap sebagai hal yang berlebihan dan lebay. Padahal yang sebenarnya terjadi, tentu setiap orang memiliki kendala dan hambatannya sendiri.

Terlahir menjadi anak bungsu bukan berarti terlahir tanpa kesulitan. Namun entah kenapa setiap mengutarakan kesulitan itu hanya akan dianggap lebay dan manja. Sehingga beberapa dari kita terbiasa tumbuh dengan segala keluh yang terpendam dengan dalam.

6. Kesepian

Anak bungsu biasanya adalah anak yang paling ceria di depan banyak orang. Namun siapa sangka kalau sebenarnya dia merasa kesepian.

Orang tua yang sudah tidak nyambung lagi diajak ngobrol, kakak yang sudah sibuk dengan rumah tangganya sendiri, dia adalah satu – satunya anak di rumah. Tanpa orang tahu, ada  banyak rasa sepi yang hening dan hanya berteman dengan aroma tembok usang kamar.

Mungkin benar bahwa kasih sayang orang tua lebih banyak tercurahkan kepada anak bungsu. Sehingga tidak jarang hal itu akan membuat anak yang lain merasa iri dan menganggap kasih sayang orang tua itu tidaklah adil.

Namun terlepas dari semua itu, anak bungsu juga sebetulnya sangat membutuhkan ruang untuk dirinya sendiri, terlebih lagi untuk dunianya.

Jadi akan lebih baik apabila kita sebagai orang tua bisa memahami anak bungsu dalam sudut pandang sama dengan anak yang lain. Karena setiap anak memiliki hak yang sama untuk menjalani dan membuat keputusan dalam kehidupannya.

Mari menjadi orang tua yang rela percaya kepada anak untuk menentukan hidupnya sehingga dia akan merasa menjadi manusia biasa seutuhnya. Ya, menjadi anak bungsu memang tidak seenak itu. Terimakasih sudah membaca hingga akhir.

BACA BERITA ATAU ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak