Laptop di kisaran harga Rp3 jutaan umumnya penuh kompromi, terutama pada bagian layar yang masih banyak yang memakai panel TN dengan kualitas gambar kurang tajam, warna yang tidak akurat, dan sudut pandang yang sempit.
Namun, SPC Style 5 hadir sebagai pengecualian. Laptop lokal ini tampil mencolok dengan panel IPS yang lebih baik, desain futuristik, serta performa yang cukup mumpuni di kelasnya.
Hadir dengan harga mulai dari Rp3,5 juta, SPC Style 5 benar-benar menunjukkan bahwa laptop murah tidak harus murahan. Bahkan jika dibandingkan dengan brand-brand lokal lain yang sudah lebih dulu bermain di pasar laptop entry-level, SPC memberikan kejutan positif yang sulit diabaikan.
Secara tampilan, SPC Style 5 hadir dengan desain yang cukup modern dan clean. Tidak ada aksen berlebihan, hanya logo SPC minimalis yang tampil cukup menarik di bagian belakang layar.
Meski bodi dari laptop ini masih terbuat dari bahan plastik polikarbonat, tampilannya tetap terlihat rapi dan tidak murahan. Ketika disentuh, beberapa area memang terasa agak kopong, namun hal ini cukup wajar untuk kelas harga Rp3 jutaan.
Laptop ini juga tergolong tipis dan ringan, ketebalannya hanya sekitar 1,89 cm dengan bobot 1,4 kg. Tidak terlalu berat, cukup nyaman dibawa ke kampus atau ke coworking space. Engsel layarnya bisa dibuka hingga 180 derajat, cocok buat presentasi atau sekadar mencari posisi kerja yang lebih fleksibel.
Salah satu keunggulan dari SPC Style 5 terletak pada layarnya. Di kelas harga seperti ini, sangat jarang ada laptop yang sudah menggunakan panel IPS. Keunggulannya terasa jelas yaitu sudut pandang luas dan warna tetap konsisten meski dilihat dari samping.
Memang, akurasi warnanya belum bisa diandalkan untuk pekerjaan visual profesional, cakupan NTSC hanya sekitar 45%. Namun, tingkat kecerahan 316 nits tergolong impresif untuk laptop di bawah Rp4 juta.
Bahkan, jauh lebih terang dibanding mayoritas kompetitor di kelas entry-level. Layar ini sudah lebih dari cukup untuk menunjang aktivitas harian seperti mengetik dokumen, browsing, streaming video, dan lain-lain.
Di balik desainnya yang simpel, SPC Style 5 membawa tenaga dari prosesor AMD Ryzen 5 3500U chip dengan 4 core dan 8 thread yang masih sangat layak digunakan di tahun 2025.
Dengan clock speed hingga 3,7 GHz, prosesor ini mampu menangani berbagai tugas mulai dari multitasking ringan hingga menengah, seperti browsing dengan banyak tab, kerja kantor, editing ringan, hingga belajar online.
Laptop ini hadir dengan konfigurasi RAM 8GB DDR4 single-channel dan SSD NVMe 256GB. Untuk kebutuhan harian seperti browsing, bekerja dengan Microsoft Office, atau menjalankan aplikasi editing ringan, performanya sudah cukup mumpuni.
Namun performa dapat naik cukup signifikan saat RAM di upgrade menjadi dual channel, performa peningkatan ini cukup terasa terutama pada tugas multitasking atau beban kerja yang lebih berat. Hasil benchmark menunjukkan bahwa skor multi-core naik sekitar 6% hanya dengan menambahkan satu keping RAM tambahan.
Untuk editing ringan menggunakan Adobe Premiere Pro, SPC Style 5 mampu menyelesaikan render video 4K dalam 12–15 menit (tergantung konfigurasi RAM). Saat digunakan dengan template render Blender, performanya juga cukup stabil dengan waktu render sekitar 14 menit.
Untuk gaming ringan seperti Dota 2 dan Valorant, performanya terbilang layak. Di mode single channel, Dota 2 berjalan pada 38 FPS rata-rata (Full HD). Setelah upgrade RAM, naik menjadi 43 FPS. Valorant pun bisa berjalan mulus di 82 FPS rata-rata setelah dual channel diaktifkan.
Laptop ini juga cukup stabil dari sisi suhu. Saat stres tes dilakukan selama 20 loop menggunakan 3DMark, suhu permukaan tertinggi hanya 42,8°C. Area WASD tetap berada di bawah 40°C, menjadikannya tetap nyaman untuk digunakan mengetik atau bermain game.
Keyboard pada SPC Style 5 cukup mengejutkan. Dengan layout yang luas dan tekanan tombol yang empuk, membuat mengetik terasa nyaman meskipun dalam waktu yang lama. Tak hanya itu, keyboard ini juga sudah dibekali backlight dengan tiga tingkat kecerahan, fitur yang jarang ditemukan di laptop di kelas Rp 3 jutaan.
Touchpad laptop ini juga tak kalah impresif, berukuran lebar, responsif, dan terasa solid saat digunakan, jauh dari kesan murahan. Satu detail menarik lainnya, tombol power diposisikan terpisah dari keyboard utama, yang membantu mencegah salah tekan saat digunakan. Hal kecil, tapi sangat berguna dalam penggunaan sehari-hari.
Webcam pada SPC Style 5 sudah mendukung resolusi 1080p di 30 fps, sesuatu yang cukup langka ditemukan di laptop dengan harga Rp3 jutaan. Meskipun begitu, hasil gambarnya masih terlihat cukup banyak noise dan warnanya kurang natural.
Sebagai tambahan, SPC menyematkan fitur privacy shutter yang bisa digeser untuk menutup kamera saat tidak sedang dipakai, demi keamanan dan privasi pengguna.
Soal port, laptop ini sudah lengkap banget. Ada USB-A 3.2, USB-A 2.0, USB-C full function, HDMI, LAN RJ-45, dan audio jack 3,5 mm. Keberadaan USB-C dan port LAN di laptop SPC Style 5 menjadi bukti bahwa laptop murah pun bisa tampil serius dalam mendukung produktivitas sehari-hari.
SPC Style 5 juga mempunyai baterai berkapasitas 45Wh yang mampu bertahan hingga 6 jam dalam penggunaan ringan (Office, browsing). Untuk nonton YouTube 1080p, baterai turun 5% dalam 10 menit. Saat digunakan untuk bermain game, konsumsi baterainya lebih tinggi sekitar 10% dalam 10 menit. Artinya, ketahanan maksimal sekitar 2 jam untuk gaming.
Secara keseluruhan, SPC Style 5 tampil sebagai angin segar di segmen laptop entry level. Di tengah dominasi laptop murah yang penuh kompromi, SPC justru hadir dengan pendekatan berbeda, menawarkan layar IPS yang nyaman dilihat, performa Ryzen 5 3500U yang bertenaga, serta media penyimpanan SSD NVMe yang responsif.
Bagi pelajar, mahasiswa, atau siapa pun yang butuh laptop andal dengan budget terbatas, SPC Style 5 bisa jadi pilihan yang sangat masuk akal.