Belakangan ini sering muncul ungkapan, “Gen Z tidak takut kerja, tapi takut interview”. Kalimat ini mungkin terdengar sepele, tapi faktanya banyak yang merasakan hal tersebut.
Melalui postingan di akun Instagram dagelan pada Kamis (10/4/2025), kolom komentar dipenuhi curhatan warganet. “Sumpah ih, takut banget kalau ngelamar kerja harus interview,” tulis salah satu warganet.
Gen Z mengatakan bisa kerja apa aja, asalkan tidak perlu interview. “Kerja apa saja saya ambil, asal jangan ada interview-nya,” kata warganet lain.
Bahkan, beberapa mengaku mengalami panic attack saat interview berlangsung. “Saat interview panic attack, badan lemas, pandangan berkunang-kunang, jantung berdebar cepat, perut tiba-tiba mules, dan otak berhenti berpikir. Padahal pas di jalan udah prepare semua di otak,” tambah yang lainnya.
Hal ini juga menjadi sorotan kreator digital Junar Asunyi dalam sebuah unggahan video di akun TikTok @glintsindonesia pada Sabtu (6/9/2025). Menurutnya, masalahnya bukan karena Gen Z tidak bisa interview, melainkan karena mereka belum benar-benar siap. “Menurut saya bukan enggak bisa interview, tapi memang belum siap aja,” ujarnya.
Lalu, bagaimana cara agar lebih percaya diri saat interview? Berikut dua tips ala Junar Asunyi membuat Gen Z lebih siap interview kerja. Yuk, simak ulasannya!
1. Mempersiapkan diri dengan maksimal
Latih diri untuk menjawab pertanyaan umum yang biasanya muncul di sesi interview, seperti:
a. Perkenalkan dirimu!
Pertanyaan ini terlihat sederhana, tetapi sering menjebak. Hindari menjawab terlalu singkat atau terlalu panjang. Perkenalkan diri dengan menyebut nama, latar belakang pendidikan atau pengalaman kerja, serta keterampilan utama yang relevan dengan posisi yang dilamar.
b. Apa kelebihan dan kekuranganmu?
Pertanyaan ini bukan sekadar formalitas. HRD ingin melihat seberapa jujur kita mengenal diri sendiri. Saat menyebutkan kelebihan, kita dapat fokus pada hal yang mendukung posisi yang dituju. Sedangkan untuk kekurangan, bisa kita sesuaikan dengan realita yang ada disertai cara mengatasinya.
c. Apa rencanamu dalam 5 tahun ke depan?
Tujuan dari pertanyaan ini untuk melihat visi dan komitmen kita. Usahakan menjawab dengan spesifik dan sesuai realita.
2. Hindari kalimat “gak bisa”, tapi ganti dengan “belum siap”
Seringkali, rasa takut saat interview justru datang dari cara kita berbicara kepada diri sendiri. Ketika kita berkata, “Aku gak bisa interview,” tanpa sadar kita akan memberikan informasi ke otak, bahwa kita tidak akan pernah bisa. Jadi seperti close minded.
Di sinilah pentingnya mengubah pilihan kata. Kita bisa mengganti dari “gak bisa” menjadi “belum siap”. Kata “belum” dapat memberi waktu untuk berkembang, seolah-olah kita hanya butuh waktu dan latihan agar lebih baik lagi.
Jika dua tips di atas sudah mulai kita terapkan, pelan-pelan rasa takut akan interview bisa berubah menjadi rasa penasaran dan tantangan baru. Ingat, interview bukan ajang adu pintar, melainkan sebuah kesempatan untuk menunjukkan siapa kita sebenarnya. HRD pun tidak menuntut kita untuk menjawab sempurna, tetapi ingin melihat kejujuran, kesiapan, dan kemauan untuk berkembang.
Jadi, kalau besok dapat panggilan interview, jangan langsung panik. Yakinkan diri bahwa kita bisa, walaupun belum siap sepenuhnya.
Rasa gugup dalam menghadapi interview merupakan hal yang wajar. Proses ini bukanlah penilaian mutlak tentang kemampuan seseorang, melainkan kesempatan untuk menunjukkan potensi dan kesiapan diri.
Rasa percaya diri di sini menjadi kunci utama agar interview berjalan lancar. Untuk itu, perlu adanya persiapan untuk mengurangi rasa gugup dan mengoptimalkan kemampuan yang kita miliki.