Kabar kurang menyenangkan datang dari keluarga Sarwendah. Dua orang debt collector mendadak muncul di kediamannya pada Jumat, 7 November 2025, dan membuat situasi rumah menjadi tegang.
Kehadiran mereka tidak hanya mengejutkan, tetapi juga menimbulkan rasa takut, terutama bagi anak-anak yang berada di dalam rumah saat kejadian berlangsung.
Menurut kuasa hukumnya, Chris Sam Siwu, cara kedatangan para penagih utang tersebut dinilai sangat mengganggu psikologis penghuni rumah.
Mereka disebut hadir dengan nada bicara tinggi dan dan sikap yang tidak ramah. Meskipun tidak terjadi ancaman fisik, situasi tersebut cukup memicu kekhawatiran mendalam di keluarga Sarwendah.
Kedatangan debt collector itu disebut-sebut berkaitan dengan dugaan tunggakan cicilan mobil mewah Land Rover atau Range Rover atas nama mantan suami Sarwendah, berinisial RSO.
Namun, pihak keluarga menegaskan bahwa mereka tidak memiliki keterkaitan dengan utang tersebut. Hal inilah yang membuat insiden itu menjadi sorotan publik.
Kronologi Kedatangan Debt Collector
Kejadian bermula ketika dua orang debt collector datang tanpa pemberitahuan sebelumnya. Mereka langsung menanyakan keberadaan mobil mewah yang diduga memiliki tunggakan cicilan atas nama RSO.
Cara mereka berbicara yang disebut kurang sopan membuat suasana rumah menjadi tidak kondusif, apalagi di dalam rumah terdapat anak kecil.
Sarwendah kemudian menjelaskan bahwa mobil tersebut bukan miliknya dan pembelian kendaraan itu dilakukan setelah ia resmi bercerai. Artinya, ia tidak memiliki tanggung jawab atas tunggakan cicilan yang ditagihkan kepada dirinya.
Meski demikian, untuk menunjukkan itikad baik, Sarwendah mengizinkan para penagih utang memeriksa isi rumah guna memastikan bahwa mobil tersebut memang tidak ada.
Kuasa hukum Sarwendah, Chris Sam Siwu, menegaskan bahwa kejadian ini murni salah alamat. Ia juga menyoroti cara penagihan yang dianggap tidak profesional karena menimbulkan ketakutan pada anak-anak di rumah. Meskipun tidak terjadi ancaman fisik, nada bicara keras dari debt collector cukup mengganggu kenyamanan keluarga.
Pihak keluarga berharap kejadian tersebut tidak terulang kembali. Kuasa hukum juga menyatakan bahwa jika ada kedatangan serupa di kemudian hari, Sarwendah tidak akan memberikan akses masuk dan mereka siap mengambil langkah hukum untuk menjaga keamanan serta ketenangan keluarga.
Respons Keluarga dan Kuasa Hukum
Chris Sam Siwu menyampaikan bahwa kejadian tersebut berdampak cukup besar terhadap psikologis penghuni rumah. Ia menilai bahwa para debt collector harusnya dapat bekerja dengan cara yang lebih profesional tanpa mengganggu kenyamanan warga yang tidak berkaitan dengan tunggakan tersebut.
Ia menegaskan bahwa Sarwendah sudah menunjukkan itikad baik dan cukup kooperatif dengan membuka akses pemeriksaan ke dalam rumah. Namun, situasi seperti ini, menurutnya, tidak seharusnya terjadi di lingkungan tempat tinggal yang dihuni anak-anak.
Kejadian ini pun memunculkan pertanyaan publik mengenai prosedur penagihan utang yang dilakukan oleh pihak debt collector.
Banyak warganet menilai bahwa tindakan tersebut melanggar etika layanan dan tidak tepat sasaran karena pihak yang didatangi tidak memiliki hubungan dengan utang yang ditagihkan.
Insiden kedatangan debt collector ke rumah Sarwendah menjadi pelajaran penting akan perlunya prosedur penagihan yang profesional dan tepat alamat.
Meskipun Sarwendah menunjukkan sikap kooperatif, pihak keluarga tetap berharap kejadian serupa tidak kembali terjadi. Kini, mereka bersiap mengambil langkah hukum jika upaya yang mengganggu kenyamanan rumah tangga itu kembali terulang.