Strategi Ibu Milenial dalam Pengasuhan Anak

Tri Apriyani | anggun Febrianti
Strategi Ibu Milenial dalam Pengasuhan Anak
Ilustrasi ibu dan anak

Jika saat ini ada yang namanya menteri milenial maka ada pula ibu milenial. Barisan ibu milenial adalah mereka yang saat ini telah melahirkan dan mempunyai anak di usia sebelum 30 tahun. Tantangan menjadi seorang ibu di usia muda seperti yang dirasakan ibu-ibu milenial ini pasti memiliki tantangan yang berbeda dengan generasi sebelumnya.

Sebagai ibu milenial yang saat ini mungkin baru memiliki satu atau dua anak atau bahkan sedang menantikan kelahiran buah hatinya, pasti memiliki kekhawatiran dalam pola pengasuhan anak. Seperti yang kita lihat di media online, saat ini ibu-ibu milenial sedang eksis mengikuti berbagai kegiatan yang digadang-gadang dapat mengoptimalkan kecerdasan dan perkembangan anaknya.

Hal inilah yang membuat berjamurnya tempat penitipan anak (daycare), sekolah dini seperti pre-school, maupun tempat bermain anak di mall yang didesain untuk membantu para ibu milenial ini dalam melakukan pengasuhan anak.

Namun ada yang harus diperhatikan oleh para ibu milenial dalam melakukan pengasuhan anak, dibutuhkan strategi yang tepat bagi ibu milenial agar tidak serta merta menjadi follower ibu-ibu lain yang saat ini dikatan sebagai ibu panutan.

Karena seperti yang sering kita lihat di media sosial, yang dikatakan ibu panutan adalah ibu-ibu yang memiliki instagram dengan banyak follower, ibu-ibu yang aktif mendokumentasikan kegiatan anaknya di media sosial miliknya, dan ibu-ibu yang sering memberikan tips pengasuhan anak di media sosialnya.

Hal ini harus disikapi dengan bijak oleh ibu milenial lain, generasi milenial dengan karakternya yang ingin menonjol, terlihat (eksis) dan unggul harus dapat menyikapi berbagai macam pola pengasuhan anak dengan cerdas.

Ibu milenial harus banyak mengenali anaknya sendiri dengan segala potensi, kelemahan dan ketertarikan masing-masing anak, karena tiap anak akan memiliki treatment pengasuhan yang pastinya berbeda disesuaikan dengan karakter si anak tersebut.

Sebagai ibu milenial kita sebaiknya juga tidak serta merta menutup telinga dengan masukan dari berbagai pihak, misalnya dari mertua atau dari ibu kandung kita. Hal ini banyak menjadi problematika ibu milenial saat ini, ketika banyak saran yang diarahkan kepada ibu milenial terkait pengasuhan anak yang mungkin dirasa berbeda dengan pola pengasuhan anak jaman dulu.

Hal ini sebaiknya disikapi dengan bijak karena pola pengasuhan memang akan berubah sesuai dengan tantangan jaman dan perkembangan teknologi serta informasi saat ini.

Strategi pengasuhan ibu milenial lebih mengedepankan pada pembentukan karakter dan mengenali potensi masing-masing anak. Karena ibu milenial menyadari tiap anak itu unik dengan segala potensi dan kelemahan yang mereka miliki dan hal itu bukanlah menjadi penghambat kesuksesan di masa depan jika dilakukan penanganan yang tepat.

Penanganan yang tepat maksudnya menempatkan anak di lingkungan yang nyaman, yang mendukung perkembangan motorik dan daya pikir anak serta tidak memaksa anak dengan menyamaratakan anak yang satu dengan lainnya.

Inilah pentingnya membentuk bonding yang kuat antara ibu dan anak agar ibu milenial dapat secara mendalam mengenali diri si anak sehingga dapat membantu anak untuk mengenali jati dirinya sendiri. Jika sudah terbentuk bonding yang kuat antara ibu dan anak maka dapat dipastikan apapun yang dilakukan ibu terkait pengasuhan anak akan menjadi pkeputusan yang tepat karena sesuai dengan apa yang dibutuhkan anak.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak