Kota maju dan modern merupakan kota yang memiliki transportasi publik yang baik, untuk itu diperlukan sebuah desain dan perencanaan kota yang matang untuk mencapainya. Namun sayangnya banyak kota-kota di Indonesia yang dibangun berbasis jalan raya, sehingga kendaraan pribadi baik motor maupun mobil menjadi moda transportasi utama yang digunakan oleh warga kotanya.
Kendaraan pribadi ini pun menjadi salah satu penyumbang terbesar polusi udara dan kemacetan di kota-kota besar Indonesia. Polusi udara dan kemacetan ini, baik secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi kualitas hidup warga kotanya, yang membuat kota besar tersebut menjadi kurang nyaman untuk ditinggali.
Selain itu, dengan adanya fenomena perubahan iklim global yang terjadi dengan sangat cepat dan memiliki dampak yang sangat luas, maka kita perlu untuk mulai mengurangi kendaraan pribadi. Hal tersebut akan didukung oleh warga kota apabila transportasi publik yang tersedia dapat memenuhi kebutuhan warga, serta bersih, aman, dan nyaman. Penggunaan transportasi publik ini juga dapat mengurangi kemacetan yang merupakan salah satu masalah serius di seluruh kota besar di dunia.
TOD atau Transit Oriented Development dapat menjadi solusi untuk masalah perubahan iklim, kemacetan maupun untuk meningkatkan kualitas hidup warga kotanya. TOD adalah kombinasi dari perencanaan regional, revitalisasi perkotaan, pembaruan area pinggiran kota, dan lingkungan yang ramah pejalan kaki, yang dapat mengurangi kebutuhan berkendara dengan kendaraan pribadi karena adanya moda transportasi yang terintegrasi.
Berdasarkan sebuah survei yang dilaksanakan di Amerika, orang Amerika percaya bahwa TOD memberikan berbagai manfaat mulai dari gaya hidup, lingkungan hingga secara ekonomi, seperti mengurangi ketergantungan mengemudi, memungkinkan penduduk untuk tinggal, bekerja dan bermain di area yang sama, mengurangi efek negatif pada lingkungan, memberikan akses untuk layanan kehidupan yang lebih baik, mendorong ekonomi lokal, memberikan akses yang lebih baik antara area perkotaan dan pinggiran kota, serta memberikan akses untuk pekerjaan yang lebih baik.
Salah satu contoh yang berhasil menerapkan TOD adalah Marina Bay Sands Singapura. Marina Bay dikembangkan berdasarkan sebuah framework yang diuraikan dalam laporan baru Bank Dunia yang disebut Transforming the Urban Space through Transit Oriented Development: the 3V Approach, menyarankan bahwa TOD dapat dilakukan dengan melihat 3 values atau nilai.
Ketiga nilai tersebut adalah node value, yang digambarkan sebagai tingkat akses yang ditawarkan oleh stasiun angkutan massal. Nilai kedua yaitu place value, atau daya tarik kawasan dalam hal keragaman dan aksesibilitas ruang komunitas. Terakhir adalah market potential value, atau prospek komunitas di masa depan. Dalam skenario yang sukses, tiga nilai ini saling menguatkan dalam lingkaran umpan balik positif.
Hal inilah juga yang tengah dilakukan oleh PT MRT Jakarta, untuk mengembangkan konsep kawasan berorientasi transit atau TOD di beberapa stasiun yang ada di fase 1 koridor selatan–utara. Menurut PT MRT Jakarta, TOD merupakan area perkotaan yang dirancang untuk memadukan fungsi transit dengan manusia, kegiatan, bangunan, dan ruang publik yang bertujuan untuk mengoptimalkan akses terhadap transportasi publik sehingga dapat menunjang daya angkut penumpang.
Selanjutnya dengan terpilihnya desain untuk ibu kota baru diharapkan pembangunan ibu kota baru di Provinsi Kalimantan Timur dapat dikembangkan berdasarkan konsep TOD sehingga dapat menjadi kota maju dan modern yang akan menjadi identitas bangsa di mata dunia dengan teknologi maju yang selaras dengan lingkungan dan kemanusiaan.