Bagi orang tua, memiliki anak yang suka membaca buku merupakan suatu kebahagiaan. Dengan membaca, anak dapat membuka cakrawala dan menambah pengetahuan. Akan tetapi, masih terdapat banyak anak yang kurang berminat untuk membaca. Mereka lebih memilih untuk melakukan aktivitas lain seperti menonton tv dan bermain gadget.
Orang tua perlu mencari tahu mengapa anak kurang memiliki minat membaca. Hal umum yang sering ditemui adalah anak menganggap bahwa membaca buku bukanlah kegiatan yang menarik. Ditambah, sebutan kutu buku yang disematkan kepada mereka yang suka membaca buku, menambah alasan bagi anak untuk semakin menjauh dari buku.
Anak merupakan makhluk yang sedang tumbuh dan berkembang. Dalam fase tersebut, mereka lebih memiliki kecenderungan belajar dengan cara meniru. Mereka meniru siapa saja yang ada di lingkungannya. Sangat penting bagi orang tua untuk memberikan contoh cara berpikir, bersikap dan berperilaku yang positif. Termasuk dalam hal membaca, orang tua sebagai role model hendaknya memberikan contoh kepada anak. Oleh karena itu, perlu dibangun budaya membaca dari lingkup keluarga.
Pembangunan budaya membaca di keluarga memerlukan sebuah proses yang panjang. Jika perlu, proses tersebut dimulai sejak bayi masih ada di dalam kandungan dengan membacakan cerita secara rutin, setiap sebelum tidur misalnya. Apabila sampai saat ini belum dilakukan, proses tersebut dapat dimulai dari hal yang terkecil dan dimulai saat ini juga dengan cara sebagai berikut:
Menanamkan mindset bahwa membaca merupakan aktivitas yang menyenangkan
Anak perlu ditanamkan mindset bahwa membaca buku merupakan aktivitas yang menyenangkan. Pemahaman ini perlu diberikan secara berulang-ulang. Penyampaian ini tentu harus melalui tindakan riil yakni orang tua juga membaca buku. Mulailah dengan hal-hal yang ringan, seperti membaca cerita atau komik karena anak-anak biasanya menyukai gambar. Ketika anak perlahan mulai menyukai membaca komik, cobalah untuk mengganti dengan buku bacaan yang minim gambar.
Ketika semua proses sudah dijalani namun anak masih enggan untuk membaca, jangan pernah memaksa. Orang tua harus konsisten pada prinsip bahwa membaca adalah aktivitas yang menyenangkan, bukan keterpaksaan.
Menambahkan atribut visual
Manusia adalah makhluk visual. Apa yang dilihat dan dibaca secara berulang-ulang secara tidak langsung akan tertanam di dalam pikiran. Tidak ada ruginya untuk mulai mencoba memasang gambar-gambar inspiratif atau gambar tokoh hebat di dinding.
Sebagai contoh gambar patung jungkat-jungkit di Jepang dimana yang lebih berat timbangannya justru anak yang secara postur lebih kecil namun dengan buku yang lebih banyak. Dapat juga mendesain dinding dengan tulisan quotes dari tokoh-tokoh hebat yang terkenal dengan hobby membaca. Dalam jangka pendek, mungkin belum terasa efeknya namun manfaat dari cara ini akan terasa dalam jangka panjang.
Menu Story Telling
Saat berkumpul dengan keluarga, biasanya diisi dengan saling mengobrol dan bersenda gurau dalam suasana yang santai. Pada saat-saat seperti itu, orang tua dapat menyisipkan menu story telling yang ceritanya diambil dari buku. Tidak harus setiap hari, namun dilakukan secara konsisten dan bergantian. Misalnya, saat ini yang bercerita ibu, kesempatan berikutnya gantian bapak, kesempatan selanjutnya sang anak. Dengan mengajak dan mendorong anak untuk bercerita, secara tidak langsung sang anak akan berusaha untuk mengumpulkan bahan cerita terlebih dahulu dengan membaca buku.
Perpustakaan mini sederhana
Untuk semakin menarik minat anak membaca buku, orang tua dapat menyediakan buku-buku di rumah dalam bentuk apapun. Sebagai contoh komik, majalah, koran, buku cerita, buku motivasi, hingga buku-buku pengetahuan umum. Bangun sebuah perpustakaan sederhana yang nyaman dan penataan buku yang rapi. Tidak harus di sediakan ruangan khusus, bisa memanfaatkan space yang ada. Misalnya di sudut ruang ngumpul keluarga.
Memanfaatkan waktu luang
Waktu luang yang tersedia dapat diisi dengan kegiatan yang menyenangkan dan bermanfaat. Salah satunya adalah membaca. Di rumah, orang tua dan anak dapat bersama-sama mengisi waktu luangnya dengan membaca. Semakin sering dilakukan, kegiatan yang awalnya hanya sekadar mengisi waktu luang lama-kelamaan akan menjadi kebiasaan. Kebiasaan yang dilakukan berulang-ulang, akhirnya menjadi budaya.