Jangan Renggut Masa Depan Generasi Penerus Bangsa dengan Asap Mematikan

Tri Apriyani
Jangan Renggut Masa Depan Generasi Penerus Bangsa dengan Asap Mematikan
Ilustrasi rokok

Setiap hari yang kita lewati dipenuhi dengan asap, baik itu asap pembakaran, asap knalpot kendaraan bermotor, asap rokok, dan lainnya. Selain itu, berbagai bahan kimia berbahaya juga sering masuk ke tubuh kita, baik disadari atau tidak. Tidak terkecuali rokok. Saat ini, tembakau ini sangat akrab dengan orang-orang di berbagai belahan dunia. Di Indonesia, iklan rokok sering menghiasi layar.

Kebanyakan orang Indonesia akan sering mendengar atau membaca peringatan dari pemerintah yang berbunyi: "Merokok dapat menyebabkan serangan jantung, impotensi, dan gangguan kehamilan dan janin". Namun, masih banyak orang yang tampaknya tidak mengindahkan peringatan itu.

Padahal, berbagai penyakit berbahaya dan polusi itu selalu menyertai perokok aktif dan pasif. Penjualan rokok gratis di Indonesia memberi setiap orang kesempatan untuk mencoba dan akhirnya jatuh ke dalam pengaruh rokok. Namun, sangat sulit bagi perokok untuk menghentikan kebiasaan buruk ini.

Dibutuhkan kesadaran dan kemauan yang kuat dari para perokok sendiri di samping dukungan moral dari keluarga, lingkungan dan pemerintah untuk mengendalikan masalah merokok. Dengan peringkat kelima dunia sebagai negara dengan konsumsi rokok terbesar, yang perlu kita garis bawahi adalah bagaimana kelanjutan kehidupan masyarakat Indonesia jika generasi selanjutnya dihancurkan hanya karena sebungkus rokok?

Sudah sekitar 166.000 anak di antaranya meninggal karena meninggal karena penyakit terkait asap rokok dan umumnya di negara miskin atau berpendapatan menengah. Sedangkan beban penyakit terbesar yang disandang perokok pasif anak di bawah usia lima tahun ialah infeksi saluran pernapasan bawah yang jumlahnya 5.939.000 kasus dan asma pada anak-anak 651.000 kasus. Karena, anak masih amat rentan dan dalam proses pertumbuhan.

Sekitar 93 persen populasi dunia tinggal di wilayah yang masih dalam kawasan yang menerapkan larangan merokok, khusunya di area publik.

Akibat banyaknya korban asap rokok yaitu anak kecil, paru-paru mereka paling rentan jika terpapar asap rokok karena masih dalam masa pertumbuhan jadi sangat sensitife dan meningkatkan risiko terjadinya berbagai gangguan kesehatan dan penyakit.

Masyarakat jaman sekarang kurang sadar jika merokok sembarang tempat itu tidak baik untuk kesehatan yang ada disekitar mereka dan sangat merugikan orang lain yang tidak merokok. Terutama para orang tua yang merokok disekeliling anak kecil.

Bagaimana bahaya asap rokok pada anak-anak?

Jutaan anak-anak bernapas dilingkungan perokok, bahkan di lingkungan tempat tinggal mereka. Merokok pasif dapat merusak kesehatan, khususnya anak-anak, karena paru-paru mereka masih dalam kondisi berkembang. Jadi, jika orang tua anak-anak dan beberapa keluarga yang merokok di dekat si kecil atau mereka ada di lingkungan perokok pasif di luar rumah, bahaya yang mengintai mereka lebih besar dari yang Anda ketahui. 

Dampak jangka pendek dan Panjang asap rokok terhadap anak-anak:

Keseharian anak-anak yang kerap terpapar langsung dengan asap rokok dapat memicu dampak kesehatan jangka pendek maupun jangka Panjang dan dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak. Resiko yang disebabkan oleh asap rokok untuk anak-anak adalah :

Tidak hanya perokok pasif tetapi kanker ini juga dirasakan oleh para perokok aktif. Karena kandungan nikotin yang didalam rokok dalam rokok dapat merubah perkembangan paru-paru. Dan jika itu yang terkena adalah anak-anak yang terus menghirup asap rokok dimasa tumbuh kembangnya paru-paru si kecil.

  • Menurunkan Daya Tahan Tubuh Anak

Kandungan karbon monoksida pada rokok diketahui bisa menurunkan fungsi dari organ tubuh. Akibatnya kemampuan tubuh untuk melawan bakteri dan virus dari lingkungan jadi menurun. Dengan begitu, anak yang terpapar asap rokok akan memiliki daya tahan tubuh yang lebih rendah.

  • Masalah Pernafasan

Bahaya asap rokok yang paling sering terjadi pada anak-anak adalah munculnya gangguan pada sistem pernafasan. Anak yang memiliki orang tua perokok akan lebih mudah terkena penyakit asma, bronkitis, hingga pneumonia karena seringnya menghirup asap rokok. Anak yang sering terpapar asap rokok juga diketahui lebih mudah terkena pilek dan batuk yang biasanya disebabkan karena alergi akibat paparan asap rokok yang terus menerus.

Tips untuk berhenti merokok :

  1. Menghindari perkumpulan yang merokok.
  2. Berniat untuk tidak merokok dari diri sendiri. Dan terus berusaha untuk menahan tidak merokok.
  3. Olahraga yang cukup.
  4. Akupuntur.

Jika anda adalah perokok aktif alangkah baiknya merokok di ‘smoking area’ agar tidak menggangu para perokok pasif. “Merokok itu merugikan karena mengandung zat adiktif yang menjadikan orang tersebut tidak bisa berhenti merokok. Jika sembarangan merokok, saya merasa terganggu karena asapnya bikin batuk anak saya dan termasuk saya”, kata perokok pasif yang membawa anaknya.

Pengirim: Latisha Artanti
Email: [email protected]

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak