Pemerintah Singapura melalui Perdana Menteri Lee Hsien Loong secara langsung menyampaikan pernyataannya yang di bagikan melalui jejaring media sosial bahkan juga dengan menggunakan bahasa Melayu menyampaikan status kewaspadaan atas penyebaran infeksi virus korona yang meningkat dari kuning menjadi oranye. Status ini dibawah status merah yang paling berbahaya.
Kondisi oranye menunjukkan adanya gangguan sedang, penyakitnya berat, menyebar dengan mudah tetapi belum menyebar secara luas di Singapura. Hal ini memang mencemaskan masyarakat Singapura yang melakukan borong barang sehari2 untuk stok di rumah.
Pemerintah Singapura memang yang pertama kali menolak warga China untuk masuk Singapura termasuk warga asing yang dalam 14 hari habis berkunjung ke China.
Kondisi penyebaran virus korona yang memburuk ini juga diperkuat bahwa ada kasus-kasus baru yang terjadi di luar negeri antara lain negara Perancis yang diduga penularan terjadi saat berada di Singapura. Pemerintah Indonesia sendiri melalui Menteri Luar Negeri sudah memberikan peringatan bagi WNI yang berada di Singapura.
Laporan tanggal 10 Februari 2020, jumlah kasus di Singapura terus meningkat sampai mencapai 43 orang.
Tiga kasus baru di Singapura tidak ada riwayat perjalanan ke China. Memang hasil evaluasi dari 43 kasus di Singapura, 51 persen berasal dari transmisi lokal. Enam orang yang positif dalam kondisi kritis. Enam orang boleh pulang dari RS karena dinyatakan sehat.
Kasus yang tertular ada yang penjaja toko, guru, tour guide, supir taxi dan sekelompok orang yang tertular dari suatu konferensi di Hotel Grand Hyatt Singapura.
Kondisi ini memang juga bisa mencemaskan bagi WNI yang biasa melakukan pemeriksaan kesehatan rutin ke Singapura. Apalagi buat WNI yang mempunyai penyakit kronis tentu lebih berisiko untuk tertular infeksi koronavirus. Laporan ilmiah terakhir yang dipublikasi pada jurnal JAMA per tanggal 7 Februari 2020, dari 138 pasien yang di rawat di RS Zhongnan dari Wuhan University di Wuhan ternyata 46,4 persen pasien yang dirawat mempunyai penyakit penyerta hipertensi, penyakit jantung, stroke, kanker, diabetes mellitus, gagal ginjal bahkan ada yang dengan HIV.
Sehingga masyarakat Indonesia yang akan berkunjung ke Singapura harus berpikir kembali saat ini. Selain ini laporan dari JAMA juga menyebutkan bahwa dari 138 pasien tersebut pada 57 pasien tertular di RS, 40 pasien petugas kesehatan dan 17 pasien yang sedang dirawat di rumah sakit tertular oleh infeksi. Rumah sakit telah menjadi tempat penularan virus dari laporan ilmiah ini. Perkembangan terakhir ini harus terus dicermati mengingat tingkat mobilisasi orang Indonesia dengan berbagai kepentingan cukup tinggi ke Singapura.
Oleh: Ari Fahrial Syam / Akademisi Dan Praktisi Klinis.