Kondisi Nyaman untuk Berwisata dari Perspektif Iklim dan Cuaca

Tri Apriyani | Nofi Yendri Sudiar
Kondisi Nyaman untuk Berwisata dari Perspektif Iklim dan Cuaca
Ilustrasi bahagia

Jika ingin berwisata, apa yang pertama kali anda pikirkan? Yang paling utama adalah biaya tentunya. Kecenderungan seseorang pergi berwisata adalah menyesuaikan dengan isi dompetnya. Kali ini kita tidak akan membahas hal tersebut, karena telah banyak artikel yang mengupas secara detail.

Salah satu faktor agar kegiatan wisata yang kita lakukan berkualitas adalah kenyamanan. Kenyamanan ini tidak hanya satu faktor saja. Banyak indikatornya antara lain kenyamanan transportasi, kenyamanan pelayanan pengelola wisata dan lain sebagainya. Ada satu kenyamanan yang masih jarang kita dengar yakni kenyamanan iklim atau cuaca.

Indonesia yang beriklim tropis memiliki banyak kawasan wisata yang sangat menawan terutama wisata alam. Namun untuk mengunjungi kawasan wisata tersebut masih sangat jarang kita atau pengelola kawasan wisata menggunakan parameter iklim atau cuaca untuk dijadikan acuan menyatakan tingkat kenyamaan. Parameter cuaca yang dipakai adalah suhu udara, kelembaban udara, angin, sinar matahari dan curah hujan.

Kami melakukan survei kepada 793 orang di tiga kawasan wisata alam yakni Ecopark Ancol yang mewakili kawasan pantai, Kebun Raya Bogor yang mewakili dataran rendah dan Kebun Raya Cibodas mewakili kawasan pegunungan.

Hasil dari survei tersebut kami jadikan acuan untuk kenyamanan berdasarkan parameter iklim atau cuaca. Agar kegiatan wisata kita dapat berjalan sesuai dengan keinginan kita, berikut kondisi yang dapat dijadikan panduan supaya kegiatan wisata menjadi nyaman.

Suhu Udara

Dari berbagai literatur diperoleh bahwa suhu yang nyaman itu adalah kisaran 18º-23ºC. Namun literatur yang dipakai adalah penelitian di kawasan sub tropis. Untuk wilayah Indonesia yang beriklim tropis belum ada acuan baku suhu udara yang nyaman.

Hasil dari penelitian kami mendapatkan bahwa suhu yang nyaman untuk kawasan Indonesia adalah 25º-30ºC. Untuk menentukan berapa suhu udara, saat ini kita dengan mudah untuk mengetahuinya. Hampir semua smartphone memiliki aplikasi cuaca. Aplikasi tersebut juga memiliki prakiraan sampai sepekan kedepan.

Ketika kami tanyakan apakah faktor cuaca berpengaruh terhadap kenyamanan, lebih dari 97% menjawab bahwa cuaca berpengaruh terhadap kenyamanan. Namun ketika ditanyakan saat memutuskan akan berkunjung ke kawasan wisata yang ingin dituju, apakah sudah mempertibangkan faktor suhu udara? Sebanyak 57% menjawab iya di Ecopark Ancol, 39% mejawab iya di Kebun Raya Bogor dan 60% menjawab iya di Kebun Raya Cibodas.

Ternyata jawaban yang mayoritas menjawab bahwa untuk berkunjung telah mempertimbangkan faktor suhu udara adalah kawasan pantai dan pegunungan.

Kelembaban Udara

Kisaran kelembaban udara yang dirasakan nyaman adalah 60%-70%. Kelembaban udara adalah konsentrasi uap air yang ada di udara. Sama halnya dengan suhu udara, kami juga menanyakan apakah berkunjung ke kawasan wisata sudah mempertimbangkan faktor kelembaban udara.

Jawaban yang paling besar adalah di kawasan pantai yakni sebesar 49% sudah mempertibangkan faktor kelembaban udara. Untuk kawasan dataran rendah dan pegunungan yang sudah mempertimbangkan faktor kelembaban udara masing-masing hanya sebesar 10% dan 17%. Ternyata menurut persepsi wisatawan bahwa kawasan pantai identik dengan udara panas dan kering.

Angin

Kondisi angin yang dirasa nyaman adalah kecepatan angin kecil dari 9 km/jam atau 2,5 m/detik. Sama dengan faktor kelembaban udara, pengunjung yang paling banyak mempertimbangkan faktor angin untuk memutuskan berkunjung adalah kawasan pantai yakni sebesar 49%. Selanjutnya untuk kawasan Kebun Raya Bogor dan Kebun Raya Cibodas berturut-turut 20% dan 32%.

Sinar Matahari

Berdasarkan ketinggian tempat (topografi), semakin tinggi kawasan wisata maka semakin rendah persentase wisatawan mempertimbangkan faktor sinar matahari untuk berkunjung. Berturut-turut dari pantai sampai ke pegunungan persentasenya adalah 60%, 31% dan 23%.

Saat yang tidak nyaman untuk berwisata adalah tengah hari pada rentang pukul 12:00 sampai pukul 2:00 siang di mana matahari memiliki intensitas yang tinggi. Saat tengah hari pilihlah lokasi yang memiliki vegetasi seperti pohon sebab fungsi pohon sebagai naungan yang dapat mereduksi sinar matahari sehingga tidak langsung mengenai tubuh.

Curah Hujan

Sebagaimana pepatah yang sering kita dengar, sedia payung sebelum hujan. Artinya jika terjadi hujan maka kita tidak akan nyaman untuk berwisata. Beberapa tanda alam dapat digunakan sebagai pedoman seperti munculnya awan hitam atau mendung. Meskipun ada juga pameo bahwa mendung tak berarti hujan, namun kita tetap waspada dengan membawa payung atau jas hujan.

Apa dampaknya jika kita mengetahui kondisi cuaca di lokasi wisata? Pertama berdampak pada pakaian yang akan kita gunakan. Kawasan yang memiliki suhu udara dingin, maka pakaian yang kita pakai agak tebal dibandingkan suhu udara yang panas.

Sebagai contoh berkunjung ke kawasan pegunungan dan pantai. Jangan sampai berwisata ke pantai memakai pakaian tebal, begitu juga sebaliknya. Jadi pilihlah pakaian yang sesuai dengan suhu udara kawasan wisata. Dampak selanjutnya adalah alat-alat pendukung, seperti pelembab.

Jika kita tahu bahwa kelembaban udara di suatu kawasan rendah, maka kita siapkan pelembab agar kulit kita tidak pecah-pecah. Selanjutnya jika kita mengetahui akan terjadi angin badai atau hujan lebat, maka putuskanlah untuk tidak jadi berwisata.

Penulis: Dr. Nofi Yendri Sudiar/Doktor pada prodi Klimatologi Terapan IPB dan dosen Fisika Universitas Negeri Padang. 

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak